Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Marak di Kalangan Anak Muda, Kenali Dampak Buruknya

Inilah arti kata hustle culture yang cukup populer di kalangan milenial. Hustle culture diartikan budaya gila kerja karena mencapai tujuan karier.

Editor: Elma Gloria Stevani
Pexels/Mikael Blomkvist
Ilustrasi arti kata Hustle Culture yang dapat diartikan sebagai budaya gila kerja kerap terjadi di kalangan anak muda. 

Pekerja yang menjalani gaya hidup hustle culture sering merasa bersalah ketika beristirahat.

Mereka merasa harus selalu produktif, sehingga waktu istirahat dan liburan akan membuat mereka sangat cemas.

Kondisi fisik mereka sudah lelah, namun tetap saja pikirannya tak bisa lepas dari pekerjaan.

Situasi ini akan semakin parah jika mereka terus memantau aktivitas rekan kerja saat sedang berlibur.

c. Punya Target yang Tidak Realistis

Memiliki target tertentu memang bagus untuk memotivasi diri sendiri.

Namun beda cerita jika target yang kamu tetapkan berada di luar kemampuan alias tidak realistis.

Misalnya, kamu ingin naik jabatan ke posisi manajer meski berstatus sebagai fresh graduate yang baru bekerja selama satu bulan.

Jika sudah demikian, artinya kamu terjebak dalam situasi hustle culture.

2. Dampak Buruk Hustle Culture

Fenomena Hustle Culture bisa sangat membahayakan jika terus dibiarkan.
Fenomena Hustle Culture bisa sangat membahayakan jika terus dibiarkan, sehingga ada baiknya untuk mengenali ciri-ciri hingga dampaknya berikut ini.

a. Tingkatkan Risiko Penyakit

Hustle culture kerap dikaitkan dengan kerja lembur dan minim istirahat yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Penelitian tahun 2018 yang dipublikasikan di Current Cardiology Reports mengemukakan fakta bahwa bekerja lebih dari 50 jam per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular seperti serangan jantung dan penyakit jantung koroner.

Kerja lembur dapat meningkatkan tekanan darah dan jantung karena adanya aktivasi psikologis yang berlebihan serta tingkat stres yang tinggi.

Jika terus dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin, aritmia, hiperkoagulasi hingga iskemia.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved