Pembunuhan Brigadir J
Butuh 5 Bulan, Putri C Akhirnya Akui Alasan Bohong: Takut Ferdy Sambo, Kebenaran Rudapaksa Terungkap
Butuh lima bulan, Putri Candrawathi akhirnya mengakui alasan berbohong karena takut Ferdy Sambo, Hakim kini mengetahui kebenaran rudapaksa.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Sejak diumumkannya kasus pembunuhan terhadap Brigadir J, pada Juli 2022 lalu, Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo terus disorot.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjadi dua orang suami istri yang disoroti karena menyembunyikan fakta pembunuhan Brigadir J, ajudannya.
Brigadir J mengalami luka tembak di sekujur tubuhnya usai dihakimi oleh mantan Kadiv Propam Polri, 8 Juli 2022.
Hingga kini di persidangan, fakta demi fakta terus diungkap mengikuti kebenaran peristiwa yang terjadi.
Putri Candrawathi, satu di antara terdakwa kasus Pembunuhan Brigadir J ikut campur dalam skenario palsu yang dibuat sang mantan perwira polri.
Setelah kurang lebih 5 bulan proses hukum terhadap kasus Brigadir J, Putri mengurai kejujuran.
Kejujuran tersebut diperjelas oleh saksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Ahli psikologi forensik dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani menjelaskan jika Putri bohong soal pemerkosaan di rumah Duren Tiga.
Kepada Reni, Putri Candrawathi mengaku jika kekerasan seksual itu terjadi di Magelang.
Di sana, Putri Candrawathi mengaku diperkosa oleh Brigadir J.
Baca juga: Sule Geram Teddy Pardiyana Balik Tuduh Putri Delina yang Gelapkan Harta Lina Jubaedah: Kenapa?
Awalnya, Majelis Hakim menanyakan kepada Reni soal informasi terkait pelecehan seksual di Duren Tiga yang diceritakan Putri Candrawathi saat asesmen psikologi.
"Apakah ada informasi yang diberikan kepada saudara pada saat Putri itu menceritakan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi di Duren Tiga dan Putri itu menangis, dan tangisan itu juga sedemikian rupa. Apakah ini bagian dari (asesmen)," kata Majelis Hakim di sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Reni kemudian menjawab bahwa mereka mendapat informasi terkait peristiwa di Duren Tiga sehingga dapat memetakan tiga tempat yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Iya Yang Mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga, termasuk pada ibu Putri Candrawathi," ujar Reni.

Hakim kembali bertanya, apakah dalam pemeriksaan, Putri Candrawathi menceritakan skenario awal pelecehan seksual di Duren Tiga dengan menangis.
Reni kemudian mengungkapkan, Putri sebenarnya sudah mengaku bahwa peristiwa pelecehan di rumah dinas Kadiv Propam Komplek Polri Duren Tiga adalah kebohongan.
Namun, kata Reni, Putri Candrawathi mengaku terpaksa harus berbohong karena harus mengikuti skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo.
Baca juga: SOSOK Tuhan Yesus di Grup WhatsApp Duren Tiga, Orang Penting Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi?
Dalam pengakuannya, Putri Candrawathi juga menyebut peristiwa kekerasan seksual yang sebenarnya terjadi di Magelang, pada 7 Juli 2022.
"Pada waktu itu, Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya, saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya". Itu ada tangisan," kata Reni.
"Namun, respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang," ujarnya lagi.
Baca juga: Ferdy Sambo Protes Skor Kebohongan Putri Candrawathi Tertinggi di Kasus Brigadir J: Inilah Faktanya
Kebohongan yang dilakukan Putri Candrawathi pun kini terungkap jelas sudah diakui.
Selain itu, fakta terkait pemerkosaan juga akhirnya terungkap.
Fakta baru disampaikan oleh saksi yang melihat arti di balik tangisan PC selama ini dilakukan pemeriksaan.
Dari tangisan tersebut terungkap bagaimana kondisi psikologis PC yang sebenarnya.
Hakim kemudian menanyakan, bagaimana pandangan psikologis tentang tangisan Putri.

Sebab, kedua cerita baik yang bohong maupun yang benar sama-sama disertakan dengan tangisan.
Reni menjawab, tangisan tersebut bisa saja terjadi karena respons Putri takut terhadap Ferdy Sambo dan kebohongan yang disembunyikan.
Sedangkan saat berkata jujur, Putri Candrawathi dinilai menangis dengan kemungkinan perasaan trauma mengingat peristiwa perkosaan yang dialami di Magelang.
"Semuanya memang membuat takut bagi ibu Putri. (Tangisan) yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti (skenario) itu kejadiannya. Sementara (tangisan) yang satunya menyatakan kejadian yang sebenarnya itu (kekerasan seksual) yang di sini (Magelang)," kata Reni.
"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya Yang Mulia, hanya saya sampaikan terobservasi berbeda intensitasnya," ujarnya melanjutkan.

Dalam kasus ini, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf didakwa secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Dalam dakwaan jaksa, Richard Eliezer menembak Brigadir J atas perintah mantan Kepala Divisi (Kadiv) Propam kala itu, Ferdy Sambo.
Peristiwa pembunuhan disebut terjadi setelah Putri Candrawathi mengaku dilecehkan Brigadir J di Magelang.
Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Akhirnya, Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.
Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya