Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jawa Timur

Bareng ICCN Wagub Emil Bahas Peluang Kerja Menuju Merdeka Karir Lewat Career Center Network

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku tidak hanya mendukung program Merdeka Belajar yang digagas oleh Mendikbudristek, namun juga

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Nur Ika Anisa
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menjadi keynote speaker di Career Center Officer Program (CCOP) Indonesian Career Center Network (ICCN)Jatim, Kamis (25/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menjawab kegalauan anak muda dalam merancang kerja, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku tidak hanya mendukung program Merdeka Belajar yang digagas oleh Mendikbudristek, namun juga harus diikuti dengan merdeka karir.

Sebab Merdeka Belajar menjadi langkah awal untuk menuju Merdeka Karir. Untuk itu harus ada langkah solutif dalam jangka panjang yang dilakukan.

Melalui career center officer program yang digagas oleh ICCN dinilai selaras dengan program yang sedang digaungkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Millenial Job Center (MJC) yaitu program yang berusaha memecahkan dua hal dalam satu program.

“Mereka sama-sama mendeteksi perubahan mendasar dalam dunia kerja yang kalau tidak diantisipasi sedini mungkin akan menambah tentunya permasalahan serapan dunia kerja karena lulusan tidak bisa diserap, industri tidak bisa berkembang,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Kamis (25/5/2023).

Dalam merdeka belajar, lanjutnya, bahwa sebelum dinytakan lulus, seseorang punya pengalaman melakukan sesuatu yang sifatnya aplikatif dan memberikan kemampuan yang lebih nyata.

“Karena kampus tidak boleh menjadi menara gading. Artinya yang mengerti bahasa orang kampus ya orang kampus saja. Tantangan di lapangan hanya sebatas pembahasan tapi tidak diterapkan. Ini yang dicoba Mas Menteri (Nadiem Makarim) bagaimana merdeka belajar lebih aplikatif,” ungkapnya.

Menurut Emil, dalam merdeka belajar tidak boleh lagi ada istilah salah jurusan, karena setiap lulusan dibekali dengan fleksibilitas untuk bisa merdeka berkarir dan lebih luas membuka peluang karir yang ada.

Banyak cara untuk menjemput peluang. Misalnya, saat ini era digital maka setiap orang harus mengerti information teknology (IT) meski sedikit.

“Di kampus sudah merdeka belajar, tapi kalau karirnya enggak merdeka enggak nyambung dong. Katakan lah orang usia 40 tahun setelah lulus kuliah bisa berkarir. Masa iya, 40 tahun jalan hidup seseorang divonis dalam empat tahun,” katanya.

Apalagi tangga karir dinilai lebih flat dan semakin dituntut adaktif. Jika dahulu seseorang perlu menaiki tangga karir, saat ini diharapkan dapat membuat atau memilih karirnya sendiri.

“Dulu karir mulai staf, supervisor, asisten manager dan seterusnya. Tapi sekarang posisi apapun bisa diraih seseorang jika punya pencapaian,” ungkapnya.

“Apalagi hal-hal yang sifatnya sangat technical sudah tergantikan oleh kecerdasan buatan artificial intelegence (AI),” tambahnya.

Untuk itu, lanjut Emil, Pemprov Jatim ingin memastikan ruang merdeka belajar yang dibuka untuk memberikan fleksibilitas akan sejalan dengan merdeka berkarir.

Salah satunya melalui Millenial Job Center (MJC) yang melatih dan menyiapkan menjadi freelance profesional.

Diakui Emil, menjadi freelancer profesional tidak lah mudah. Mereka juga harus memiliki kemampuan managerial dengan klien atau mitra untuk menyelesaikan project secara mandiri.

“Ini yang kemudian kami lihat ada satu konvergensi antara program ICCN dengan apa yang jadi prioritas Pemprov,” ungkapnya.

Jika sebelumnya mengandalkan bekerja di sektor formal sebagai pegawai tetap, saat ini justru karir bergeser ke arah pekerja lepas profesional sehingga menumbuhkan mentalitas dan tidak terkungkung dengan jurusan yang dipilih.

Bahwa harus senantiasa melengkapi kompetensi dengan hal yang dibutuhkan seperti desain, komunikasi maupun creative konten.

“Saat ini sudah 7500 project dijalankan oleh MJC padahal saat itu sedang Covid. Target kami adalah 10.000 project untuk menjawab pola gigs economy. Mari kita mentransformasikan peluang merdeka belajar menjadi merdeka karir melalui peningkatan peran dari career center network,” tambahnya.

Sementara itu Presiden ICCN Teddy Indira Budiwan mengatakan, mayoritas perguruan tinggi di Indonesia tidak mengatur atau mempersiapkan dengan baik mahasiswanya setelah lulus.

Menurut Teddy, ICCN akan merancang pelaksanaan program pembinaan karir bagi lulusannya, demi menurunkan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Sementara sudah menggandeng 500 lebih perguruan tinggi. Pembinaan karir di pusat karir meliputi magang, studi independen maupun memulai berbisnis dan sebagainya.

“Harapannya para mahasiswa dan lulusan dapat merancang peta karir (jenjang karir) dengan baik, sehingga dapat menjadi insan yang Merdeka Belajar dan Merdeka Karir yang paripurna,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved