Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Chat GPT

OpenAI Pengembang Chatbot Kecerdasan Buatan Chat GPT Diprediksi Bangkrut pada Akhir 2024, Kok Bisa?

OpenAI, perusahan pengembang chatbot kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence / AI ) Chat GPT, diprediksi bangkrut pada akhir 2024. Kok bisa?

Editor: Elma Gloria Stevani
dok. openai
OpenAI, perusahan pengembang chatbot kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence / AI ) Chat GPT, diprediksi tengah menuju kebangkrutan. 

TRIBUNJATIM.COM - Salah satu teknologi AI yang viral dan banyak dibicarakan orang akhir-akhir ini adalah Chat GPT.

Chat GPT merupakan produk yang dikembangkan oleh Open AI.

Open AI adalah sebuah laboratorium riset AI yang berbasis di Amerika Serikat, yang terdiri dari organisasi non-profit Open AI Incorporated dan anak perusahaan for-profit-nya, Open AI Limited Partnership.

Open AI telah mengeluarkan banyak produk sejak didirikan pada 2015, yang mana salah satunya adalah GPT yang sekarang telah memiliki versi keempat. 

Chat GPT merupakan GPT berupa chatbot yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang diinput melalui kolom chat.

GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-training Transformer, yang secara harfiah berarti pengubah atau transformator yang telah terlatih dan bersifat generatif.

Chat GPT merupakan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa yang alami dan mudah dipahami dalam percakapan.

Teknologi tersebut dirilis oleh perusahaan Amerika, Open AI pada tanggal 30 November 2022.

Model tersebut dapat memahami dan merespons input pengguna dengan cara yang meniru percakapan manusia, sehingga interaksi menjadi lebih alami dan menarik.

Selain itu, Chat GPT dapat menghasilkan teks dalam berbagai gaya dan format, seperti artikel berita, surel, dan puisi, sehingga menjadi teknologi yang serbaguna dan berguna untuk berbagai aplikasi.

ChatGPT juga mampu memberikan jawaban yang sesuai meskipun ada beberapa kesalahan penulisan kosakata.

Selain itu, ChatGPT dapat meregenerasi respon, sehingga memiliki variasi jawaban pada setiap input chat. 

Namun kini OpenAI, perusahan pengembang chatbot kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence / AI ) Chat GPT, diprediksi tengah menuju kebangkrutan, tepatnya pada akhir 2024 mendatang.

Setidaknya begitulah menurut analisis dari India Magazine, sebagaimana dilaporkan kembali oleh outlet media Windows Central baru-baru ini.

Ada beberapa poin yang membuat OpenAI berada dalam situasi yang mengkhawatirkan seperti menuju kebangkrutan.

Misalnya soal biaya operasional Chat GPT yang tinggi hingga perbedaan pandangan di dalam perusahaan.

OpenAI diyakini menggelontorkan 700.000 dollar AS (sekitar Rp 10,7 miliar) per harinya hanya untuk menjalankan satu layanan, yakni chatbot AI Chat GPT.

Angka tersebut disebut-sebut belum termasuk biaya untuk membeli unit pengolah grafis (GPU) untuk memastikan Chat GPT berjalan dengan lancar.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Chat GPT mengandalkan suatu infrastruktur atau mesin kecerdasan buatan (AI) milik Microsoft, yaitu Azure, yang ditopang puluhan hingga ribuan unit pengolah grafis (GPU) bikinan Nvidia.

OpenAI juga dilaporkan menggelontorkan lebih banyak uang untuk membuat model bahasa yang dikembangkan perusahaan, misalnya GPT-3.5 pada Chat GPT, mereka lebih kuat dan lebih pintar.

Yang menjadi masalah, semenjak meluncurkan OpenAI dilaporkan membukukan kerugian 540 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,26 triliun sejak debut Chat GPT pada November 2022.

OpenAI sebenarnya menerima investasi dari beberapa pihak, salah satunya Microsoft.

Kerja sama antara kedua perusahaan ini diperpanjang pada Februari 2023 via investasi senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp 151 triliun).

Namun, dana dari investor ini tidak berkelanjutan (sustainable) karena bisa disetop.

OpenAI berupaya memonetisasi model bahasa GPT-3.5 ( dipakai Chat GPT ) dan GPT-4.

Namun, upaya ini belum menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mencapai kata impas untuk saat ini. 

Masalah keuangan ini menjadi salah satu poin yang membuat analis memprediksi OpenAI sedang menuju kebangkrutan.

Perusahaan yang dipimpin oleh CEO Sam Altman ini menargetkan pendapatan tahunan sebesar 200 juta dollar AS (sekitar Rp 3 triliun) pada tahun 2023, dan 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 15,3 triliun) pada 2024.

Analis menilai, target pendapatan ini terbilang ambisius mengingat angka kerugian yang kian hari kian meningkat.

API OpenAI bisa jadi bumerang

Setelah popularitasnya melejit di awal 2023, layanan ChatGPT kini tengah berada di tren penurunan jumlah pengguna.

Menurut SimilarWeb, basis pengguna ChatGPT turun 12 persen pada Juli 2023 dibandingkan Juni 2023, yakni dari 1,7 miliar pengguna menjadi 1,5 miliar pengguna.

Penurunan ini terjadi pada pengguna yang memanfaatkan chatbot AI Chat GPT di situs web, tidak termasuk API (Application Programming Interface) OpenAI.

Analis melihat API OpenAI berpotensi menjadi bumerang bagi OpenAI.

Pasalnya, lewat API, OpenAI menyediakan beberapa model bahasa besar (large language model/LLM) sumber terbuka (open source) yang bebas digunakan dan diizinkan untuk digunakan kembali, tanpa lisensi apa pun.

Hal ini bisa membuat organisasi membuat chatbot AI-nya sendiri yang disesuaikan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Dalam skenario seperti itu, pengguna kemungkinan enggan memilih chatbot AI Chat GPT versi berbayar yang disediakan OpenAI.

Hal ini bakal membuat OpenAI sulit membukukan pendapatan yang konsisten.

Perbedaan pandangan

Adanya perbedaan pandangan di dalam "dapur" OpenAI juga dinilai sebagai salah satu poin yang bisa membawa perusahaan ke ambang kebangrutan.

Saat ini, OpenAI tengah gencar mencari cara untuk memonetisasi model bahasa GPT-3.5 dan GPT-4.

Ini menandakan bahwa OpenAI secara bisnis ingin mencapai profitabilitas alias membukukan keuntungan.

Namun, hal ini tampaknya berbeda dengan Sam Altman.

Pria yang merupakan salah satu pendiri dan CEO OpenAI itu disebut tidak memprioritaskan keuntungan.

Sam Altman disebut lebih fokus mencapai superintelligence Artificial general intelligence (AGI), atau sederhananya teknologi AI super yang bisa melampaui pikiran manusia, sebagaimana dihimpun KompasTekno ( TribunJatim.com Network ) dari Windows Central, Sabtu (19/8/2023).

Dengan poin-poin di atas, analis India Magazine menilai, OpenAI bisa berada dalam situasi yang mengkhawatirkan, bila tidak perlu menemukan cara untuk menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved