Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pelawak Eko Londo Meninggal

Sosok Zidan Cucu Eko Londo yang Bersuara Merdu, Lantunkan Azan di Samping Liang Lahat sang Kakek

Sosok Zidan cucu Eko Londo yang bersuara merdu, lantunkan azan dan iqamah di samping liang lahat sang kakek.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
M Zidan Andriano Wibisono (9) saat melantunkan azan di samping liang lahat sang kakek, Eko Londo, di TPU Kembang Kuning Surabaya, Jumat (24/11/2023). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lantunan azan dan iqamah dari seorang bocah bernama M Zidan Andriano Wibisono (9) melengkapi proses pemakaman Eko Untoro Kurniawan (66) alias Eko Londo, pelawak Surabaya jebolan grup lawak legendaris Srimulat, di TPU Kembang Kuning, Sawahan, Surabaya, Jumat (24/11/2023) sore. 

Sosok bocah berseragam sekolah berwarna hijau tua bercelana biru itu, merupakan satu di antara 12 cucu Eko Londo. Ia merupakan bocah kelas empat SD Muhamadiyah 4 Surabaya

Bocah bertubuh mungil dan berkulit putih itu, secara cekatan menjawab pertanyaan Imam Suhardi (53) modin yang sempat menanyakan kepada pihak keluarga Eko Londo; siapa sosok yang bakal menjadi muazin untuk menggenapi prosesi pemakaman tersebut. 

"Saya, Zidan," jawab si bocah memecah keheningan yang sempat menyelimuti pertengahan prosesi pemakaman pada sore hari yang mendung itu. 

Zidan yang menenteng keranjang kecil berisi serpihan potongan kelopak bunga berwarna merah tampak berada di antara kerumunan kerabat, awak media dan warga setempat yang ingin menyaksikan Eko Londo

Usai menjawab permintaan sosok muazin dari modin TPU tersebut, ia bergegas mencari pijakan setapak demi setapak di sela-sela kerumunan orang yang berdiri di sekitarnya.

Hingga akhirnya Zidan tiba di sebuah pijakan yang mantap di salah satu ruas salah satu sisi dari kijing makam berbahan beton di samping liang lahat sang kakek. 

Lalu ia bersiap melantunkan azan dan iqamah secara berurutan dengan posisi telapak tangan menempel pada permukaan pipi dan menyentuh telinga kanannya. 

Sepanjang melantunkan azan, kakak, bibi dan sepupunya terdengar terisak-isak.

Di usianya yang begitu belia, Zidan menunaikan baktinya sebagai seorang cucu kepada sang kakek dengan sempurna. Hingga akhirnya prosesi talqin diambil alih kembali oleh Imam Suhardi, sang modin. 

Menurut ayah Zidan, Tomi Wibisono, tidak ada perintah atau instruksi khusus dari dirinya, sang istri ataupun kerabat lain yang meminta Zidan mengambil peran sebagai muazin pada prosesi pemakaman mertuanya. 

Zidan berinisiatif sendiri untuk menjadi muazin sebagai bentuk tanda penghormatan dan bakti sebagai seorang cucu yang soleh. 

Namun, terlepas dari hal tersebut, Tomi lebih mengira bahwa anaknya itu, ingin membalas kebaikan dari sang kakek yang selalu bersedia menemaninya bermain dan gemar membelikan mainan. 

"Gak ada yang nyuruh. Dia sendiri yang teriak lalu bilang ingin jadi muazin. Zidan dekat kungnya. Kungnya sering belikan mainan," ujar Tomi, seusai di TPU Kembang Kuning

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved