Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Madiun

Fitur GoSend di Gojek Jadi Penyambung Asa Penyandang Tunadaksa di Kota Madiun

Fitur GoSend di Gojek jadi penyambung asa penyandang tunadaksa di Kota Madiun. Bisa mengirim majalah dan buku bekas dagangan ke pelanggan dengan aman.

TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra
Agus Budianto (50) warga Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, saat mengirimkan barang dagangannya menggunakan aplikasi Gojek melalui fitur GoSend, Senin (31/10/2022). 

Senyum bangga tak dapat ditutupi kala ia mengingat masa tersebut. Bisa merawat kedua orang tua dengan tetap berpenghasilan sendiri adalah kebahagiaan bagi Agus.

"Selama empat tahun berjualan majalah bekas, saya tidak pernah sekalipun mengantarkan pesanan pelanggan sendiri. Saya selalu pakai GoSend," tegasnya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, Agus tidak mau mengambil risiko terjatuh saat mengantarkan pesanan tersebut, karena sadar ia belum tentu menguasai medan jalan yang ditempuh.

"Kalau jatuh malah repot karena tidak ada yang merawat," tambahnya.

Manfaat GoSend makin terasa kala pandemi Covid-19 menyerang Kota Madiun. Ia tak bisa membayangkan jika harus mengantarkan pesanan pelanggan sendiri.

Saat itu, jalanan dan gang-gang di Kota Pendekar (sebutan Madiun) banyak yang ditutup akibat pembatasan mobilitas masyarakat untuk meminimalisasi penularan Covid-19.

Agus juga tak ingin tertular Covid-19, ia hanya berani keluar saat belanja buku dan majalah bekas di Gang Punthuk, pusat barang bekas terbesar di Kota Madiun.

"Saat pandemi Covid-19 sebenarnya pesanan majalah semakin ramai karena orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, salah satu kegiatannya ya membaca," ujarnya.

Agus ingat, omzet di masa pandemi Covid-19 bisa meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

"Kalau rata-rata omzet penjualan per bulan Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu, tapi saat pandemi Covid-19 saya bisa dapat sampai Rp 1 juta 500 ribu. Semua pesanan saya kirim lewat Gojek," lanjutnya.

Di tengah semangatnya melayani pesanan yang ramai, kedua orang tua Agus meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan.

Semangat hidupnya pun jatuh saat itu, namun ia segera teringat pesan kedua orang tua untuk tak patah arang mengejar cita-citanya dengan berbagai keterbatasannya.

Agus pun hidup seorang diri di rumah peninggalan bapak ibunya. Uang yang ia dapat dari bekerja di luar kota dan berjualan majalah bekas ia gunakan untuk merenovasi rumah.

"Rumahnya luas, bagian rumah yang baru direnovasi itu saya kontrakkan," jelas Agus.

Hingga kini, Agus bersyukur bisa terus menebar ilmu dari berjualan majalah bekas, ia juga bisa menabung sedikit demi sedikit dari pekerjaannya tersebut.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved