Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Love Archetype, Istilah Psikologi Viral Berkaitan Hubungan Asmara, Mirip Love Language?

Istilah psikologi lagi-lagi ramai dibicarakan. Kali ini love archetype. Apa itu? Apakah mirip dengan love language?

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/freepik
Ilustrasi arti kata love archetype yang berkaitan dengan hubungan asmara. Apakah istilah psikologi ini mirip love language? 

TRIBUNJATIM.COM - Satu istilah psikologi kembali diperbincangkan oleh publik.

Istilah psikologi ini berkaitan dengan cinta, yaitu love archetype.

Lantas, apa arti kata love archetype?

Sebelumnya, kita pernah mendengar istilah psikologi lainnya: love language.

Keduanya memang merujuk pada ekspresi cinta pada pasangan agar hubungan semakin membaik.

Kendati nama dan makna memiliki kesamaan, dua istilah psikologi ini berbeda.

Simak penjelasan arti kata love archetype dan jenisnya.

Di akhir artikel ini juga tersaji arti kata love language.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Arti Kata Love Archetype

Love archetype yang perlu kamu dan pasangan mu tahu agar kalian semakin saling pengertian.

Konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan beberapa pasangan biasanya karena masalah komunikasi, maupun rasa tak lagi saling pengertian satu engan yang lainnya.

Hal tersebut mendorong salah satu merasa tak dimengerti, bahkan tak disayangi sesuai yang di harapkannya.

Baca juga: Arti Kata BM Bahasa Gaul yang Sudah Berseliweran di Twitter dan TikTok, Ketahui Contoh Penggunaannya

Baca juga: Memahami Arti Kata Good Vibes dalam Bahasa Gaul, Biasa Dicantumkan Sebagai Caption di Media Sosial

Padahal, hanyalah tak saling mengerti tentang bagaimana pasangan masing-masing memberikan bahasa kasihnya.

Namun ada kabar baiknya, hal tersebut merujuk pada konsep cinta tentang perbedaan seseorang dalam mencintai dan disebut love archetype. 

Terkait konsep cinta tersebut, penulis sekaligus psikolog Dr. Carmen Harra mengungkapkannya, seperti dilansir dari Daily Mail.

Workaholic

 

Seorang workaholic disebut merupakan tipe yang menginginkan adanya keseimbangan antara pasangan dan pekerjaan.

Workaholic tidak bisa bersama orang yang posesif dan menahannya untuk menjalankan misinya; melainkan pasangan harus mendukung karier dan tanggung jawabnya.

Orang yang love archetype-nya adalah workaholic, biasanya cenderung akan melepaskan pasangannya jika tidak berkontribusi pada pertumbuhan kariernya.

Meskipun tidak romantis, tipe ini masih membutuhkan pelampiasan untuk melepaskan emosi yang tertahan karena tuntutan berat kariernya.  

Karena itu, mereka perlu didorong untuk berbicara, bersantai, dan melakukan aktivitas yang melepaskan stres.

Inilah 4 pekerjaan yang bakal digantikan oleh Chat GPT.
Ilustrasi workaholic. (Rawpixel/Teddy)

Independen

Seseorang yang independen dalam mencintai pasangan akan enggan mengkompromikan kebebasannya yang berharga.

Mereka sangat mandiri dan menempa jalan sendiri tanpa melihat apa yang dilakukan orang lain.

Seorang independen membutuhkan pasangan yang bisa memberi mereka ruang dan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.

Mereka tidak ingin mendengar pasangannya memohon untuk menemuinya atau menjelaskan mengapa harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersama.

Orang yang mencintai pasangan dengan cara ini akan lebih suka jika pasangannya tetap dapat sibuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya secara mandiri.

Narsistik

Tipe ini dianggap mempunyai ego tinggi yang sering kali menyebabkan masalah serius dalam hubungan percintaan.

Orang narsistik mungkin mengalami kesulitan memberikan perhatian kepada pasangan atau memberikan apa yang dia butuhkan kepada pasangan karena terlalu fokus pada diri sendiri.

Pasangan yang memilih untuk bersama seorang narsistik tidak boleh lemah, tapi harus sekuat si narsistik untuk menjaga hubungan dengannya. 

Harap dicatat bahwa seorang yang mencintai dengan cara ini bukan berarti memiliki Gangguan Kepribadian Narsistik. 

Adegan klise yang bisa kita temukan di drama Korea.
Ilustrasi adegan drama Korea yang sering kali menawarkan imajinasi mengenai hubungan percintaan pada para hopeless romantic. (istimewa)

The Hopeless Romantic

Tipe ini adalah seorang yang idealis dan sepenuh hati percaya pada cinta, tapi terkadang tidak fokus pada tujuannya.

Mereka mendambakan komitmen, tetapi tidak tahu bagaimana mendekati suatu hubungan dengan cara yang rasional.

Tipe ini mudah jatuh cinta hingga melemparkan dirinya ke dalam roman secara membabi buta dan sering bersama dengan pasangan yang tidak cocok.

Untuk menjaga hubungan agar awet, tipe ini harus tetap masuk akal dan tidak muluk-muluk membayangkan hubungannya seperti di drama-drama Korea.

Baca juga: Arti Kata Cringe dalam Bahasa Gaul, Biasa Digunakan untuk Gambarkan Situasi Garing atau Kurang Lucu

Berjiwa Bebas

Berjiwa bebas atau free spirit adalah mereka yang mencintai dan kerap mengalami kesulitan berpegang teguh pada komitmen di setiap aspek hidupnya.

Tipe ini perlu mengelola kecenderungan konflik sehingga dia belajar bagaimana membiarkan emosinya datang dan pergi tanpa selalu bertindak berdasarkan emosi semata.

Pasangannya dapat membantu dengan menetapkan tujuan kecil dan mendorong untuk mengukir satu jalan untuk mereka.

Seorang yang berjiwa bebas harus diingatkan tentang betapa berharganya berkomitmen pada sesuatu.

Wounded Warrior

Berikutnya, ada tipe wounded warrior yang mewakili tipe orang pemilik trauma dan sering kali gagal menyembunyikan hal tersebut.

Sebelum bisa berkomitmen dalam cinta, mereka harus berdamai dengan masa lalu dan berjuang menjadi individu yang utuh dan pemberani.

Mereka cenderung membutuhkan kasih sayang dari pasangan, terkadang sampai membuat pasangannya tidak nyaman.

Introvert

Introvert dinilai punya ketakutan akan keintiman dan ragu untuk melepaskan apa yang mereka rasakan dalam hati.

Untuk berada dalam hubungan yang berkomitmen, tipe ini perlu merasa cukup nyaman agar bisa membuka diri kepada pasangan.

Jika merasa kecewa dengan pasangannya, mereka cenderung akan mundur beberapa langkah. 

Meski begitu, introvert akan mendedikasikan dirinya dengan sungguh-sungguh dan sepenuhnya kepada pasangan.

Yang Sempurna

Terakhir, ada tipe well-rounded one atau mereka yang sempurna dan siap dengan hubungan secara mental dan emosional.

Tipe ini bisa menawarkan komitmen tanpa harus mengatasi rintangan emosional dan mental dibandingkan dengan archetype lain.

Mereka akan berusaha keras untuk menemukan solusi untuk masalah hubungannya, tetapi tidak akan mengorbankan kesejahteraannya demi pasangan mana pun. 

Mereka juga berwawasan luas, serta mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang datang.

Ilustrasi arti Love Language dalam hubungan, berikut contoh penggunaannya di Twitter.
Ilustrasi arti Love Language dalam hubungan, berikut contoh penggunaannya di Twitter. (Twitter)

Arti Kata Love Language

Love Language merupakan kosa kata tidak baku dari Bahasa Inggris yang terdiri dari 2 kata yakni Love yang artinya cinta/kasih sayang dan Language yakni bahasa.

Jelas bahwa kata "Love Language" sangat berkaitan dengan sebuah hubungan cinta.

Love Language adalah bahasa cinta atau bentuk kasih sayang dari dua orang yang sedang jatuh cinta.

Kata ini juga bisa diartikan sebagai respon terhadap kasih sayang yang diberikan pasangan.

Adapun respon, bentuk atau bahasa cinta dapat bervariasi.

Baca juga: Arti Lirik Que Sera Sera Doris Day, Lagu Populer Sepanjang Masa, Tentang Kekhawatiran Masa Depan

Baca juga: Arti Kata Imroatus yang Sempat Trending di Twitter, Lengkap Contoh untuk Nama Bayi Perempuan

Istilah ini cukup populer di berbagai media sosial dan viral di TikTok, seperti contoh berikut:

Selain menjadi bahan konten di media sosial, istilah "Love Language" ini juga populer penggunaannya dalam percakapan langsung sehari-hari seperti contoh ini:

"Love Language cewe lu kek gimana sih boy? Suka ngasih apa yang lo mau gitu"

Berdasarkan contoh tersebut, Love Language merupakan bentuk bahasa cinta yang penerapan atau wujudnya sangat beragam.

Latar Belakang Love Language

Dilansir dari laman Verywell Mind, lima bahasa cinta atau love language adalah penggambaran lima cara seseorang menerima dan mengekspresikan cinta dalam suatu hubungan.

Melalui bahasa cinta, seseorang dan pasangannya akan mengetahui karakteristik masing-masing serta merasa lebih dicintai dan dihargai.

Penulis dan penasihat pernikahan asal Amerika Serikat, Gary Chapman merupakan sosok di balik lima tipe love language.

Istilah lima bahasa cinta sendiri pertama kali muncul dalam bukunya, The 5 Love Language yang terbit pada 1992.

Sebelum menerbitkan buku tersebut, Chapman memperhatikan pola para pasangan yang melakukan konseling padanya.

Kemudian, ia pun sadar bahwa pasangan sering salah memahami kebutuhan satu sama lain.

Dari sana, Chapman menemukan lima tipe bahasa cinta atau cara orang-orang dalam hubungan mengekspresikan cinta.

Menurut dia, pengetahuan seputar love language bisa membantu menunjukkan rasa sayang dan cinta secara tepat kepada pasangan.

Sebab terkadang, apabila seseorang tidak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan bahasa kasihnya, maka akan muncul perasaan tidak dicintai.

Berikut 5 love language dan artinya menurut Gary Chapman:

Baca juga: Arti Kata Mas Bro, Terkuak Alasan Netizen Kasih Julukan ke Kapibara, Meme yang Viral di Sosial Media

Baca juga: Inilah Tradisi Unik 14 Negara Rayakan Hari Valentine, Ada yang Mengirimkan Puisi atau Sajak Romantis

1. Words of affirmation atau kata-kata penegasan

Words of affirmation adalah mengungkapkan kasih saya melalui kata-kata, seperti pujian atau penghargaan.

Seseorang dengan tipe words of affirmation sangat menikmati kata-kata yang bersifat positif, baik melalui ucapan maupun tulisan seperti pesan teks.

Tipe words of affirmation akan sangat bahagia dengan pujian atau kalimat yang menunjukkan bahwa mereka melakukan dengan baik.

2. Quality time

Seseorang dengan love language berupa quality time menginginkan perhatian penuh.

Mereka merasa dicintai apabila orang terkasih hadir dan fokus pada mereka saat sedang menghabiskan waktu bersama.

Misalnya, dengan tidak memainkan game online maupun ponsel, serta menjadi pendengar yang baik.

Orang dengan tipe bahasa kasih seperti ini lebih mencari kualitas daripada kuantitas bersama pasangan.

3. Physical touch atau sentuhan fisik

Seseorang yang memiliki physical touch sebagai bahasa cinta, lebih merasakan cinta melalui sentuhan fisik.

Misal berpegangan tangan, berangkulan atau berpelukan saat sedang menghabiskan waktu bersama.

Kencan favorit orang dengan tipe ini seperti duduk berpelukan di sofa sambil menonton film.

Bagi mereka, keinginan dekat secara fisik dengan pasangan menjadi prioritas.

4. Acts of service atau tindakan nyata

Acts of service adalah bentuk love language yang mengedepankan tindakan nyata kepada pasangan.

Seseorang dengan bahasa kasih ini akan merasa dicintai dan dihargai apabila pasangan melakukan tindakan nyata tanpa kata.

Misal dengan tindakan kecil mulai dari membantu mengerjakan tugas, mencuci piring, atau memasak untuk pasangan.

Orang dengan tipe act of service cenderung memperhatikan dan menghargai hal-hal kecil yang dilakukan pasangan.

5. Receiving gifts atau menerima hadiah

Seperti namanya, seseorang dengan tipe receiving gifts baru akan merasa dicintai lewat pemberian hadiah.

Mereka bukan hanya menghargai hadiah, tetapi juga waktu dan usaha yang dicurahkan oleh si pemberi.

Orang dengan tipe ini tidak mengharapkan hadiah besar atau mahal, tetapi lebih pada upaya dan perhatian di balik pemberian hadiah.


---

Sebagian artikel ini telah ditayangkan di TribunMando.com

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved