Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2023

Hikmah Ramadan : Taubat yang Diterima

IBLIS adalah makluk Allah yang habitatnya sebagai aduwwum mubin(musuh yang nyata); menurutinya berimplikasi Dosa.

Editor: Sudarma Adi
Istimewa
KH Abdurrahman Navis, Lc, M.HI 

Oleh KH Abdurrahman Navis, Lc, M.HI (Ketua MUI Jatim) 

TRIBUNJATIM.COM - IBLIS adalah makluk Allah yang habitatnya sebagai aduwwum mubin(musuh yang nyata); menurutinya berimplikasi Dosa.

Ada juga makhluk Allah yang selalu taat dijalannya, yakni malaikat. Garis tipologinya hanya memenuhi perintah Allah.

Sedangkan Manusia merupakan makhluk yang kedudukannya lebih mulia dari iblis dan lebih rendah dari malaikat.

Pada saat tertentu, manusia bisa berpotensi seperti iblis atau seperti malaikat.

Baca juga: Hikmah Ramadan : Anugerah Lailatul Qadr

Berkenaan dengan potensi berdosa bagi umat manusia, nabi dawuh:

Dari Anas radiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Setiap manusia pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertobat.’(Hr. Tirmidzi)

Hadits itu menyasar setiap umat manusia, kecuali para nabi. Sebab, menurut konsensus ulama(ijma') para Nabi punya keistimewaan dijauhkan dari pada Dosa ('ishmah)

Dari sini jelas bahwa setiap manusia tak ada satupun yang lolos dari pada yang namanya Dosa.

Tentang bahaya Dosa, Nabi menyampaikan “Sesungguhnya seorang mukmin jika ia berbuat dosa, ditorehkan noktah hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti mengerjakan dosa, hatinya dibersihkan.

Namun jika ia terus berbuat dosa maka noktah hitam itu juga bertambah sehingga ditutup hatinya. Itulah penutup hati yang difirmankan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka’.” (HR Ash-hab as-Sunan)

Sebesar apapun Dosa manusia, Allah masih memberi ruang taubat, sebagaimana Allah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” (QS at-Tahrim: 8)  

Adapun cara taubat yang benar: menyesali dosa yang sudah diperbuat, berkomitmen tidak mengulangi, mohon ampun kepada Allah, termasuk juga meminta maaf kepada sesama manusia jika terlibat Dosa hakkul adami.

Lalu bagaimana tanda-tanda diterimanya taubat?
Al-ghazali Dalam kitab mukasyafatul qulub disebutkan:

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved