Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gempa Cianjur

Setelah Gempa Cianjur, Wirang Birawa Berharap Firasat Buruknya Tak Terbukti, 'Daripada Membawa Duka'

Sosok Wirang Birawa yang kerap mengungkap ramalannya ikut menunjukkan kesedihan atas gempa yang terjadi di Cianjur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Tribun Jabar/Fauzi Noviandi
Pondok Pesantren di Kampung Garogol Desa Cibulakang ambruk karena gempa Cirebon. 

Ia juga menuliskan harapannya dengan singgung soal ramalan Wirang di pengujung tahun 2022.

"Semoga cepat berlalu 2022 .

Semoga Firasat-Firasat yang kemarin tidak terjadi dari pada membawa duka & kesedihan," tulis Wirang Birawa pada keterangan foto.

Sontak unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar dari para netizen yang merasakan gempa di Cianjur.

Banyak netizen yang turut berdoa agar semuanya baik-baik saja.

Postingan Wirang Birawa soal gempa di Cianjur
Postingan Wirang Birawa soal gempa di Cianjur (Instagram)

Baca juga: Kisah Fadillah Korban Selamat Gempa Cianjur: Kepala Berdarah, Keluar dari Runtuhan Tembok Sendirian

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa bumi susulan terus terjadi pascagempa pertama di wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) siang.

Menurut catatan BMKG, hingga Selasa (22/11/2022) pukul 07.30 WIB, telah terjadi 122 gempa susulan.

"Data BMKG menunjukkan bahwa hingga hari Selasa pagi ini, 22 November pukul 07.30 WIB, kita sudah mencatat 122 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan magnitudo terkecil itu 1,5," kata Daryono dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/11/2022).

Kabar baiknya, tren magnitudo gempa susulan cenderung melemah karena magnitudonya semakin kecil.

Frekuensi gempa susulan juga semakin jarang.

"Ini pertanda baik bagi kita semua bahwa tidak lama lagi kondisi akan stabil kembali dan Insya Allah akan aman kembali," ujar Daryono.

Baca juga: Ngerinya Gempa M 5,6 Cianjur, Truk - Angkot Berisi 15 Siswa Tertimbun Tanah Longsor di Jalur Puncak

Daryono mengatakan, dengan magnitudo 5,6, gempa pertama yang terjadi di Cianjur sebenarnya tidak terlalu besar.

Namun, lantaran itu merupakan gempa tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, kerusakan yang ditimbulkan terbilang signifikan.

"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal, jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," jelas Daryono.

Belum lagi, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved