Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

SOSOK 'Tuhan Yesus' di Grup WhatsApp Duren Tiga, Orang Penting Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi?

Inilah sosok 'Tuhan Yesus' yang ada di Grup WhatsApp Duren Tiga. Orang penting di rumah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi?

Editor: Hefty Suud
Tribratanews.polri.go.id - TRIBUN JAMBI/ARYO TONDANG
Siapa 'Tuhan Yesus' di WhatsApp Duren Tiga terkuak. Orang penting di rumah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi? Jadi sorotan di tengah persidangan kasus pembunuhan Brigadir J. 

Setelah itu Hakim Suhel mencecar Ferdy Sambo soal niatan atau alasan dirinya memerintahkan eks Karo Paminal Div Propam Hendra Kurniawan dan mantan Kaden A Ropaminal Divpropam Polri Agus Nurpatria untuk mengecek CCTV.

Ferdy Sambo mengatakan, dirinya berharap pengecekan kamera CCTV sejatinya bisa memuluskan upayanya dalam merancang skenario.

"Seandainya perintah saudara itu dalam rangka pengungkapan kasus atau dugaan tindak pidana tersebut atau mencoba untuk menghindari dari skenario tersebut?" tanya Hakim Suhel.

"Waktu tanggal 9 itu belum ada niatan saya untuk menghindari skenario itu."

"Karena saya yakin bahwa CCTV sebenarnya tidak menyorot ke dalam (area rumah) Yang Mulia," kata Ferdy Sambo.

"Jadi tujuan saudara itu supaya skenario saudara itu rapi sedemikian rupa?" tanya Hakim Suhel.

"Bukan, siapa tahu kan bisa mendukung skenario, ternyata kan tidak," ucap Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan perintangan penyidikan atau obstraction of justice atas terdakwa Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022) malam.
Ferdy Sambo saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan perintangan penyidikan atau obstraction of justice atas terdakwa Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2022) malam. (Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

Bukan membuat skenario jadi sukses, tayangan CCTV yang diamankan malah seperti pisau bermata dua atau membuat skenario Ferdy Sambo berantakan.

Sebab saat rekaman CCTV diputar pada tanggal 13 Juli 2022, dalam tayangan tanggal 8 Juli 2022, terlihat masih ada Brigadir J masih hidup.

Ia tampak berjalan di taman rumah dinas Ferdy Sambo atau tempat kejadian perkara.

Dalam tayangan juga menampilkan Ferdy Sambo turun dari mobil berwarna hitam sesaat sebelum kamera menangkap gerak-gerik Brigadir J.

Padahal dalam skenarionya, Ferdy Sambo menyebut, terjadi aksi tembak menembak antara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E dengan Brigadir J, di saat dirinya tidak ada di rumah dinas.

"Darimana saudara mengatakan pengecekan (kamera CCTV) itu moga-moga akan mendukung skenario saudara itu?" tanya Hakim Suhel lagi.

"Karena kan saya tidak tahu kalau posisi Yosua itu jalan ke... seperti yang ada di CCTV, Yang Mulia."

"Jadi saya pikir cuma (menangkap gambar) mobil saja," kata Ferdy Sambo.

"Artinya saudara, berusaha kalaupun sorotan atau coveran kamera CCTV tersebut yang dari gapura mengarah ke situ (area rumah dinas), saudara berharap Yosua tidak tertangkap kamera tersebut?" tanya Hakim Suhel memastikan.

"Harapannya sih seperti itu, Yang Mulia," jawab Ferdy Sambo.

"Itu makanya saudara memastikan itu diamankan?" tanya lagi Hakim Suhel.

"Saya waktu itu hanya natural untuk mengecek aja Yang Mulia," jawab Ferdy Sambo.

Sementara itu Ferdy Sambo sempat marah-marah karena tak tahu Bareskrim Polri melakukan olah TKP di lokasi penembakan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinasnya, Kompleks Polri, Duren Tiga Jakarta, Selatan.

Kompol Chuck Putranto mengatakan, Ferdy Sambo yang saat itu merupakan atasannya marah karena Bareskrim melakukan olah TKP di rumah dinasnya tanpa sepengetahuan dirinya.

Namun tidak dijelaskan secara rinci mengenai waktu olah TKP Bareskrim tersebut dilakukan.

Chuck Putranto tiba untuk menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, pada Rabu (19/10/2022).
Chuck Putranto tiba untuk menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, pada Rabu (19/10/2022). (TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN)

Saat itu dirinya dan Kompol Baiquni Wibowo sedang berada di rumah dinas Ferdy Sambo pada 12 Juli 2022.

Selanjutnya Chuck Putranto meminta tolong Baiquni untuk menyalin dan melihat rekaman CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo.

"Saya sampaikan, 'Beq, tolong copy sama dilihat DVR CCTV-nya'. 'Enggak apa-apa?' 'Takut saya Beq. Karena saya kemarin sudah kena marah'," ujar Chuck Putranto.

Chuck Putranto pun mengaku dihubungi Ferdy Sambo saat berada di rumah dinas Duren Tiga.

Selanjutnya Ferdy Sambo marah karena tidak tahu Bareskrim Polri melakukan olah TKP di rumah dinasnya.

"Marahnya karena saat itu dilakukan olah TKP, tapi tidak dilaporkan ke beliau yang punya rumah."

"Intinya itu. Iya (Sambo marah karena tidak tahu Bareskrim olah TKP)," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita tentang pembunuhan Brigadir J lainnya

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved