Berita Artis Korea
7 Alasan Drama Korea Romantis Sering Dijadikan Pelarian, Karakter Aktor Tampan hingga Adegan Manis
Berikut 7 alasan drama Korea romantis sering dijadikan pelarian. Mulaid dari adegan manis yang bikin iri hingga happy ending yang tidak realistis.
TRIBUNJATIM.COM - Menonton dan membaca kisah fiksi memang bisa mengalihkan perhatian kita dari kehidupan yang melelahkan.
Fiksi bisa menjadi semacam obat rutinan yang kita konsumsi untuk menenangkan diri.
Hal itu berlaku untuk drama Korea romantis.
Banyak drama Korea romantis menyajikan cerita yang ringan dan mudah diikuti penontonnya.
Drama Korea romantis bisa memberi kesan nyaman pada penontonnya yang telah dibuat pusing oleh tagihan listrik yang tinggi dan cicilan motor yang masih banyak.
Tentu, tidak semua drama Korea romantis bisa begitu.
Beberapa drama Korea romantis justru bisa membuat kita yang sedang pusing tambah pusing karena nangis mulu.
Namun, faktanya, drama Korea romantis sering dijadikan sarana eskapisme oleh sebagian penontonnya, mungkin termasuk kamu.
Kita bisa dengan mudah melihat percakapan di Twitter yang penuh dengan kehaluan. Itu wajar, kok.
Tapi, apa sih yang membuat drama Korea romantis sering dijadikan pelarian?
Berikut 7 alasan drama Korea romantis sering dijadikan pelarian.
1. Penggambaran karakter yang too good to be true
Sebagian drama Korea romantis menggambarkan karakter utama bak malaikat yang turun dari surga atau pangeran tampan yang bisa bikin cewek klepek-klepek dengan sekali kedipan mata.
Karakter yang digambarkan too good to be true memang biasanya male lead character.
Atau orang-orang sering menyebutnya dengan istilah “boyfriend material”.
Entah apakah ada sebuah penelitian banyak penonton perempuan lebih sering menjadikan drama Korea sebagai sarana eskapisme atau bagaimana, yang jelas saya jarang sekali menemukan female lead character yang dibuat sempurna.
Karakter yang too good to be true ini sering dijadikan pacar fiksi oleh para penonton.
Fenomena itu juga terjadi di kalangan fans drama Korea Indonesia. Setiap ada drama Korea yang menampilkan karakter sejenis ini, mereka akan membuat postingan-postingan halu, bahkan sampai memberi nama karakter itu dengan nama lokal.
Misalnya, Pak Gu di drama Korea My Liberation Notes dinamai Pak Gunadi oleh fans Indonesia.
Katanya sih, biar serasa bisa digapai gitu.
2. Perlindungan karakter utama laki-laki pada pasangannya
Karakter laki-laki dalam banyak drama Korea romantis diperlihatkan sebagai pahlawan yang siap membela perempuan yang disukainya apa pun yang terjadi.
Pada proses penyelamatan atau pembelaannya, biasanya sutradara akan menempatkan musik romantis atau slow motion agar lebih dramatis.
Bagi penonton drama Korea modern, hal itu mungkin akan terlihat sangat menggelikan.
Namun, faktanya, masih ada orang yang menyukai adegan semacam itu.
Di beberapa drama romance yang saya tonton empat tahun belakangan, treatment adegan yang seperti itu sudah dikurangi.
Mungkin sutradaranya sadar kalau itu lebay banget. Bahkan beberapa drama mulai menggunakan treatment penyutradaraan film layar lebar untuk adegan itu, tanpa slow motion dan musik yang volumenya dikerasin lagi.
3. Adegan-adegan manis yang bikin iri dengki
Salah satu yang bikin drama Korea romantis sering jadi tempat pelarian adalah banyaknya adegan manis yang bikin para jomlo iri dengki, tapi pada akhirnya tetap ditonton juga.
Mungkin adegan-adegan ini memang dibuat untuk para jomlo atau pasangan-pasangan yang tidak bahagia ini agar bisa membayangkan diri mereka di layar.
Selain bikin iri dengki, adegan-adegan manis ini juga bisa bikin kita jungkir balik di kamar sambil gigit-gigit bantal saking gemasnya.
Kamu juga sering gitu, kan?
Ngaku aja!
4. Diperebutkan dua karakter yang cakep parah
Nah, ini dia. drama Korea romantis sering kali menggunakan cinta segitiga sebagai konflik utama.
Kita tahu ini sudah usang dan tak jarang membosankan.
Namun, bayangkan kamulah yang sedang diperebutkan oleh dua orang cakep, tajir melintir, dan baik hati.
Walaupun halu, setidaknya dalam sepersekian detik kita merasa istimewa, kan?
Saat kita menghadapi kenyataan di mana kita sulit mendapatkan pasangan, drama Korea romance bisa membuatmu lupa sejenak akan kenyataan yang menyedihkan itu.
5. Kebetulan-kebetulan yang indah
Dalam sebuah drama Korea romantis, “kebetulan” bisa jadi kunci dari semua cerita.
Kebetulan karakter bertemu di pernikahan mantan masing-masing, kebetulan bertemu karena pekerjaan, kebetulan bertemu dalam kecelakaan, dan lain sebagainya.
Kebetulan-kebetulan itu mengantarkan karakter ke kisah yang rumit, tapi indah.
Sebagai penonton, kita pun berharap semoga ada kebetulan yang mengantar kita kepada kebahagiaan.
Sebagian diri kita sadar bahwa kita sedang berandai-andai, sebagian diri kita yang lain hanyut terbawa arus hubungan di drama Korea sampai susah move on.
6. Makanan drama Korea enak-enak
Sebenarnya bukan hanya ada di drama Korea romantis, tapi makanan-makanan pas karakter nge-date itu memang suka bikin kita ngiler.
Kita berharap bisa memasukkan tangan kita ke layar dan mengambil sepiring steak yang tidak dihabiskan, tapi sayang sekali tak bisa.
Kita cuma bisa membayangkan rasa mi instan yang menemani kita nonton sama seperti rasa steak atau galbijjim yang ada di layar.
7. Happy ending yang terkadang tidak realistis
Drama Korea romantis pada umumnya selalu berakhir dengan bahagia.
Namun, kenyataan tidak selalu demikian.
Namun, kita bisa turut senang melihat semua karakter di dalam drama Korea romantis mendapatkan akhir yang adil dan bahagia seolah kita masuk ke dalam kisah mereka.
Perasaan semacam itu bisa menyelamatkan kita dari realistas yang suram walau hanya sementara.
Nah, itu dia 7 alasan mengapa drama Korea romantis sering dijadikan pelarian.
Tidak ada salahnya menjadikan drama Korea sebagai pelarian.
Namun, kalau kamu terlalu serius menanggapi drama Korea, kamu bisa terjebak di dunia fiksi yang kamu buat sendiri.
Padahal di luar sana, kenyataan sedang memanggil-manggil nomor undianmu.
Dibawa santai saja, ya, Tribunners.
Alasan Drama Korea sangat Digemari
Melansir Kompas.com, Pakar Kajian Sinema Universitas Airlangga (Unair), Igak Satrya Wibawa, mengatakan tren drama Korea sedang marak di Indonesia.
"Jadi, itu menjadi kecenderungan (drama Korea banyak digemari), makanya tren adalah salah satu faktor penting," kata Igak, Rabu (5/5/2021).
1. Membangun ikatan emosinal
Siapa yang tak ikut menangis saat ada karakter dalam drakor yang tiba-tiba meninggal? Siapa juga yang tak marah kala pemeran dalam drama berulah atau melakukan kejahatan.
Segala emosi bisa muncul saat kita menonton drama Korea. Oleh karena itu, banyak yang suka menontonnya karena bisa merasakan berbagai emosi itu.
Menurut Igak, drama Korea ini mengarah kepada ikatan emosional yang secara stereotip lebih dimiliki oleh perempuan.
Igak menjelaskan, remaja perempuan menduduki rating tertinggi sebagai penggemar drama Korea. Sebab, drama Korea ditujukan untuk menyasar audiens perempuan.
"Tidak hanya drama Korea, konsep drama sejak dulu memang diarahkan ke perempuan. Drama dibuat untuk mereka yang menyukai sentuhan-sentuhan psikologis emosional, dan lebih besar ada pada perempuan," ujar Igak.
Oleh sebab itu, produser drama Korea kerap melengkapinya dengan sajian fisik yang mempesona dan menampilkan alur cerita dramatis.
"Semua drama pasti menjual narasi-narasi emosional dan fisik rupawan, itu standar dari drama, cuma masalahnya mereka sedang dalam puncak popularitas," kata Igak.
2. Mudah untuk mengaksesnya
Selain dari segi narasi dan aktornya, Igak menambahkan bahwa pilihan media penyebaran drama Korea juga tidak kalah penting.
Layanan aplikasi menonton digital seperti Netflix, Iflix, Disney+ Hotstar, atau WeTV sangat mudah diakses kapan pun dan di mana pun oleh remaja saat ini.
Sehingga, strategi meraih pasar drama Korea lebih menjual pada platform ini.
"Sinetron tanah air muncul di televisi. Media televisi bukan menjadi pilihan media generasi sekarang. Jadi mereka (drama Korea) muncul lewat media internet, streaming berbayar, aplikasi mobile, Youtube dan lain-lain. Itu jauh lebih efektif," kata Igak.
3. Terdiri dari episode pendek
Drama Korea memiliki alur dan episode yang jelas. Dibanding sinetron Indonesia, drama Korea lebih disukai karena memiliki episode yang pendek, yakni 12, 16, 20, atau 32 episode saja.
Drama Korea pun menyajikan cerita berbeda dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ada kreativitas para sineas dalam menyajikan karya.
"Mencari tahu sesuatu di luar kehidupan sehari-hari mungkin lebih menarik. Itu mungkin faktor penyebab mereka menyukai drama Korea," kata Igak.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Jatim dan berita artis Korea lainnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
drama Korea romantis
drama Korea
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
berita Jatim terkini
drama Korea romantis sering dijadikan pelarian
Berita Artis Korea
My Liberation Notes
Sosok Kang Seo Ha yang Meninggal Usai Berjuang Melawan Kanker, Ini Drakor yang Pernah Dibintanginya |
![]() |
---|
Rekomendasi Drama Korea Dibintangi Jung Kyung Ho, Berperan Jadi Dokter hingga Pengacara Hantu |
![]() |
---|
Rekomendasi Drama Korea Terbaru Mei 2025, Jung Kyung Ho Jadi Pengacara Setan, Lee Jae Wook Comeback |
![]() |
---|
Rekomendasi Drama Korea Rating Tinggi Mei 2025, Tayang di Netflix, Terbaru Drakor Kang Ha Neul |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Drakor Mei 2025, Bakal Tayang di Netflix, Kang Ha Neul Comeback di Tastefully Yours |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.