Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Kisah Anak Mantan Kapolri yang Tak Malu Bekerja di Bengkel untuk Biaya Kuliah: Bapak Tak Melarang

Inilah kisah anak mantan Kapolri yang bekerja di bengkel. Dia tidak malu melakukannya demi membayar uang kuliah.

Editor: Januar
YouTube Najwa Shihab
Aditya Soetanto saat menjadi bintang tamu di Acara Mata Najwa dikanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (24/11/2021). 

TRIBUNJATIM.COM- Inilah kisah anak mantan Kapolri yang bekerja di bengkel.

Dia tidak malu melakukannya demi membayar uang kuliah.

Siapakah anak mantan Kapolri tersebut?

Simak kishnya di sini!

Aditya S Hoegeng adalah anak dari Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso, mantan Kapolri yang dikenal sebagai polisi paling berani dan jujur di Indonesia.

Namun, Aditya tidak pernah merasa bangga atau sombong sebagai anak jenderal.

Ia malah hidup sederhana dan tidak rendah hati bekerja keras untuk mencari penghasilan.

Ketika kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Aditya bekerja di sebuah bengkel dan toko suku cadang.

Bengkel itu milik Henky Irawan, pembalap terkemuka saat itu.

Aditya tidak rendah hati bekerja di bengkel, yang penting halal.

Uang yang ia peroleh digunakan untuk menambah biaya kuliahnya.

“Bapak tidak melarang saya bekerja di mana saja. Beliau hanya berpesan, dimana saja dan apa saja posisimu, bekerjalah dengan benar,” kata Aditya menirukan pesan ayahnya.

Hoegeng juga tidak pernah memanjakan anak-anaknya.

Foto (Kiri) sosok Aditya S Hoegeng, anak polisi Hoegeng yang dikenal paling jujur di Indonesia
Foto (Kiri) sosok Aditya S Hoegeng, anak polisi Hoegeng yang dikenal paling jujur di Indonesia (Kolase Intisari)

Baca juga: Kisah Kemarahan Benny Moerdani Lempar Baret Merah, Bermula dari Bela Prajurit Kaki Satu

Ia tidak memberikan fasilitas mewah seperti mobil atau motor kepada mereka.

Dengan tujuan ingin anak-anaknya belajar mandiri dan tidak tergantung pada jabatan atau kekuasaan ayahnya.

Hoegeng bahkan melarang Aditya masuk polisi atau memberikan katebelece agar anaknya bisa diterima di Akademi Angkatan Udara.

Bagi Hoegeng, itu haram.

Aditya sempat marah pada ayahnya.

Tapi ia kemudian paham maksud bapaknya yang mengajari soal integritas.

“Kami bertiga bangga jadi anak Hoegeng Imam Santosa,” kata Aditya.

Aditya juga masih mengingat percakapan dengan ayahnya di teras belakang rumah ibunya.

Saat itu, ia bertanya kepada Hoegeng mengapa ayahnya hanya membubuhkan nama Hoegeng pada tandatangannya.

Padahal, nama lengkapnya memiliki tiga kata yakni Hoegeng Iman Santoso.

Ayahnya hanya terdiam dan memegang tangannya.

Kemudian ia menjawab bahwa ia ingin membuktikan bahwa imannya betul-betul sentosa hingga akhir hayat.

“Beliau sampaikan, Dit saya akan buktikan sampai saya meninggal bahwa iman saya betul-betul sentosa, baru saya pantas menyandang nama lengkap saya, Hoegeng Iman Santoso. Itu yang sangat… Saya setiap cerita ini merinding,” kata Aditya.

Aditya kini menjabat sebagai Vice President Director PT Yamaha Musik Indonesia Distributor.

Ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan keagamaan.

Aditya juga tetap menjaga warisan kejujuran dan integritas ayahnya.

Aditya adalah salah satu contoh anak jenderal yang tidak rendah hati bekerja di bengkel.

Ia menunjukkan bahwa pekerjaan apa pun yang halal dan bermanfaat adalah pekerjaan yang mulia.

Juga membuktikan bahwa anak jenderal tidak harus menjadi jenderal, tetapi bisa sukses di bidang lain dengan cara yang benar.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved