Tragedi Arema vs Persebaya
Terjawab Pemicu Awal Kerusuhan Arema 127 Korban, Padahal Tak Ada Kuota untuk Bonek, Simak Kronologi
Terjawab akhirnya penyebab kerusahan Arema memakan 127 korban jiwa, kronologi yang beredarpun ramai tersebar.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Mulai terjawab perlahan penyebab sebenarnya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tempat diselenggarakannya laga Arema FC vs Persebaya Liga 1.
Derbi Jawa Timur pertandingan sepak bola Liga I antara Arema FC vs Persebaya berakhir dengan kerusuhan suporter.
Sebanyak 127 orang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut.
Tragedi Arema vs Persebaya ini menjadi perbincangan hangat sampai Minggu (2/9/2022).
Meski ada dua klub yang bertanding, namun menurut Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat seisi stadion hanya dipenuhi oleh suporter Arema FC.
Baca juga: Penyebab Kerusuhan Arema FC vs Persebaya hingga Tewaskan 127 Orang, Suporter Lari ke Ruang Ganti
Disampaikan pihak kepolisian, panitia tidak memberikan satupun kuota untuk pendukung Persebaya atau yang dikenal dengan Bonek.
Kata Kapolres panitia pelaksana pertandingan tidak memberikan kuota untuk suporter Persebaya Surabaya.
"Panitia tidak memberikan kuota untuk pendukung Persebaya," kata AKBP Ferli Hidayat dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).
Saat pertandingan berlangsung kata AKBP Ferli Hidayat jumlah penonton yang hadir diperkirakan ada 42 ribu dan semuanya adalah Aremania.
"Diperkirakan ada 42 ribu penonton," kata Kapolres.
Pihak kepolisian lanjut Kapolres saat pertandingan berlangsung sempat mengamankan beberapa suporter Persebaya Surabaya yang nekat hendak masuk ke dalam stadion.
"Ada delapan orang suporter Persebaya Surabaya yang kita amankan karena memaksa masuk ke dalam stadion," ujar Kapolres.
Pemicu awal terjadinya kerusuhan antara suporter Arema FC itu akhirnya mulai terjawab.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta membuka suara soal penembakan gas air mata terhadap suporter Arema FC di tribune yang memicu tragedi Kanjuruhan Arema FC di Malang.
Nico menyatakan bahwa penembakan gas air mata itu sudah sesuai prosedur untuk menghalau upaya oknum suporter merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkistis.
"Para supoter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesajk napas," kata Nico dalam konferensi pers di Mapolres Malang sebagaimana dilansir Tribun Jatim dari Kompas.com Regional, Minggu (2/10/2022) pagi.
Baca juga: 127 Korban Meninggal, Ini KRONOLOGI Kerusuhan usai Laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan
Nico menyebutkan, dari sekitar 42.288 supoter tidak semuanya turun ke lapangan.
Hanya sekitar 3.000 orang yang merangsek ke dalam lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suproter," tandas Nico.
Nico mengatakan korban tewas dalam insiden itu sebanyak 127 orang.
Dua di antaranya polisi.
Sebagian korban tewas di Stadion Kanjuruhan, dan sisanya 93 orang di rumah sakit.
Nico menyayangkan suporter yang tidak mematuhi aturan hingga menyebabkan tragedi ini terjadi.
Baca juga: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Memakan Korban Jiwa, Kompetisi Liga 1 2022 Dihentikan Sementara
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan teradi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ujar Nico.
Kerusuhan suporter terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Pemicu kerusuhan tersebut diduga karena ribuan orang dari tribun penonton masuk ke lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya dikalahkan dengan skor 2-3.

Sementara itu, lewat media sosial ada beberapa cuitan yang berakhir viral.
Postingan diunggah oleh para penonton yang kala itu menyaksikan langsung tragedi yang terjadi.
Postingan yang diunggah oleh Rezqi Wahyu 05 misalnya mendapat sorotan media sosial setelah menuliskan kronologi yang terjadi versinya sesaat setelah menyaksikan derbi Jatim itu.
Dalam cuitannya akun ini menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan insiden yang menewaskan 127 orang tersebut.

Diawali dengan unggahannya yang menceritakan kronologi saat menonton pertandingan Arema vs Persebaya, cuitan Rezqi mendapat kurang lebih 43 ribu likes dan 13 ribu retweets.
Diceritakan bahwa kondisi pertandingan berjalan sebenarnya sangat aman dan terkendali.
Setelah peluit akhir dibunyikan, awal mula tragedi dimulai adalah ketika para pemain Arema yang terlihat lesu dan kecewa karena kalah.
Pasca menunjukkan gestur minta maaf ke suporter, ada seorang suporter dari arah tribun selatan yang mendatangi pelatih hingga tim manajer.
Baca juga: 127 Orang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Malang, PSSI: Arema FC Dilarang Menjadi Tuan Rumah
“Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat john alfarizie mencoba memberi pengertian terhadap oknum tersebut”
Ternyata, pasca kejadian yang terlihat di bawah tribun itu akhirnya para suporter terpicu untuk turun langsung ke lapangan dan mulai ricuh.
Disampaikan oleh Rezqi Wahyu, rupanya suporter Arema saling beradu lempar dengan aparat kepolisian.
Tak bisa membendung serangan dari suporter Arema, akhirnya polisi dan aparat menembakkan gas air mata ke arah suporter.

Hal inilah yang membuat suporter Arema banyak yang memilih meninggalkan tribun dengan cara memaksa dan saling berdesakan, akhirnya para korban berjatuhan karena imbas kesesakan dan saling terinjak-injak.
Dalam penyampaianya di akhir cuitan, pemilik akun mengaku sangat terpukul dengan insiden ini, dan berduka cita karena semua yang dialami.
“Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, disini saya mencoba menjelaskan kronologi secara pribadi… saya sangat terpukul dengan insiden ini dan smeoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya sepak bola” tutupnya dalam cuitan dikutip Tribun Jatim dari Twitter @rezqiwahyu_05.
Simak cuitannya berikut:
Berita seputar Tragedi Arema vs Persebaya lainnya