Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemprov Jatim

Panen Padi Verietas di Situbondo, Gubernur Khofifah: Bibit Unggul dengan Hasil Panen Dua Kali Lipat

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan panen perdana padi varietas BK 01 dan 02 agritan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupat

Editor: Ndaru Wijayanto
Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan panen perdana padi varietas BK 01 dan 02 agritan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Selasa, (23/5). 

TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan panen perdana padi varietas BK 01 dan 02 agritan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Selasa, (23/5).

Dengan hasil panen padi yang berlipat dan berkualitas unggul, pihaknya yakin bahwa bibit padi jenis BK 01 dan BK 02 ini akan semakin menguatkan peningkatan produktivitas padi di Jawa Timur.

Disampaikan Gubernur Khofifah, bibit padi BK-900 yang kemudian disebut dengan BK Situbondo 01 dan 02 adalah bibit varietas unggul baru (VUB) yang mampu memproduksi padi dalam jumlah lebih besar dengan masa tanam yang lebih singkat.

"Padi varietas jenis BK-900 dan BK-700 asal Situbondo yang saat ini dikembangkan menjadi bibit unggulan, mampu berproduksi hingga mencapai 10,56 ton per hektare. Tentu ini akan menjadi angin segar dan harapan baru bagi penguatan produksi padi di Jawa Timur,” ungkapnya.

Penghitungan panen padi variestas BK 01 dan BK 02 itu dilakukan langsung oleh BPS dan mantri statistik disaksikan langsung oleh Gubernur Khofifah usai melakukan panen padi.

Baca juga: Peringati Harkitnas, Gubernur Khofifah Beri Penghargaan dan Bonus Atlet Jatim di SEA Games Kamboja

Dengan didampingi Bupati Situbondo Karna Suswandi, Wakil Bupati Situbondo Khoirani, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Jatim, Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi dan Para Forkopimda Kabupaten Situbondo, mereka bersama sama berjalan kaki menyaksikan timbangan hasil ubinan panen padi BK Situbondo 01 & 02 agritan oleh BPS Situbondo.

Hasilnya, dari hasil ubinan 2,5x2,5 meter, menghasilkan 6,6 kilogram gabah kering panen atau GKP. Dengan demikian, produktivitas padi varietas BK-900 mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektar atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya.

"Dengan demikian, produktivitas padi varietas BK-900 mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektare atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya," jelasnya.

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan hasil timbangan panen padi siang ini mencapai 5,175 kg. Dengan hasil itu maka berpotensi menghasilkan GPK sebesar 8,8 ton per ha. Jika dibandingkan dengan potensi sebelumnya sebanyak 4,97, maka terhitung ada peningkatan senilai 47 persen.

Baca juga: Sensus Pertanian 2023, Gubernur Khofifah Optimistis Hasil Data Akurat dan Jadi Acuan Kebijakan

Diketahui, saat ini luas panen mencapai 33 ribu ha. Jika ditanam secara masif jenis BK 01 berpotensi dari yang sebelumnya 151 ton menjadi 210.285 ton. Kemudian jika ditanam padi BK 02, maka ia optimistis capaiannya bisa menjadi 220.241 ton.

“Jika padi jenis ini ditanam secara masif di Jatim maka akan menghasilkan peningkatan hasil panen yang luar biasa," imbuhnya.

Gubernur Khofifah berharap, bibit Varietas unggul Baru (VUB) BK Situbondo 01 dan BK Situbondo 02 diharapkan dapat mendorong kemakmuran petani lokal Situbondo dengan keunggulan yang dimiliki. Selanjutnya semoga dapat diperluas ke daerah lain baik di Jatim maupun di luar Jatim.

"Mudah-mudahan ke depan bibit ini bisa menjadi bibit unggul yang mampu mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani yang ada di Kabupaten Situbondo dan selanjutnya dapat diluaskan," ujarnya.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa adanya bibit padi BK 01 dan 02, juga membantu petani lainnya. Terlebih padi jenis ini juga memiliki ketahanan pada hama. Sehingga diyakini akan semakin meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil panen petani.

Sebab, kata Gubernur Khofifah, dinJatim masih ditemukan ada sebagian besar petani membeli bibit di internet. Alhasil ketika ditanam ternyata bibit yang dibeli tidak cocok ketika ditanam di daerahnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved