Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Kapolres Jombang Gelar Jumat Curhat, Warga Wadul Soal Pencurian Mentok dan Balap Liar

Polres Jombang mengambil langkah konkrit dalam menampung aspirasi masyarakat. Masyarakat pun melaporkan banyak hal.

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Kapolres Jombang AKBP Moh. Nurhidayat sendiri menjadi pemantik obrolan Jumat Curhat 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG -Polres Jombang mengambil langkah konkret dalam menampung aspirasi masyarakat.

Bersama jajaran melakukan ngobrol bareng di Masjid Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jumat (30/12/2022).

Acara tersebut dikemas dalam 'Jumat Curhat'.

Seusai melaksanakan Sholat Jumat bersama, Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat sendiri menjadi pemantik obrolan. Sembari memperkenalkan diri beserta jajaran, dirinya juga menekankan pentingnya ketertiban dan keteraturan agar menciptakan ketentraman dalam ibadah.

"Menjaga bhineka Tunggal Ika, ketertiban dan keteraturan agar nyaman beribadah," ujar Kapolres Jombang yang sudah menjabat di kota santri sekitar 1 tahun 1 bulan itu.

Dengan ragam permasalahan di masyarakat Jombang, ada sekitar 950 personel jajaran disiagakan. Jika mengaca pada ideal personel berdasar Mabes Polri, setidaknya kota santri memiliki personel sebanyak 1550 orang.

Lantas, perbincangan dimulai. Seorang warga bernama Arif mengawali pertanyaan. Menurutnya disekitar wilayah Sumberbeji kerap terjadi kemalingan ternak unggas. Selain itu adanya balap liar, knalpot brong dan rawan copet.

"Banyak kehilangan mentok, ayam, ada balap liar di area sekitar tugu. Penerangan minim, jalan di sebelah POM sering ada jambret," ungkapnya.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Kapolres lantas memberikan sejumlah jawaban. Mengenai pencurian ternak bisa lebih pada kenakalan remaja. Karena banyak menghabiskan waktu berkumpul tidak ada kerjaan akhirnya melakukan tindakan kriminal.

"Kenakalan remaja apa harus ditangkap tidak, kalau bisa didekati, terlebih dahulu didekati dilakukan penyadaran. Kenakalan remaja, motifnya kumpul karena tidak ada kerjaan. Solusinya bisa dilakukan pendekatan oleh perangkat desa setempat," terangnya.

Memang diakui oleh Kapolres selain faktor lingkungan sekitar, namun faktor secara jujur juga karena ditiadakannya tilang manual. Walaupun jajarannya rutin melakukan patroli, penertiban dan pembubaran kerumunan, tapi masih saja terjadi kriminalitas.

"Kalau ada surat tertulis dari perangkat desa atas keluhan masyarakat mengenai balap liar, atau kenakalan remaja kita akan berusaha untuk menindak," jelas AKBP Moh. Nurhidayat.

Mengenai keberadaan copet, memang susah diidentifikasi. Membedakan copet atau tidak setelah tertangkap. Termasuk kejadian pencopetan saat haul Gus Dur Ke 13 di Pondok Pesantren Tebuireng kemarin.

"Kami giat Patroli subuh di pasar pagi, untuk pencegahan," bebernya.

Warga juga mempertanyakan mengenai prosedur pengurusan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Menurut warga setempat pengurusan SIM di Satlantas cukup sulit.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved