Berita Entertainment
Lesti Kejora Terbukti Terjerat Siklus KDRT? Rizky Billar Kini Manjakan dengan Hadiah, 'Terima Kasih'
Sikap Rizky Billar setelah dimaafkan atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Lesti Kejora disorot.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Siti menjelaskan, yang terjadi pada relasi antara Lesti dan Rizky Billar saat ini bisa disebut fase "bulan madu semu" dalam fase KDRT.
"Jika tidak ada intervensi untuk membantu pelaku mengelola konflik, potensi kekerasan tetap akan terjadi, mengikuti siklus KDRT."
"Namun harus diingat, siklus ini akan terus berputar dengan intensitas yg makin cepat dan bentuk kekerasan yang bisa semakin memburuk," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Terekam Perlakuan Rizky Billar ke Lesti Kejora setelah Berbaikan usai KDRT, Tangannya Jadi Sorotan
Di tahap reconciliation/honeymoon phase ini, pelaku dihantui rasa bersalah dan penyesalan setelah melakukan kekerasan.
Namun penyesalan bisa bersifat manipulatif.
Pelaku menyesal bukan atas kesadaran, tapi karena takut mengalami konsekuensi yang lebih berat seperti perceraian atau dilaporkan.
"Pada tahap inilah hati pasangan akan luluh, merasa kasihan, dan memaafkannya kembali."
"Tentu dengan harapan bahwa si pelaku benar-benar bertobat dan tidak melakukan kekerasan lagi," sambungnya.
Baca juga: Sikap Lesti Kejora dan Rizky Billar Mesra Lagi Disorot Pakar, KDRT Bisa Terulang?, Perlu Bantuan
Mengutip hasil penelitian Lenore Walker, seorang psikolog feminis, Siti mengatakan setidaknya ada empat fase dalam siklus KDRT. Fase pertama adalah tahap ketegangan dimulai (tension building phase).
Pada fase ini, perbedaan pendapat yang bercampur dengan ketegangan emosi dimulai. Di dalamnya terdapat adu mulut disertai nada-nada marah, menekan, sekaligus mengancam.
Lalu, pada fase kedua terjadi tindakan atau kekerasan (acting-out phase). Ketika ketegangan tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka pelaku akan melakukan kekerasan, khususnya fisik.
"Pelaku akan merasa dengan jalan ini maka ketegangan dapat berakhir dan situasi akan kembali terkendali. Dengan cara kekerasan, ia juga sedang menunjukkan siapa yang lebih kuat dan berkuasa," kata Siti.
Ketiga, ada tahap penyesalan atau bulan madu (reconciliation/honeymoon phase). Setelah melakukan kekerasan, pelaku dihantui rasa bersalah dan penyesalan.
Tetapi, Siti mengingatkan penyesalan mungkin saja bersifat manipulatif. Yaitu ia menyesal bukan atas kesadaran, tapi karena takut mengalami konsekuensi yang lebih berat seperti perceraian atau dilaporkan.
"Pada tahap inilah hati pasangan akan luluh, merasa kasihan, dan memaafkannya kembali dengan harapan si pelaku benar-benar bertobat dan tidak melakukan kekerasan lagi," kata Siti.
Baca juga: Lesti Kejora Sudah Manggung Lagi, Dewi Perssik Sindir Tenggorokan Bergeser, Ikut Boikot Dedek?