Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Anak Muda Harus Tahu! Arti Kata Resesi, Simak Juga 9 Tips Bijak Bertahan di Tengah Ancaman Resesi

Beberapa tips berikut harus diterapkan sedini mungkin agar Anda tak bingung ketika resesi benar terjadi. Lantas, apa arti kata resesi sebenarnya?

Editor: Elma Gloria Stevani
istimewa
Ancaman Resesi atau krisis ekonomi tengah menghantui masyarakat Indonesia terutama para kawula muda. Tak perlu panik, yuk simak 9 tips bijak berikut guna bertahan di tengah ancaman resesi. 

TRIBUNJATIM.COM - Ancaman resesi tengah menghantui Indonesia.

Istilah resesi dipakai untuk menggambarkan kondisi suatu negara yang dilanda krisis atau kemerosotan ekonomi.

Resesi membuat banyak orang cemas dan was-was pasalnya krisis ini dapat berdampak besar untuk masa mendatang.

Ancaman seperti berkurangnya ribuan lapangan pekerjaan, menurunnya peluang usaha serta PHK besar-besaran adalah dampak resesi yang ditakutkan masyarakat.

Resesi juga dipercaya berdampak signifikan untuk para kawula muda, apalagi bagi mereka yang masih mengandalkan uang orangtua untuk kuliah atau berfoya-foya.

Pendapat demikian dibenarkan oleh konsultan keuangan Prita Hapsari Ghozie.

"Dampak resesi yang paling dikhawatirkan adalah turunnya perekonomian yang berdampak pada berkurangnya lapangan kerja, peluang usaha, dan lainnya.

Nah, buat para mahasiswa, dampaknya bisa jadi mirip dengan tahun 1998, jika ortu terkena masalah (PHK atau bisnis turun), ya mereka tidak bisa provide biaya hidup dan biaya pendidikan seperti sebelumnya," kata Prita.

Menurut Prita Hapsari Ghozie, resesi juga membuat para fresh graduate alias lulusan baru kesulitan mencari lapangan pekerjaan.

Tentu hal ini sangat berpengaruh untuk masa depan mereka.

"Buat fresh graduate, bisa jadi lapangan pekerjaan tidak banyak dan harus bersaing dengan angkatan kerja yang sudah lebih berpengalaman (tapi rela dapat gaji lebih rendah setara fresh graduate)," papar Prita Hapsari Ghozie.

Apa Arti Kata Resesi?

Arti Kata Resesi sering berkaitan dengan kegiatan ekonomi dalam skala makro.

Menurut KBBI, arti kata resesi adalah kata dalam kelas nomina atau kata benda.

Dalam hal ini resesi dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Sehingga, arti kata resesi menurut KBBI dalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti).

Arti kata resesi selanjutnya ialah menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).

Arti kata resesi secara umum adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan hingga cenderung lama, dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Kegiatan ekonomi mengalami kontraksi besar-besaran dalam kondisi resesi.

Menurut banyak ahli, resesi ekonomi terjadi jika suatu negara mengalami peningkatan jumlah pengangguran, penurunan ritel, produk domestik bruto (PDB) yang negatif, dan terdapat kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Karena itu, generasi milenial sudah harus dituntut untuk melek berfinansial sedari dini.

Beberapa penelitian mengatakan anak muda dengan melek finansial lebih bahagia dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Para anak muda ini nantinya akan lebih mudah bertahan dari ancaman resesi lantaran memiliki tabungan dan kesiapan finansial yang baik.

Eits, tapi tak perlu panik lantaran TribunJatim.com akan berbagi tips bijak guna bertahan di tengah ancaman resesi.

Beberapa tips berikut harus diterapkan sedini mungkin agar Anda tak bingung ketika kemungkinan buruk resesi benar terjadi.

Penasaran apa saja? Yuk, langsung simak dalam artikel berikut ini.

1. Menabung
 
Saran penting namun kerap dianggap sepele adalah menabung. David seorang pekerja sektor swasta di perusahaan Kesehatan di Jakarta mengklaim menabung adalah cara yang paling bijak untuk menghadapi ancaman resesi di masa mendatang.

"Yang jelas memang menabung, itu yang saya usahakan, meski belum besar jumlahnya. Nah, kalau seandainya resesi, barang-barang naik sementara gaji tetap segitu, ya akan sangat kesulitan," kata David.

2. Hindari Atau Lunasi Utang
 
Utang adalah persoalan yang harus dihindari ketika resesi terjadi. Karena itu, sebisa mungkin hindari berutang di tengah ancaman resesi. Bagi Anda yang masih memiliki utang, segera lunasi agar tak menjadi beban ketika resesi terjadi. Saran itu disampaikan perencana keuangan Paul Deer.

"Jika Anda memiliki utang berbunga tinggi, mulailah berfokus untuk membayarnya. Tidak hanya akan membantu Anda bersiap jika Anda kehilangan pekerjaan, tetapi suku bunga juga diperkirakan akan bergerak lebih tinggi kala resesi terjadi," papar Paul.

3. Terapkan Gaya Hidup Hemat
 
Tak cuman melek finansial, gaya hidup boros juga perlu dihentikan di tengah ancaman resesi. Belajarlah untuk menerapkan gaya hidup hemat sejak dini. Bila perlu, carilah penghasilan tambahan untuk pemasukan lebih di tengah ancaman resesi. Hal itu disetujui Emiralda Noviarti selaku financial trainer.

"Sebagai mahasiswa, bisa saja penghasilan orang tua terdampak. Kalau keluarga enggak punya dana cadangan cukup, bisa jadi jatah bulanan akan mengalami hambatan, kan. Kamu harus berhemat dan berinisiatif mencari penghasilan tambahan," saran Emiralda.

4. Siapkan Asuransi Atau Dana Darurat
 
Saran lain untuk kawula muda adalah sisihkan dana darurat dari pemasukan atau tabungan Anda. Dana darurat nantinya akan membantu Anda menyelesaikan masalah atau situasi terdesak. Mike Rini Sutikno selaku perencana keuangan juga menyarankan adanya persiapan asuransi seperti BPJS kesehatan di tengah ancaman resesi.

"Yang harus kita lakukan adalah kita perlu meningkatkan atau memastikan kita punya sumber dana darurat, tabungan yang memang dialokasikan untuk memenuhi terjadinya risiko keuangan jangka pendek itu, besarannya idealnya 6-12 kali dari gaji," ujar Mike.

5. Investasi

Usai memiliki dana darurat dan persiapan asuransi, Prita Hapsari Ghozie mengimbau agar para generasi milenial mempertimbangkan rencana investasi. Persiapan investasi akan sangat menguntungkan di masa mendatang lantaran dapat menjadi peluang pemasukan kala resesi benar terjadi.

"Tetaplah berinvestasi untuk jangka panjang. Tapi catatannya, investasi adalah urusan setelah dana darurat. Kalau urusan dana darurat beres, baru deh nyari peluang inves. Soalnya ya itu tadi, uang tunai adalah raja," imbau Prita.

6. Inovatif Bisnis
 
Usai memiliki dana darurat dan persiapan asuransi, Prita Hapsari Ghozie mengimbau agar para generasi milenial mempertimbangkan rencana investasi.

Persiapan investasi akan sangat menguntungkan di masa mendatang lantaran dapat menjadi peluang pemasukan kala resesi benar terjadi.

"Tetaplah berinvestasi untuk jangka panjang. Tapi catatannya, investasi adalah urusan setelah dana darurat. Kalau urusan dana darurat beres, baru deh nyari peluang inves. Soalnya ya itu tadi, uang tunai adalah raja," imbau Prita.

7. Asah Berbagai Skill
 
Asahlah skill sebanyak-banyaknya sedari dini. Banyaknya penawaran pelatihan dan canggihnya teknologi membuat Anda kian mudah mengasah berbagai macam skill. Semakin banyak skill yang Anda miliki, semakin siap Anda menghadapi persaingan kerja di tengah ancaman resesi. Saran itu disampaikan Mike Rini Sutikno.

"Sekarang cari duit itu jauh lebih gampang, ada sosial media, ada platform freelancer, ada YouTube untuk content creator. Sekarang berbagai pelatihan untuk tingkatkan skill itu banyak, itu memang harus Anda optimalkan. Kalau nggak, Anda rugi. Pada dasarnya yang perlu Anda kembangkan adalah kapabilitas," kata Mike.

8. Bekerja Sebaik & Seprofesional Mungkin
 
Bagi Anda yang sudah ada di dunia kerja profesional, disarankan untuk bekerja sebaik dan segiat mungkin. Hal itu guna menghindari PHK besar-besaran di masa mendatang akibat ancaman resesi.

Jangan mudah melepas pekerjaan, apalagi di tengah ancaman resesi seperti sekarang. Pasalnya, lapangan pekerjaan akan ikut sulit didapat jika benar resesi terjadi. Karena itu, hargai setiap pekerjaan yang Anda miliki saat ini.

9. Dukung UMKM dan Produk Lokal
 
Tips terakhir adalah terus dukung UMKM dan produk lokal Indonesia. Pakailah barang-barang yang berasal dari produk lokal. Cara itu akan membantu memulihkan rantai perekonomian dalam negeri. Emiralda Noviarti selaku financial trainer mengimbau hal demikian.

"Jika ada brand lokal favoritmu selama ini, misalnya produk fashion, seperti baju atau sepatu, kamu bisa membantu membeli produk mereka. Ini artinya kamu membantu menghidupkan UMKM dan kegiatan ekonomi. Kita harus berupaya untuk melalui kondisi sulit ini bersama-sama," saran Emiralda.

Penyebab Resesi Ekonomi

Tentu saja resesi ekonomi bukan tanpa penyebab.

Ia muncul karena ada penurunan aktivitas ekonomi yang ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi dalam suatu negara.

Apa saja?

Simak jawabannya berikut ini:

1. Inflasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus-menerus.

Inflasi yang berlebihan bisa membahayakan dan menyebabkan resesi.

Kenaikan suku bunga oleh Bang Central AS merupakan cara untuk menekan inflasi.

Akan tetapi hal ini malah berisiko menyebabkan resesi.

2. Deflasi yang Berlebihan

Penyebab resesi yang kedua ialah deflasi yang berlebihan.

Deflasi ialah kondisi saat harga turun dari waktu ke waktu yang menyebabkan upah menyusut hingga kemudian menekan harga.

3. Gelembung Aset

Penyebab resesi yang selanjutnya ialahh gelembung aset.

Para investor yang panik biasanya akan menjual sahamnya yang kemudian dapat memicu resesi.

Kondisi ini bisa menggelembungkan pasar saham dan real estate.

Akhirnya gelembung tersebut pecah dan terjadilah panic selling yang dapat menghancurkan pasar yang kemudian menjadi penyebab resesi.

4. Guncangan Ekonomi yang Mendadak

Pemicu resesi yang lainnya ialah guncangan ekonomi yang terjadi secara mendadak, mulai dari tumpukan hutang individu maupun perusahaan.

Biaya pelunasan yang semakin tinggi, kemudian lama-lama akan meningkat ke titik di mana tidak dapat melunasinya lagi.

5. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi

Penyebab resesi lainnya adalah ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi.

Tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan mengakibatkan penumpukan stok persediaan barang.

6. Ekonomi Merosot selama Dua Kuartal Berturut-turut

Resesi juga disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang merosot selama dua kuartal berturut-turut.

Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikan, maka negara tersebut masih aman dari ancaman resesi.

Namun sebaliknya, jika produk domestik bruto menurun secara signifikan, maka dipastikan ekonomi negara tersebut mengalami resesi.

7. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor

Selanjutnya, pemicu resesi juga disebabkan oleh nilai impor yang lebih besar daripada ekspor yang menyebabkan anggaran negara menjadi defisit.

Dampak Resesi

Resesi jelas tidak menguntungkan bagi perekonomian.

Sebab ekonomi dari semua sektor baik berskala makro maupun mikro terkena dampaknya.

Lalu apa saja dampak resesi ekonomi? Ini dia beberapa jawabannya:

  • Jumlah pengangguran kian meningkat.
  • Pinjaman pemerintah melonjak tinggi untuk membiayai kebutuhan pembangunan negara.
  • Perusahaan banyak mengalami kebangkrutan.
  • Jatuhnya harga aset.
  • Perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara drastis.
  • Banyak pekerja di-PHK.
  • Daya beli masyarakat menurun.
  • Pengangguran meningkat.

Nah, itu dia 9 tips bijaksana yang bisa dibagikan TribunJatim.com untuk para generasi muda di tengah ancaman resesi.

Semoga, ketakutan masyarakat akan resesi tak benar terjadi.

Tetap bijak dalam bersikap dan terus melek akan finansial ya. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya. See you!

Baca berita terkait arti kata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved