Berita Lamongan
Cuaca Ekstrem Buat Ribuan Nelayan Paciran Lamongan Enggan Melaut, Pilih Sandarkan Perahu
Akibat gelombang tinggi, sebanyak 6 ribu nelayan di Paciran Lamongan enggan melaut dan terpaksa menyandarkan perahunya.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Akibat gelombang tinggi, sebanyak 6 ribu nelayan di Paciran Lamongan enggan melaut dan terpaksa menyandarkan perahunya.
Selain ribuan nelayan menganggur, ada 4 perahu yang rusak dan akhirnya tenggelam saat bersandar.
Empat perahu yang tenggelam di tempat sandar karena hantaman ombak mencapai ketinggian 2-3 meter,
Diantara perahu tenggelam itu ada yang tabrakan karena tali pengikatnya lepas, ada yang tabrakan antar perahu karena besarnya ombak menyebabkan perahu rusak dan mesin pendorongnya lepas ke laut.
Ketua Rukun Nelayan Paciran, Muchlisin Amar dikonfirmasi Tribunjatim Network mengungkapkan, bahwa ombak besar disertai angin kencang berlangsung di pesisir Pantura Lamongan.
Baca juga: Ganasnya Cuaca Ekstrem di Tuban, Kapal Tongkang hingga Crane Terdampar Dihantam Gelombang Tinggi
Banyak nelayan yang Tak berani melaut karena ancaman gelombang tinggi yang sewaktu-waktu. Dari 22 ribu nelayan, 6 ribu diantaranya memilih istirahat. Mereka itu adalah nelayan dengan perahu kecil.
Dan ini membuat lebih kurang enam ribu nelayan tradisional menganggur dan tidak bisa melaut. Para Nelayan yang tak melaut ini terpaksa harus merogoh tabungan selama cuaca bersahabat.
"Beda dengan 20 tahun lalu. Sekarang nelayan sudah mahir mengelola keuangan saat musim tangkap tak ada kendala. Sehingga saat cuaca ekstrem tak lagi kelabakan, " kata Muchlisin, Senin (26/12/2022).
Lebih lanjut Muchlisin menyampaikan syukur karena hampir semua organisasi nelayan yang ada di Lamongan HNSI, ANI, HNTI , SNL , KNTI, GENI bersama pol airud polres Lamongan , berkolaborasi , bersinergi dalam mengantisipasi musibah yang mungkin bahkan dialami nelayan Pantura Lamongan sambungnya
Kasat Pol Airud Polres Lamongan, AKP Erny Pujiastuti menyampaikan tanpa kebersamaan , sinergi dan kolaborasi semua pihak yang mempunyai keperdulian dan tanggung jawab atas nasib nelayan , maka akan terasa sulit dan berat.
"Karena ada saling keperdulian itu, maka bisa meringankan kesulitan nelayan, " kata Erny.
Sementara itu menurut salah satu nelayan, gelombang tinggi ini mengharuskan para nelayan terus memantau perahunya di gubuk-gubuk nelayan sepanjang tepi pantai.
Para nelayan hanya ingin agar bisa mengawasi perahunya dan memastikan perahunya tidak tenggelam dan pecah akibat dihempas ombak.
"Kalau kondisi seperti ini hampir setiap tahun dialami para nelayan di Paciran. Karena besarnya gelombang, sampai merusak perahu yang sandar, " kata seorang nelayan, Ahyat (50).
Menurut Ahyat, perahu yang rusak dan tenggelam itu dintaranya perahu milik Akilin, Ari, Zuber, dan Sobah.
Praktis 4 nelayan dari Desa Paciran Kecamatan Paciran Lamongan ini tidak lagi bisa melaut