Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Warga Blitar Cium Aroma Sate yang Menyengat, Setelah Ditelusuri Ternyata Bau Jenazah

Salah satunya adalah Joko, kakek berusia 65 tahun, yang tinggal Dusun Bambang Ketek, Desa Siraman, Kecamatan Kesamben

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Imam Taufiq
Petugas sedang melakukan evakuasi mayat korban di Blitar, sesaat setelah ditemukan tak bernyawa di kamar rumahnya. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Banyak kasus kematian di Kabupaten Blitar itu, akhir-akhir ini membuat kita semua prihatin.

Sebab, kebanyakan para orang tua yang sudah tua renta itu saat merenggang nyawa tanpa diketahui keluarganya, bahkan seringkali jasad korbannya baru diketahui setelah sudah berbau.

Salah satunya adalah Joko, kakek berusia 65 tahun, yang tinggal Dusun Bambang Ketek, Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Blitar. Jasad korban ditemukan dalam keadaan sudah berbau di dalam kamar rumahnya, Kamis (29/9/2022) sore kamarin. Diduga korban sudah beberapa hari meregang nyawa namun karena tingggal sebatang kara sehingga tidak ada yang mengetahuinya.

"Kalau melihat dari keadaan mayat korban sepertinya sudah beberapa hari meninggal dunia. Cuma, tak ada yang tahu karena korban itu tinggal sendirian di rumah selama ini," ujar Iptu Suhartono, Kappolsek Kesamben.

Menurutnya, belum diketahui penyebab pastinya namun korban itu sudah lama diketahui sakit-sakitan. Ada yang bilang asma namun juga ada informasi lain hipertensi atau darah tinggi.

Itu diperkuat saat korban ditemukan meninggal dunia, tangan kirinya masih memegang botol obat (obat batuk). Begitu juga, di tempat tidurnya juga ditemukan ada beberapa merek obat dari berbagai penyakit. Di antaranya, obat asma dan darah tinggi.

Baca juga: Sebulan Meninggal di Malaysia, Jenazah TKI asal Sampang Tak Kunjung Dipulangkan

"Kalau menurut tetangganya, biasanya korban itu nongkrong di depan rumahnya kalau siang hari sambil menghadap ke jalan (jalan raya Malang-Blitar)," ungkapnya.

Kematian korban itu diketahui sekitar pukul 17.00 WIB, dengan tanpa sengaja. Sebab, meski korban diketahui sudah tiga hari tak terlihat keluar rumah, namun tak ada orang yang menyadarinya.

Sebab, tetangganya juga jarang yang bermain ke rumah korban, sementara korban sendiri juga tinggal sebatang kara.

Itu karena ketiga anaknya sudah berkeluarga dan istrinya sudah lama bekerja ke Kalimantan. Untuk makan setiap hari, ia memasak sendiri karena jauh dari sanak familinya.

"Kata tetangganya, ia memang diketahui punya penyakit namun tiap hari masih kelihatan bugar dan sering nongkrong di depan rumahnya,"ujarnya.

Hari-harinya dihabiskan di dalam rumahnya, yang sangat sederhana atau hanya berukuran sekitar 6x8 m2. Rumah itu langsung menghadap ke jalan raya Malang-Blitar namun belakangnya adalah rel KA. Kalau lagi duduk di teras rumahnya, ia seperti mendapat hiburan karena bisa sambil memandangi polisi cepek yang menyebrangkan warga. Kematian korban diketahui oleh orang lain atau orang yang lagi beli sate.

Sebab, di sebelah rumah korban itu ada penjual sate yang cukup dikenal. Kebetulan sore itu, si pembeli pria yang berusia 45 tahun itu bersama temannya sedang makan sate di tempat.

Namun, saat menikmati sate beberapa tusuk, ia kaget karena mencium bau tak enak. Diam-diam, ia sempat mengira itu bau dari sate yang dimakannya namun tak berani dikatakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved