Berita Banyuwangi
Banyuwangi Book Fair 2022 Manjakan Pecinta Buku, Tersedia Ribuan Judul hingga Bedah Karya Penulis
Para pecinta buku dan pelajar di Banyuwangi bakal dimanjakan dengan Banyuwangi Book Fair 2022 yang digelar di Gedung Juang 1945, mulai 6-15 Oktober
Penulis: Haorrahman | Editor: Ndaru Wijayanto
Armaya sendiri lahir di Banyuwangi pada 10 Juni 1930. Setelah menuntaskan pendidikan dasarnya di Banyuwangi, ia melanjutkan sekolah ke SMA Santo Yosep Solo.
Di sini, ia berkawan karib dengan WS Rendra. Kemudian dilanjutkan ke Jakarta dengan menempuh kuliah di Universitas Indonesia.
Pergaulan selama di Solo dan Jakarta ini, mengantarkannya berkutat dalam dunia kepenulisan dan kesastraan.
“Pada tahun 1980-an beliau pulang ke Banyuwangi dan meristis Pusat Studi Budaya Banyuwangi (PSBB) yang menjadi wadah kreasinya,” ungkap Fatah Yasin Noor.
“Di PSBB ini, tidak kurang ada 500 judul buku dan edisi jurnal yang telah beliau terbitkan dengan modal nyaris ditanggung secara pribadi,” imbuh Taufiq Wr Hidayat.
Sementara itu, Hasan Basri mengenang Hasnan Singodimayan sebagai sosok yang sangat dedikatif terhadap pengembangan kebudayaan Banyuwangi.
“Beliau itu santri tulen alumni Gontor. Hal inilah yang mewarnai karya-karyanya. Bagaimana beliau mencoba mempertemukan nilai-nilai kebudayaan dan keislaman,” ungkapnya.
Hasnan Singodimayan lahir di Banyuwangi pada 17 Oktober 1931. Setelah menempuh pendidikan di Pesantren Modern Gontor (1955), ia terjun di dunia jurnalistik dan kesustraaan di Surabaya.
Atas dedikasinya tersebut diganjar dengan berbagai penghargaan. Mulai dari Pemerintah Kabupaten, Gubernur Jawa Timur hingga dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.