Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

Sosok Farah Primadani Karouw, Dokter Forensik yang Akui Sengaja Pindahkan Otak Brigadir J ke Perut

Farah mengaku jika otak Brigadir J sengaja dipindahkan ke perut setelah autopsi pertama pada 8 Juli 2022.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
YouTube/KOMPASTV
Farah Primadani Karouw, ahli forensik dan medikolegal dari RS Bhayangkara Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri 

Diketahui Farah Primadani Kaurow adalah dokter forensik yang pertama kali autopsi jenazah Brigadir J di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Setelah tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, jenazah Brigadir J dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dan tiba pukul 20.00 WIB.

Setelah mendapat surat tertulis dari penyidik, pihak RS Polri pun melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Brigadir J.

Farah mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan luar, jenazah Brigadir J mengenakan kaos warna putih yang berlumuran darah serta celana jeans biru.

Setelah dibersihkan, tim forensik melihat adanya luka tembak di tubuh Brigadir J.

Menurut Farah, saat itu tim dokter forensik menyimpulkan waktu kematian korban berkisar dua hingga enam jam sebelum pihaknya melakukan pemeriksaan luar.

Farah mengungkap ada temuan lubang pada masker Brigadir J saat dilakukan identifikasi.

Ia mengatakan saat jenazah Brigadir J tiba di RS Polri, tampak ada masker masih menggelantung di sekitar area wajah.

Farah memastikan bila kondisi masker tersebut bolong, tapi tidak bisa dipastikan lubang tersebut disebabkan tembakan.

"Kami idenifikasi memang ada lubang di maskernya, tapi tidak tahu lubang akibat apa," katanya.

Baca juga: Ferdy Sambo Ngotot Putri Jujur soal Pelecehan, Kriminolog Heran Bukti Visum Nihil, Tak Ada Motif

Farah Primadani Kaurow mengungkapkan, tak ada luka lain selain luka tembak di jenazah Brigadir J.

Ia menuturkan, sayatan pisau di tubuh Brigadir J merupakan bekas autopsi pertama kali yang telah dilakukannya pada 8 Juli 2022 lalu.

"Apakah di jenazah Yosua itu ada sayatan pisau atau tusukan pisau?" tanya Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Betul, bekas sayatan itu saya lakukan dengan sengaja untuk mengeluarkan peluru," jawab Farah.

Farah menuturkan, tak ada luka tusukan atau sayatan di tubuh Brigadir J saat pertama kali dia melakukan autopsi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved