Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ramalan Jayabaya dan Gus Dur soal Prabowo Subianto, Akankah Terbukti Pada Tahun 2024 Mendatang?

Gus Dur pernah meramalkan nasib Prabowo Subianto. Menurut Gus Dur, Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia tua.

Editor: Januar
AFP/ROSLAN RAHMAN
Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 

TRIBUNJATIM.COM- Gus Dur pernah meramalkan nasib Prabowo Subianto.

Menurut Gus Dur, Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia tua.

Akankah ramalah tersebut terwujud di tahun 2024?

Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, telah menyatakan kesiapannya untuk kembali maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

Ini merupakan kali keempat Prabowo mencalonkan diri sebagai capres, setelah sebelumnya tiga kali gagal mengalahkan Susilo Bambang Yudhoyono (2009), Joko Widodo (2014, 2019).

Apakah Prabowo akan berhasil mewujudkan mimpinya menjadi presiden di usia senja? Apakah ada ramalan yang mendukung ambisinya tersebut?

Ramalan Jayabaya dan Gus Dur

Dilansir dari Intisari, salah satu ramalan yang sering dikaitkan dengan Prabowo adalah ramalan Jayabaya, raja Panjalu Kediri yang berkuasa antara 1135-1159.

Jayabaya dikenal sebagai raja yang memiliki kemampuan meramal masa depan, bahkan sampai tujuh presiden Indonesia.

Baca juga: Rangkuman Hasil Survei Capres 2024 dari 18 Lembaga, Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Bersaing Tipis

Ramalan Jayabaya ini dikenal dengan istilah Notonegoro, yang artinya menata negara.

Dalam ramalan Jayabaya, disebutkan bahwa akan ada seorang Satrio Piningit, yaitu seorang pemimpin yang disembunyikan oleh Tuhan, yang akan muncul di akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran di Indonesia.

Satrio Piningit ini akan menjadi presiden yang menggantikan Joko Widodo, dan akan menjadikan Indonesia kembali meraih kejayaannya, mampu meredam konflik, dan menjadi lahan pertanian kembali menjadi subur.

Selain ramalan Jayabaya, ada juga ramalan Gus Dur, atau Abdurrahman Wahid, presiden keempat Indonesia yang juga merupakan ulama kharismatik dan pluralis.

Gus Dur pernah meramalkan bahwa Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia tua.

Ramalan ini disampaikan Gus Dur kepada pendakwah kondang Gus Miftah saat mereka bertemu di tahun 2009.

Gus Dur mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang prajurit yang tidak akan pernah menyerah untuk berjuang demi cita-citanya.

Gus Dur juga mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang patriot yang mencintai bangsa dan negaranya.

Gus Dur menilai bahwa Prabowo memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang baik, asalkan ia mau belajar dari kesalahannya di masa lalu.

Apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit?

Pertanyaan yang muncul adalah apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit yang dimaksud dalam ramalan Jayabaya dan Gus Dur?

Tentu saja tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena ramalan adalah sesuatu yang bersifat spekulatif dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk menjawab pertanyaan ini.

Pertama, Prabowo Subianto memang memiliki latar belakang sebagai seorang prajurit dan patriot.

Ia pernah menjadi komandan jenderal Kopassus dan panglima Kostrad, serta terlibat dalam berbagai operasi militer di dalam dan luar negeri.

Ia juga pernah menjadi menantu Soeharto, presiden kedua Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun.


Kemudian memiliki pengalaman dan jaringan yang luas di bidang politik dan militer.

Kedua, Prabowo Subianto memang berada di usia senja saat ini.

Ia lahir pada tanggal 17 Oktober 1951, yang berarti ia akan berusia 73 tahun pada tahun 2024. Ini merupakan usia yang cukup tua untuk menjadi seorang presiden.

Sebagai perbandingan, Joko Widodo saat ini berusia 60 tahun, sementara Susilo Bambang Yudhoyono saat pensiun dari jabatan presiden berusia 65 tahun.

Ketiga, Prabowo Subianto memang memiliki visi untuk menata negara Indonesia sesuai dengan cita-cita proklamasi.

Ia sering menyampaikan gagasan-gagasannya tentang ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan, energi, dan sumber daya alam, serta kesejahteraan rakyat.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan dunia internasional.

Namun, ada juga beberapa hal yang bisa menjadi hambatan bagi Prabowo Subianto untuk menjadi Satrio Piningit.

Pertama, Prabowo Subianto memiliki catatan buruk di masa lalu yang masih menimbulkan kontroversi dan kritik.

Ia pernah dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1998, serta dalam kerusuhan yang menggulingkan Soeharto dari kekuasaan.

Ia juga pernah dipecat dari TNI karena dianggap melanggar kode etik militer.


Kedua, Prabowo Subianto belum mampu memenangkan hati rakyat Indonesia dalam tiga kali pemilihan presiden yang ia ikuti.

Ia selalu kalah tipis dari lawannya, baik dari Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.

Ia juga sering dianggap sebagai sosok yang keras, otoriter, dan ambisius, yang tidak sesuai dengan karakteristik Satrio Piningit yang diharapkan sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan rendah hati.

Ketiga, Prabowo Subianto belum memiliki rekan atau pendamping yang bisa mendukung dan melengkapi dirinya sebagai calon presiden.

Ia pernah berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri (2009), Hatta Rajasa (2014), dan Sandiaga Uno (2019), namun tidak ada satupun dari mereka yang bisa membawa kemenangan bagi Prabowo.

Ia juga belum menentukan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) di tahun 2024.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Prabowo Subianto memiliki beberapa kesamaan dengan Satrio Piningit yang diramalkan oleh Jayabaya dan Gus Dur, namun juga memiliki beberapa perbedaan dan tantangan yang harus ia hadapi.

Apakah Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia senja seperti ramalan Gus Dur?

Apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit yang akan menata negara seperti ramalan Jayabaya?

Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Yang pasti, Prabowo Subianto harus terus berjuang dan belajar untuk menjadi pemimpin yang lebih baik bagi bangsa dan negara Indonesia.

Sementara itu, Gus Dur juga pernah meramalkan kejatuhan Habibie dari kursi kepresidenan.

KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal Gus Dur pernah meramalkan soal kejatuhan Presiden BJ Habibie.

Tentu saja ramalan itu diucapkan Gus Dur sebelum dirinya menjadi Presiden Keempat Republik Indonesia.

Ucapan Gus Dur itu kemudian ditulis oleh Imam Anshori Saleh, dalam bukunya yang berjudul "Mata Batin Gus Dur Cerita-Cerita Unik Bersama Sang Kiai", terbitan Gramedia tahun 2017 lalu.

Peristiwa itu terjadi saat Gus Dur menggelar resepsi pernikahan putri sulungnya.

Tepatnya, resepsi pernikahan Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman, atau Alissa Wahid.

Saat mendatangi resepsi itu, Imam Anshori Saleh juga bersamaan dengan datangnya Presiden BJ Habibie.

Sehingga, Imam Anshori Saleh pun harus antre bersama ratusan tamu lainnya untuk bisa menyalami Gus Dur, kedua mempelai.

Sebuah peristiwa terjadi saat Habibie akan menuju ke pelaminan.

Peristiwa itu juga tak luput dari pengamatan Gus Dur.

"Presiden Habibie sempat menyenggol salah satu karangan bunga," tulis Imam Anshori Saleh.

Imam Anshori Saleh yang juga melihat peristiwa itu, awalnya menganggap biasa saja.

"Memang bunga yang ada di luar maupun di dalam Balai Sudirman luar biasa banyaknya," lanjutnya.

Meski demikian, saat gilirannya bersalaman tiba, Imam Anshori Saleh dibisiki oleh Gus Dur.

"Mas, sampeyan tadi melihat ada bunga yang jatuh waktu Pak Habibie lewat?" tulis Imam Anshori menirukan pertanyaan Gus Dur.

Imam Anshori Saleh pun mengaku dia melihatnya.

Gus Dur kemudian menanyakan makna peristiwa itu kepada Imam Anshori Saleh.

"Ya Pak Presiden jalannya buru-buru saja, kakinya nyandung bunga itu," jawab Imam Anshori Saleh.

Di luar dugaan, Gus Dur justru mengatakan hal lain.

"Ingat saja nanti. itu Habibie sebentar lagi jatuh. Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Gus Dur.

Mendengar hal itu, Imam Anshori Saleh pun tak percaya.

"Ah, ada-ada saja Gus," jawab Imam Anshori Saleh.

"Kok nggak percaya," balas Gus Dur.

Namun, belakangan ucapan Gus Dur itu rupanya terbukti benar.

Sebab, tak berselang lama, Habibie jatuh dari kursi kepresidenan.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved