MotoGP
Ini 3 Alasan Mengapa Sprint Race MotoGP 2023 Banyak yang Menolak: Pembalap Bisa Kena Imbasnya
Berikut 3 alasan Sprint Race MotoGP 2023 belum banyak yang bisa menerima. Simak ulasannya di artikel ini.
TRIBUNJATIM.COM - MotoGP 2023 akan memiliki format balap baru bernama Sprint Race.
Namun kemunculan Sprint Race mendapat beragam pro kontra dari berbagai pihak.
Tak sedikit yang menolak Sprint Race diterapkan pada MotoGP 2023.
Tetapi ada juga pihak yang setuju dengan wacana tersebut.
Kendati begitu, setidaknya ada 3 alasan yang membuat Sprint Race belum bisa diterima, apa saja?
Sprint Race merupakan format baru di MotoGP 2023 berupa balapan di hari Sabtu.
Lama dan total lap Sprint Race separuh dari balapan utama hari Minggu.
Plus sistem poinnya hanya diberikan kepada pembalap MotoGP yang finis 9 besar.
Besaran poin yang diberikan 12-9-7-6-5-4-3-2-1.
Baca juga: Jadwal MotoGP 2023 Dianggap Terlalu Berlebihan, Bos Dorna Angkat Bicara: Persaingan Bisnis
Sprint Race di hari Sabtu digelar di semua ronda MotoGP 2023 alias 21 kali balapan.
Itu dia muncul kontroversi Sprint Race masih dipertanyakan.
Melansir MOTOR Plus-online, ada 3 alasan Sprint Race MotoGP 2023 belum banyak yang bisa terima.
Alasan pertama terlalu cepat menetapkan Sprint Race di MotoGP 2023 berlaku semua ronde di setiap Sabtu.
Usulan dari pihak pabrikan mungkin uji coba dulu di beberapa ronde MotoGP tidak semua ronde.
Kemudian dari Sprint Race yang diadakan di beberapa ronde diadakan evaluasi baik dan bagusnya.
Bila Sprint Race digelar total 21 balapan hingga total balapan Sabtu dan Minggu ada 42 race benar-benar mengubah pola dan sistem kerja kru dan tim sebelumnya.
"Fokus tim dan pembalap jadi berubah dan tak hanya itu logistik mulai alokasi mesin, bahan bakar dan komponen lainnya bisa membengkak," kata Lin Jarvis Managing Director Yamaha Motor Racing.
Jika Sprint Race dilakukan adaptasi beberapa ronde dulu dapat diketahui apa yang harus dipersiapkan tim dan pembalap untuk menghadapinya.
Alasan kedua dengan padatnya jadwal balap MotoGP 2023 dengan adanya Sprint Race membuat fokus pembalap jadi bubar.
Risikonya pembalap bisa tidak fokus dan bisa mengakibatkan crash yang bisa merugikan tim dan pembalap.
Katakanlah pembalap A tampil bagus di Sprint Race, namun ternyata tidak mendapatkan setting terbaik di balapan hari Minggu, tentu bukan hasil yang ideal.
Atau si pembalap A ternyata tampil jeblok di Sprint Race sampai mengalami cedera.
Efeknya, pembalap A tidak bisa tampil di balapan hari Minggu yang tentu amat merugikan buat yang bersangkutan.
Alasan ketiga, penambahan balapan Sprint Race di MotoGP 2023 berdampak pada peningkatan alokasi bujet tim dan pembalap musim depan.
Baik itu alokasi mesin, jumlah alokasi ban, spare part dan juga lainnya.
Meski begitu patut ditengok serunya MotoGP 2023 dengan adanya balapan di Sabtu dan Minggu yang tentu bikin gak pengin melewatkan balapan MotoGP.
Mari sama-sama tunggu format balap baru Sprint Race di MotoGP 2023 yang dimulai Maret tahun depan.
Artikel ini telah tayang di Motorplus-online.com
Ikuti berita seputar MotoGP