Berita Entertainment
SOSOK Pidi Baiq, Editor Buku 'Cerita Ade' yang Ditulis Nia Ramadhani, Penulis Novel Populer 'Dilan'
Berikut sosok Pidi Baiq kini trending di Twitter, Senin (28/11/2022). Editor buku Nia Ramadhani berjudul 'Cerita Ade'.
TRIBUNJATIM.COM - Pidi Baiq kini trending di Twitter, Senin (28/11/2022).
Nama penulis terkenal Tanah Air ini menjadi sorotan karena menjadi penyunting buku tulisan artis cantik Nia Ramadhani.
Diketahui, hari ini merupakan soft launching buku 'Cerita Ade'.
Buku tersebut ditulis oleh Nia Ramadhani, istri Ardi Bakrie.
Pidi Baiq diketahui merupakan editor buku 'Cerita Ade'.
Selain terkait buku Nia Ramadhani, quotes-quotes dari tulisan Pidi Baiq pun kin menjadi perbincangan hangat di Twitter.
Sebelumnya, nama Pidi Baiq juga menjadi sorotan berkat karyanya, novel populer berjudul 'Dilan'.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Cerita 'Dilan' dalam novel karya Pidi Baiq ini pernah diangkat ke dalam film yang dibintangi aktor tampan Iqbaal Ramadhan.
Film 'Dilan' pun laris manis di pasaran, sama dengan novelnya.
Berikut tersaji profil dan perjalanan karir Pidi Baiq.
Yuk simak!
Baca juga: SOSOK Nia Ramadhani, Artis Cantik Penulis Buku Cerita Ade, Istri Ardi Bakrie Trending di Twitter
Profil Pidi Baiq
Pidi Baiq merupakan sosok yang lahir pada 08 Agustus 1972.
Pidi Baiq bukan lahir dari keluarga seniman, namun di dalam diri Pidi mengalir darah seni.
Pidi Baiq menyukai seni sejak dulu.
Ayahnya merupakan pelanggan majalah Bobo, namun Pidi Baiq memilih untuk menutup ilustrasi gambar yang terdapat di majalah Bobo dan menggantinya dengan ilustrasi gambar dari Pidi.
Kemampuan itu yang kemudian mengasah kemahirannya dan tidak heran jika Pidi Baiq diterima di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung.
Pidi Baiq mengaku jarang membaca buku maupun novel.
Pidi Baiq membaca dan akhirnya menyukai sastra karena Ibu dan kakak perempuan Pidi Baiq berprofesi sebagai Guru Bahasa Indonesia yang sering meminjamkan buku karangan dari Sutan Takdir Alisjahbana, Taufik Ismail, Iwan Simatupang, dan WS Rendra.
Terinspirasi dari membaca buku yang dibawakan oleh Ibu dan kakaknya, Pidi Baiq berusaha untuk menulis puisi.
Baca juga: Arti Kata Cepmek, Kamu Nenye, hingga Tercandu-candu ala Alif Dilan KW, Bahasa Gaul Viral di TikTok
Baca juga: 7 Potret Sosok Dilan Versi Thailand, Disebut-sebut Mirip Iqbaal Ramadhan, Lihat Senyumnya
Namun puisi yang Pidi Baiq tulis tidak disukai oleh teman-temannya karena merasa puisi yang Pidi tulis itu sulit dipahami.
Pidi Baiq juga gemar membaca cerita pendek karya Sarlito Wirawan Sarwono yang terdapat di majalah Gadis.
Ayahnya yang berlangganan majalah Tempo juga membuat Pidi Baiq menyukai tulisan dari Goenawan Muhammad.

Pidi Baiq yang suka membaca dan menulis tidak membuat Pidi Baiq bercita-cita menjadi penulis, pelukis maupun seniman.
Pidi Baiq justru semasa kecilnya bercita-cita ingin menikah.
Semasa menjalankan pendidikan di ITB, sifat memberontan dan kebebasan diri Pidi Baiq semakin membara.
Pada saat itu masih menjadi perbincangan mengenai rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto dan Pidi Baiq memutuskan untuk membuat negara sendiri yang dinamakan Negara Kesatuan Republik The Panasdalam.
Negara tersebut terletak di Ruang Seni Rupa yang memiliki luas 80 meter persegi pada 1995.
Nama The Panasdalam yang diberikan merupakan akronim dari Atheis, Paganisme, Nasrani, Hindu, Buddha, dan Islam.
Ini berarti The Panasdalam menerima kalangan dari keyakinan yang berbeda-beda.
Penduduk dari negara The Panasdalam terdiri dari 18 orang.
Imam Besar negara The Panasdalam merupakan Pidi Baiq sendiri.
Baca juga: Masih Ingat Sosok Nurrani? Dulu Ngaku Istri Iqbaal Ramadhan, Kini Pilih Rohib Jadi Suami
Baca juga: Foto Kondangan Bareng Dilan Viral, Ini Biodata Zidny Lathifa Mantan Pacar Iqbaal Ramadhan
Ketika Orde Baru tumbang, negara The Panasdalam ikut tumbang pada 1998 dan negara The Panasdalam memilih untuk ikut bergabung bersama indonesia.
Pada 1997 Pidi Baiq pernah merilis komik berjudul Bandung, Pahlawan Pembela Kebetulan: Kasus Tikus Tarka yang berlatar belakang kota Bandung.
Pidi Baiq pernah bergabung bersama PT POS Indonesia dan menjadi ilustrator menghasilkan 17 judul perangko sejak 1998.
Ilustrasi prangko pertamanya yang dibuat Pidi Baiq merupakan gebrakan baru karena prangko ini prangko seri cerita rakyat.
Pada umumnya desain prangko berbeda-beda walaupun memiliki tema desain yang sama namun Pidi Baiq membuatnya berkesinambungan sehingga ketika Prangko tersebut dijejerkan maka Prangko tersebut akan membentuk sebuah rangkaian gambar.
Baca juga: 8 Drama Korea Lee Jong Suk, Aktor Tampan Banjir Pujian di Drakor Big Mouth, Ini Sederet Profesinya
Perjalan Pidi Baiq selanjutnya ke negara Belanda untuk mempelajari filsafat dan seni.
Tahun 2005 The Panasdalam bank mengisi di televisi nasional dan membuat perdebatan sengit, semenjak saat itu Pidi Baiq sebagai Imam Besar memutuskan untuk tidak akan mengisi di televisi lagi.
The Panasdalam pun sudah tidak menempati ruang seni di ITB lagi, namun sudah memiliki rumah sendiri yang menjadi kegiatan komunitas dari The Panasdalam.

Buku
Pidi Baiq yang pernah merilis komik ini kemudian dibuatkan sebuah blog oleh temannya, blog tersebut tidak memiliki konsep dan Pidi Baiq menulis apa saja di blognya.
Kemudian mantan Dekan ITB ini merilis serial Drunken pada 2008-2009.
Setial Drunken terdiri dari Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, dan Drunken Marmut.
Di buku yang berjudul Drunken Monster Pidi Baiq menceritakan bahwa banyak tetangganya yang tidak percaya jika Pidi Baiq pernah menjadi dosen dan dekan di ITB.
Nama Pidi Baiq mulai naik ke pasaran dan temannya membuatkannya twitter untuk digunakan Pidi Baiq berkomunikasi bersama pembacanya.
Baca juga: Akting Ijab Kabul, Artis Cantik dan Aktor Tampan Ini Akhirnya Nikah Beneran: Sinetron Jadi Kenyataan
Pidi Baiq sangat aktif menjawab pertanyaan dari pengikutnya.
Pidi Baiq kemudian menulis buku lagi yang berjudul Al-Asbun Manfaatulngawur pada 2010.
Buku lainnya yang ditulis pada 2010 berjudul Hanya Salju dan Pisau Batu.
Buku Dilan pun akhirnya dibuat oleh Pidi Baiq pada 2014.
Buku Dilan yang berulang-ulang cetak berkali-kali memutuskan Dilan untuk diangkat ke layar lebar.

Karya
- Bandung, Pahlawan Pembela Kebetulan: Kasus Tikus Tarka (1997)
- Drunken Monster: Kumpulan Kisah Tidak Teladan (2008)
- Drunken Molen: Kumpulan Kisah Tidak Teladan (2008)
- Drunken Mama: Keluarga Besar Kisah-kisah Non Teladan (2009)
- Drunken Marmut: Ikatan Perkumpulan Cerita Teladan (2009)
- Al-Asbun Manfaatulngawur (2010)
- Hanya Salju dan Pisau Batu (2010)
- At-Twitter: Google Menjawab Semuanya, Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012)
- S.P.B.I: Dongen Sebelum Bangun (2012)
- Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (2014)
- Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 (2015)
- Milea: Suara dari Dilan (2016)
- Asbunayah: Kumpulan Quote 1972-2098
- Baracas: Barisan Anti Cinta Asmara (2017)
Film
1. Dilan 1990
2. Dilan 1991
3. Baracas: Barisan Anti Cinta Asmara
4. Koboy Kampus
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki
Berita Seleb dan Berita Jatim lainnya