Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Seleb

Digandrungi Banyak Fans Cewek, Tak Disangka Ternyata Vokalis Band Terkenal Ini Keturunan Pahlawan

Nama Duta Sheila On 7 sudah tidak asing bagi penggemar musik di Indonesia. Bahkan, Duta punya banyak fans cewek yang menggandrunginya.

Editor: Januar
Istimewa/ Instagram
Duta Sheila On 7 ternyata keturunan pahlawan 

TRIBUNJATIM.COM- Nama Duta Sheila On 7 sudah tidak asing bagi penggemar musik di Indonesia.

Bahkan, Duta punya banyak fans cewek yang menggandrunginya.

Namun, siapa sangka ternyata Duta merupakan keturunan pahlawan dan ulama.

Hal itu baru-baru ini saja terungkap.

Leluhur Duta Sheila On 7 adalah Kiai Modjo, sosok ulama dan jenderal perang yang menjadi orang kepercayaan Pangeran Diponegoro.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Salim A Fillah, Duta menceritakan tentang sosok Kyai Modjo dan hubungannya dengan Pangeran Diponegoro.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang Kiai Modjo, sosok leluhur Duta Sheila On 7 yang pecah kongsi dengan Diponegoro seusai menganggapnya menyimpang dari Islam.

Siapa sebenarnya Kyai Modjo? Bagaimana perannya dalam Perang Jawa? Dan mengapa ia berpisah dengan Diponegoro? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Kolase Duta Sheila On 7, Kyai Modjo, dan Pangeran Diponegoro
Kolase Duta Sheila On 7, Kyai Modjo, dan Pangeran Diponegoro ()

Baca juga: VIRAL Potret Duta Sheila On 7 Salat di Kursi Kereta saat Dengar Azan, Sikap Sang Vokalis Disorot

Keturunan Bangsawan dan Ulama

Kyai Modjo lahir di Surakarta pada tahun 1792 dari pasangan Iman Abdul Ngarip dan R.A. Mursilah.

Ayahnya adalah ulama besar yang dikenal dengan nama Kiai Baderan. Orangtuanya adalah keturunan bangsawan.

Abdul Ngarip adalah keturunan keluarga Kraton Surakarta yang memilih mengabdikan diri berdakwah agama Islam. Ibunya, R.A. Mursilah, adalah saudara perempuan Sultan Hamengkubuwana III.

Kyai Modjo dan Pangeran Diponegoro memiliki ikatan kekerabatan. Diponegoro adalah putra sulung Sultan Hamengkubuwana III dari istri selir.

Dengan demikian, Diponegoro adalah saudara sepupu Kyai Modjo. Kedua tokoh ini juga hidup di luar istana sejak kecil.

Hubungan mereka semakin erat setelah Kyai Modjo menikahi janda Pangeran Mangkubumi yang tidak lain adalah paman Diponegoro.

Diponegoro pun memanggil Kyai Modjo dengan sapaan "paman" meski keduanya adalah saudara sepupu.

Dakwah Islam dan Perang Jawa

Kyai Modjo memiliki dasar pengetahuan agama yang kuat dari ayahnya. Setelah menunaikan ibadah haji, ia sempat bermukim di Mekkah.

Pulang dari tanah suci, ia melanjutkan peran sang ayah mengelola pesantren di desanya dan berhasil menghimpun cukup banyak pengikut.

Bersama para santrinya, Kyai Modjo menggalang gerakan anti-pemurtadan yang marak di kalangan bangsawan kraton.


Kyai Modjo juga memiliki cita-cita suatu hari nanti tanah Jawa akan dikelola dengan pemerintahan berdasarkan syariat Islam.

Cita-cita itu sejalan dengan janji Pangeran Diponegoro yang ingin membebaskan tanah Jawa dari penjajahan Belanda

Kyai Modjo pun bersedia bergabung dengan pasukan Diponegoro untuk menghadapi Belanda dalam Perang Jawa (1825-1830).


Ia menjadi wakil Diponegoro dalam perundingan penting dengan Belanda pada 29 Agustus 1827 di Klaten.

Dalam perundingan itu, ia dengan tegas mengajukan sejumlah tuntutan dan mengubah paradigma perlawanan dari label "pemberontak" menjadi "perang sabil" atau perang suci melawan orang-orang kafir yang menjadi musuh Islam.

Kyai Modjo juga berperan dalam mengatur strategi militer melawan Belanda. Ia menjadi panglima perang sekaligus guru spiritual Pangeran Diponegoro.

Ia mengajarkan ilmu-ilmu kebatinan kepada Diponegoro dan para pengikutnya untuk meningkatkan kekuatan batin mereka dalam berperang.

Pecah Kongsi dengan Diponegoro

Namun, hubungan Kyai Modjo dan Diponegoro tidak selalu harmonis. Pada tahun 1828, Kyai Modjo berpisah dengan Diponegoro karena dianggap telah menyimpang dari ajaran Islam.

Kyai Modjo menuduh Diponegoro telah terpengaruh oleh aliran kebatinan yang bercampur dengan ajaran Hindu-Buddha.

Kyai Modjo juga tidak setuju dengan keputusan Diponegoro untuk bersekutu dengan para pemberontak dari Madura dan Bali yang dianggapnya sebagai musuh Islam.

Kyai Modjo pun meninggalkan pasukan Diponegoro dan membawa sebagian besar pengikutnya ke arah timur.

Ia berharap dapat bergabung dengan pasukan Pangeran Mangkubumi yang masih berperang melawan Belanda di daerah Kediri. Namun, dalam perjalanan, ia ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Tondano, Minahasa.

Akhir Hayat

Kyai Modjo meninggal di Tondano pada 20 Desember 1849. Ia dimakamkan di Kampung Jawa Tondano. Di tempat itu, ia juga mendirikan sebuah masjid yang bernama Masjid Agung Al-Falah Kyai Modjo. Masjid ini menjadi salah satu peninggalan sejarah yang masih berdiri hingga kini.

Kyai Modjo adalah sosok leluhur Duta Sheila On 7 yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah ulama dan jenderal perang yang menjadi orang kepercayaan Pangeran Diponegoro.

Ia juga adalah guru spiritual yang mengajarkan ilmu-ilmu kebatinan kepada para pejuang.

Namun, ia juga memiliki prinsip yang kuat dalam memegang ajaran Islam hingga tidak segan-segan untuk berpisah dengan Diponegoro jika merasa ada penyimpangan dari ajaran Islam.

Selain Duta Sheila On 7, rupanya juga ada artis lainnya yang memiliki garis keturunan orang sembarangan.

Siapa sangka anak artis satu ini memiliki tingkat kecerdasan yang terbilang tinggi.

Rupanya, kecerdasan itu menurun dari satu di antara keluarga sang ibu.

Nila kecerdasan atau IQ sang anak artis ini di atas rata-rata yakni 142.

Lantas, siapakah anak artis ini?

Dia adalah El Rumi, putra kedua Maia Estianty dengan Ahmad Dhani.

Perolehan IQ El Rumi sebesar 142 diungkapkan sendiri oleh sang ibunda tercinta, Maia Estianty dalam YouTube Armand Maulana, dikutip dari Grid.ID, Senin (11/7/2022).

“Secara IQ dia punya 142, menurut gue dia mampu (melanjutkan pendidikan),” ungkap Maia Estianty.

Ternyata selain IQ tinggi, ada fakta mengejutkan lainnya dari El Rumi di bidang akademik.

Saudara kandung Al Ghazali dan Dul Jaelani ini rupanya peringkat kedua di sekolahnya dalam raihan nilai Ujian Nasional (UN).

Tak hanya itu, El Rumi juga diterima masuk universitas negeri favorit lewat jalur undangan SNMPTN.

Namun, El Rumi tak mengambil kesempatan berkuliah di PTN favorit Indonesia melainkan memilih berkuliah di London.

El Rumi memilih melanjutkan pendidikannya di University of Westminster dengan jurusan bisnis.

Tak butuh waktu lama, El sanggup merampungkan pendidikan sarjananya dengan tepat waktu.

Momen kelulusan El Rumi sempat dibagikan sang ibu di Instagram pada Senin (9/8/2021) silam.

Di balik kesuksesan El Rumi di dunia akademi, ada jasa besar dari dua orang penting dalam hidup kakak Dul Jaelani itu.

El Rumi mengatakan ada jasa besar dari Maia Estianty dan sang kakek, Harjono Sigit.

Bagi El Rumi, didikan Maia Estianty kepadanya sangatlah dispilin sehingga membuatnya bisa sukses dalam dunia pendidikan akademis.

"Gak tahu sih, mungkin ya karena didikan disiplin dari bunda kali ya. Bunda tuh disiplin," ungkap El Rumi dalam wawancaranya dengan Rudy Salim.

Selain itu, El Rumi juga mentakan ada faktor genetik yang membuatnya memiliki IQ di atas rata-rata.

Ya, faktor genetik itu berasal dari sang kakek, Harjono Sigit.

Sosok Harjono Sigit dalam dunia pendidikan memiliki peran yang tak sembarangan.

Bahwa Harjono Sigit pernah menjabat sebagai rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atau ITS.

Adapun ITS merupakan satu di antara kampus terbaik di Jawa Timur bahkan di Indonesia.

Namun meski demikian, El Rumi meyakini bahwa dorongan dari diri sendiri tak kalah penting dari faktor genetik.

"Dan menurutku sih sebenarnya, apapun yang kita tekuni sih sebenarnya mudah untuk dipelajari ya. Sebenarnya gak ada yang susah sih kalau kita gak malas," pungkas El Rumi.

Perlu diketahui, sejarah keturuan keluarga Maia Estianty dalam hal ini termasuk El Rumi menarik disimak.

El Rumi yang dikenal cerdas ternyata merupakan keturunan dari pahlawan nasional, Oemar Said Tjokroaminoto alias HOS Tjokroaminoto.

Maia Estianty sang ibu merupakan putri dari Harjono Sigit Bachroensalam yang merupakan cucu dari HOS Tjokroaminoto.

Sosok kakek El Rumi sendiri bukan sembarangan.

Pasalnya, ia memiliki prestasi gemilang di dunia pendidikan sekaligus dikenal sebagai ahli arsitek.

Pria bernama lengkap Ir Harjono Sigit Bachroen Salam merupakan pionir Pendidikan Aritektur Surabaya sekaligus dosen jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Pada 2007, ia mengajar pendidikan profesi arsitektur di Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Tak hanya itu, ia juga sempat menjadi dekan Fakultas Teknik Arsitektur ITS pada 1970-1974.

Ia juga menjadi rektor ITS Surabaya pada 1982 hingga 1986.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved