Arti Kata

Arti Kata Rasis dalam Bahasa Gaul dan Menurut KBBI, Ketahui Contoh Perilakunya yang Harus Dihindari

Tayang: Minggu, 15 Oktober 2023 19:06 WIB

Editor: Elma Gloria Stevani

lihat foto

Arti Kata Rasis dalam Bahasa Gaul dan Menurut KBBI, Ketahui Contoh Perilakunya yang Harus Dihindari

Pexels

Inilah arti kata rasis dalam bahasa gaul.

Baca Selanjutnya:

Mengenal Oktoberfest, Festival Jerman yang Populer Kini Dirayakan di Surabaya

TRIBUNJATIM.COM - Arti kata rasis dalam bahasa gaul merujuk pada sebuah tindakan diskriminasi berdasarkan ras atau etnis.

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering menemukan kondisi di mana sekelompok orang melakukan tindakan rasis pada kelompok lain yang berakibat memunculkan konflik, bahkan hingga penyerangan.

Agar lebih memahami arti kata rasis dalam bahasa gaul hingga hal-hal yang menjadi penyebab perilaku ini, berikut penjelasan lengkapnya.

Arti Kata Rasis dalam Bahasa Gaul

Rasis dalam bahasa gaul merujuk pada perilaku atau komentar yang mengandung unsur diskriminasi berdasarkan ras atau etnis, tetapi tersembunyi di balik gaya bahasa yang santai, seperti meme, lelucon, atau istilah-istilah tertentu yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Ini adalah bentuk perpecahan sosial yang substan yang seringkali sulit dideteksi, tetapi bisa sangat merugikan dan meresahkan individu atau kelompok yang menjadi sasaran.

Menurut KBBI, rasisme dijabarkan sebagai sebuah tindakan yang menganggap etnis atau ras sendiri yang paling unggul dibandingkan kelompok lain.

Perilaku rasis dalam bahasa gaul bisa sangat berbahaya karena seringkali tersembunyi di balik humor atau bahasa yang tampak tidak berbahaya.

Ini membuatnya sulit untuk dikenali dan dihadapi, dan seringkali mendorong penyebaran pandangan negatif terhadap kelompok rasial atau etnis tertentu tanpa kesadaran yang cukup.

Penyebab Perilaku Rasis

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku rasis dalam bahasa gaul:

1. Kurangnya Kesadaran

Seringkali, individu yang melakukan perilaku rasis dalam bahasa gaul tidak menyadari bahwa apa yang mereka katakan atau lakukan dapat merugikan orang lain. Mereka mungkin berpikir bahwa itu hanya sekadar lelucon atau ungkapan biasa.

2. Pengaruh Budaya Populer

Budaya populer, termasuk film, musik, dan media sosial, dapat memengaruhi cara kita berbicara dan berpikir tentang orang lain.

Jika budaya populer merayakan atau mempromosikan stereotip rasial atau etnis, itu bisa merangsang perilaku rasis dalam bahasa gaul.

3. Grup Sebaya

Individu cenderung terpengaruh oleh teman-teman dan rekan sebaya mereka. Jika kelompok sosial mereka menggunakan bahasa atau lelucon yang merendahkan kelompok lain, mereka mungkin akan mengikuti contoh tersebut tanpa berpikir lebih jauh.

4. Ketidaknyamanan atau Ketakutan

Beberapa orang mungkin menggunakan perilaku rasis dalam bahasa gaul sebagai cara untuk merasa lebih kuat atau mengatasi rasa ketidaknyamanan mereka terhadap kelompok lain. Ini adalah respons yang tidak sehat terhadap ketakutan atau ketidakpastian.

Contoh Perilaku Rasis

Untuk lebih memahami arti rasis dalam bahasa gaul, berikut beberapa contoh perilaku yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

1. Meme yang Merendahkan

Meme adalah cara yang populer untuk berbagi humor di media sosial. Namun, seringkali ada meme yang mengandung unsur-unsur rasis, seperti stereotip etnis atau gambar yang merendahkan kelompok tertentu.

2. Istilah-istilah Merendahkan

Dalam percakapan sehari-hari, orang mungkin menggunakan istilah-istilah yang merendahkan kelompok rasial atau etnis tertentu tanpa menyadari dampaknya. Ini bisa termasuk istilah slang atau kata-kata kasar yang mengandung diskriminasi tersembunyi.

3. Lelucon Rasis

Beberapa orang mungkin membuat lelucon rasis dalam percakapan atau di media sosial. Mereka mungkin menganggapnya sebagai humor, tetapi hal tersebut bisa sangat merugikan dan menyakitkan bagi orang yang menjadi sasaran.

Artikel ini telah tayang di Tribun Pekanbaru

Berita tentang arti kata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Pekanbaru