Berita Ponorogo
Setelah Maghrib, Ada Suara Gemuruh Longsor, Warga Ponorogo Berbondong-bondong Keluar Rumah
Tanah longsor terjadi lereng Gunung Banyon, Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Minggu (23/10/2022).
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Tanah longsor terjadi lereng Gunung Banyon, Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Minggu (23/10/2022).
Akibatnya lebih kurang 44 kepala keluarga (KK) dari dua Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 5 dan RT 6 harus mengungsi ke rumah Kepala Desa Talun dan balai desa setempat yang berjarak 2 kilometer dari rumah warga.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut lantaran warga sudah lebih dahulu dievakuasi sebelum tanah longsor terjadi.
Hal tersebut karena keretakan tanah dan penurunan struktur tanah sudah jauh hari diketahui.
Warga selalu waspada ketika curah air hujan tinggi karena menyebabkan tanah semakin gembur dan sewaktu-waktu longsor terjadi.
Benar saja, pada pukul 18.00 WIB atau setelah maghrib terdengar suara gemuruh dan ada longsoran gunung banyon.
"Pukul 19.00 WIB warga mulai berbondong-bondong meninggalkan rumah karena takut ada longsor lanjutan yang lebih besar, karena lokasi longsor yang pertama diatas permukiman warga," kata anggota relawan bencana alam wilayah Kecamatan Ngebel Rudianto .
Wargapun mulai diungsikan menggunakan pikap milik warga setempat.
Baca juga: Lagi Bersihkan Jalan Desa, 3 Warga Nyawangan Tulungagung Tewas Terkena Longsor, 1 Orang Luka-luka
Proses evakuasi sendiri berlangsung ditengah gelap gulita lantaran jaringan PLN di wilayah tersebut padam setelah 2 hari sebelumnya kabel listrik di Desa Ngrogung terputus akibat longsor pada Jumat (20/10/2022) kemarin.
"Lokasi yang longsor ini adalah lokasi tanah gerak yang terjadi tahun 2020 lalu. Karena seminggu terakhir hujan terus disini jadi retakannya meluas terus longsor," jelasnya.
Sejumlah upaya sebenarnya telah dilakukan salah satunya adalah membuat sekat air hujan untuk mengalirkan air ke saluran air yang telah ada.
Selain itu pemerintah telah mengimbau kepada warga, lansia dan anak-anak untuk mengungsi jika terjadi hujan dan pada malam hari untuk menghindari jika bencana tanah longsor terjadi.
Hingga kini belum BPBD Ponorogo masih berupaya melakukan pendataan serta bantuan untuk para korban tanah longsor.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Warga-di-Desa-Talun-Kecamatan-Ngebel-Ponorogo-Mengungsi-Setelah-Terjadi-Tanah-Longsor.jpg)