Berita Viral
Ayah Siksa Anak Tak Mau Tidur Siang hingga Tewas, Mertua Curiga Kebohongan Menantu, Makam Dibongkar
Terungkap ayah siksa anak yang tak mau tidur siang hingga tewas, mertua tampak membongkar kebohongan menantu, kini makam dibongkar.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
"Insyaallah bisa kembali dengan kekuatan hatinya, dengan psikologisnya," kata Cak Eri di Surabaya.
Baca juga: Gadis di Surabaya Dilecehkan Ayah, Kakak dan Dua Paman, Pengakuan Pelaku Buat Polisi Kesal: Ya Beda!
Nantinya, pihaknya akan terlebih dahulu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain.
Kalau anggota keluarga tak dapat merawat, maka Pemkot akan mengambilalih intervensi pendidikan.
Melalui program sekolah bibit unggul, anak-anak tersebut akan berada di bawah penanganan Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan.
"Anak-anak seperti ini akan kami kumpulkan, kami asramakan, dan kami sekolahkan hingga lulus," katanya.
Menurutnya, para anak yang menjadi korban kekerasan tetap memiliki masa depan.
Wali Kota mencontohkan, ada beberapa anak yang saat ini dirawat Pemkot dan berhasil mengangkat derajat keluarga.
"Ada yang sebelumnya, maaf, dijual bapaknya, sekarang sudah kuliah bahkan sudah bekerja di salah satu maskapai penerbangan. Bahkan, ada yang menjadi konsultan hukum," kata kandidat doktor Pengembangan SDM Unair ini.
Mengantisipasi kejadian tersebut terulang, Cak Eri melibatkan seluruh masyarakat untuk melakukan pengawasan bersama.
"Kami menggalakkan sosialisasi. Kami juga menyampaikan melalui RT/RW untuk sama-sama menjaga di kampung masing-masing," kata pria kelahiran Surabaya ini.
"Bagaimana pun, kekerasan terhadap perempuan dan anak, sulit juga (pengawasannya) kalau terjadi dalam rumah, dalam tempat yang tertutup," kata bapak 2 anak ini.
Pencegahan terhadap perilaku kekerasan pada anak dan perempuan menjadi fokus Pemkot Surabaya. Ini menjadi bagian dari upaya Pemkot untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Pahlawan.
"Pembangunan (daerah) tak cukup kalau hanya fisik. Namun, bagaimana pembangunan itu juga menyangkut dengan pembangunan manusianya, termasuk soal Akhlakul Kharimah," tandas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
DP3APPKB Kota Surabaya mengungkapkan sejumlah faktor bisa memicu terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Di antaranya, karena masalah individual, sosial, dan hukum.
Pada faktor individual, hal ini bisa disebabkan karena lingkungan keluarga. Banyak pelaku dan korban kekerasan, tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga atau masyarakat yang tidak harmonis.
ayah siksa anak yang tak mau tidur siang
Kebohongan keji menantu
Dukuh Sajen
Kecamatan Nogosari
perusahaan tekstil di Boyolali
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
Sri Rejeki Ogah Buka Akses Jalan Rumah Juladi, Suruh Pindah Demi Keamanan Warga |
![]() |
---|
Beli Pertalite, Warga Geruduk Petugas Imbas Puluhan Motor Langsung Mogok, Manajer SPBU Akui Keliru |
![]() |
---|
Pilu Pensiunan Kopassus Mustari, Uang Masa Tua Rp 100 Juta Diambil Anak, Dibiarkan Telantar |
![]() |
---|
Fachrudin Sempat Bersantai Ngopi sambil Main dengan Keponakan usai Bunuh Istrinya |
![]() |
---|
Senyum Merekah Istri Setyo Hadi Pemilah Sampah Kini Suami Injak Tanah Suci, Pemkab Berjasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.