Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Artis Korea

Inilah Sejarah Panjang Drama Korea: Mulai dari Pentas di Media Terbatas hingga Meraih Popularitas

Sebagai penikmat drama Korea, Tribunners sudah tahu belum bagaimana sejarah dan perjalanan drama Korea hingga bisa menjadi tontonan sejuta umat?

Editor: Elma Gloria Stevani
istimewa
Ilustrasi Sejarah Drama Korea. 

TRIBUNJATIM.COM - Drama Korea kini sudah menjadi tontonan sekaligus topik obrolan sehari-hari.

Kalau diminta untuk menyebutkan satu judul drama Korea, sebagian besar manusia di muka bumi ini mungkin bisa melakukannya.

Ini disebabkan oleh globalisasi yang bikin drama Korea jadi mendunia.

Di TribunJatim.com saja sudah banyak ulasan hingga debat drama Korea.

Belum lagi obrolan K-Drama enthusiast di media sosial yang juga nggak ada habisnya.

Padahal sebelum jadi konsumsi masyarakat dunia, drama Korea punya sejarah panjang.

Kesuksesan drama Korea ini nggak instan, lho.

Nah, sebagai penikmat drama Korea, Tribunners sudah tahu belum bagaimana sejarah dan perjalanan drama Korea hingga bisa menjadi tontonan sejuta umat seperti saat ini?

Menurut Yun Sukjin, seorang profesor dari Chungnam University melalui artikelnya yang bertajuk Hallyu-binger of Success, drama Korea di awal-awal debutnya bisa dibilang nggak terlalu banyak muncul di TV.

Justru drama Korea lebih banyak disiarkan lewat radio.

Drama Korea (drakor) pertama kali diproduksi pada tahun 1950-an.

Serial drama yang jadi pionir pada era itu berjudul Heaven’s Gate yang merupakan remake dari serial Irlandia berjudul sama dan disiarkan di HLKZ-TV.

Desember 1961, KBS TV mulai beroperasi.

Stasiun TV ini juga mulai membuat dramanya sendiri dengan judul Friday Stage dan I Want to be Human too.

Dua drama ini ditayangkan secara live dengan aktor-aktris yang melakoni perannya secara langsung di panggung.

Pada masa itu tentu saja drakor belum sekeren sekarang dengan banyak visualisasi CGI.

Drakor di awal perjuangannya masih mengalami hambatan karena belum banyak penulis naskah, sutradara, staf, dan aktor-aktrisnya.

Barulah pada tahun 1970-an drakor mulai lebih banyak menghiasi layar kaca karena penggunaan televisi yang semakin luas.

Sedekade kemudian, TV juga sudah mulai berwarna yang membuat penonton makin jelas melihat akting para aktor dan aktrisnya.

Itulah perjuangan drakor untuk bisa dinikmati oleh masyarakat di tanah airnya sendiri.

Beberapa waktu kemudian, drakor pun mulai melebarkan sayapnya ke negara tetangga.

Tiongkok adalah negara luar yang pertama kali mengonsumsi drakor mulai tahun 1997 dengan drama berjudul What is Love dan Star in My Heart.

Setelah Tiongkok, Jepang juga mulai kena demam drakor pada tahun 2002 dan 2003 pascabooming-nya drakor Winter Sonata dan Stairway to Heaven.

Setelah Tiongkok dan Jepang, barulah drakor mulai menjamah Asia.

Bisa dibilang kalau drakor Winter Sonata dan Autumn in My Heart adalah pelopor demam drakor di Asia.

Berdasarkan artikel To Higher Heights karya Kim Samuel, resep kesuksesan drakor pada awal tahun 2000-an adalah adanya bumbu-bumbu romance.

Asalkan ada cinta-cintaan, wis, yakin pasti diterima oleh masyarakat. Genre romance pada masa itu sesuai sama taste orang Asia Timur, khususnya Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.

Mulai tahun 2010-an, drakor mulai berubah haluan dari yang semula lebih banyak mengangkat tema yang sangat riil dan slice of life menjadi genre fantasi. Era ini dimulai dari Secret Garden.

Drama ber-genre fantasi juga lebih laku dan jadi favorit lebih banyak pemirsa.

Coba ingat-ingat drama yang mendulang rating tinggi, kebanyakan memiliki genre fantasi, kan?

Genre fantasi dalam drakor ini bisa dalam berbagai sub-genre, misalnya perjalanan waktu, zombie apocalypse, atau cinta manusia pada makhluk immortal.

Lama kelamaan negara tetangga juga mulai menerima dan mengikuti genre drakor yang semakin berkembang.

Drakor yang temanya relatable juga banyak digemari, misalnya Misaeng.

Drakor yang menceritakan kisah para pegawai ini bikin orang Korea dan Jepang sama-sama relate karena kedua negara punya masalah dalam kultur di tempat kerja dan sensibilitas gender. Kedua negara dipandang sebagai negara dengan masyarakat beretos kerja tinggi.

Tapi ketika diungkap, ternyata banyak sekali perjuangan dan pengorbanan para para pekerja di tengah budaya kerja yang kompetitif dan kejam.

Jepang juga merupakan negara yang selain menikmati konten drakor, juga ikut memproduksi ulang.

Ada beberapa drakor yang pernah di-remake oleh stasiun TV Jepang, di antaranya dua susa drama atau drama bergenre investigasi yang kondang, Signal dan Voice.

Drama Signal produksi Jepang bahkan sampai ngeboyong BTS sebagai pengisi OST, lho.

Setelah mendulang sukses di kawasan Asia Timur, disusul dengan meledaknya popularitas drakor di benua Asia, akhir-akhir ini drakor juga mulai memiliki banyak penikmat di Barat.

Apalagi setelah adanya platform Netflix yang memudahkan penggunanya untuk menonton serial dari negara manapun, drakor pun kena imbasnya.

Beberapa judul drakor bahkan diproduksi ulang oleh Amerika Serikat, seperti Good Doctor dan Hotel del Luna.

Awal Mula

Berdasarkan tulisan di buku Korean Culture No. 3:

K-Drama A New TV Genre with Global Appeal edisi tahun 2011 yang dibuat Korean Culture and Information Service, drakor mulai populer tahun 2011.

Sebab, drama Korea yang pada tahun sebelumnya hanya dianggp sebagai fenomena Asia akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Banyak drakor yang dibuat dalam beberapa tahun sebelumnya oleh "tiga besar" stasiun televisi Korea yaitu KBS, MBC, dan SBS tahun itu menemukan jalan mereka ke banyak negara.

Antar Benua

Dari yang hanya ditonton di Jepang dan Cina, akhirnya drakor mulai bisa menembus Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Bintang-bintang Korea juga semakin jadi sorotan.

Lalu lokasi syuting drakor hit menjadi tujuan wisata utama di Korea untuk dikunjungi oleh wisatawan asing.

Drakor Pertama Tayang di Luar Korea

Adapun drakor pertama yang tayang di luar negeri, tepatnya di China adalah What Is Love? yang dibintangi Choi Min Soo dan Ha Hee Ra, melalui stasiun televisi CCTV pada 1997.

Kemudian drakor Winter Sonata menjadi drakor perdana yang diputar di stasiun telvisi Jepang, NHK tahun 2003.

Drakor mulai masuk Indonesia pada 2002 dengan tayangnya Autumn in My Heart, seri pertama dari tetralogi Endless Love setelah rilis dua tahun.

Perkembangan Teknologi Mempercepat

Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi dengan akses internet yang bisa menjangkau kehidupan di negara lain membuat drakor semakin populer.

Arti kata populer menurut KBBI sendiri ialah dikenal dan disukai orang banyak (umum); sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyak; disukai dan dikagumi orang banyak.

Mengacu pada arti-arti tersebut, drakor mulai bisa diterima berbagai kalangan, gender, dan status sosial ketika masa pandemi Covid-19.

Drakor tidak lagi menjadi tontonan segmentasi yang dahulu mayoritas penontonnya adalah perempuan. Kini semakin banyak kaum Adam yang menikmati drakor.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Jatim dan berita artis Korea lainnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved