Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nasib TKW 19 Tahun Ditahlili Dikira Meninggal Jadi Korban Perang di Suriah, Ternyata Masih Hidup

Nasib TKW yang ditahlili akibat dikira meninggal, ternyata masih hidup. Diketahui sudah 19 tahun TKW asal Indramayu, Jawa Barat itu kehilangan kontak

Editor: Torik Aqua
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
19 Tahun Dikira Meninggal, TKW Masiroh Ternyata Hidup, Hilang Kontak saat Perang, Ibu: Diambil Mantu 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib TKW yang ditahlili akibat dikira meninggal, ternyata masih hidup.

Diketahui sudah 19 tahun TKW asal Indramayu, Jawa Barat itu kehilangan kontak dengan keluarga.

TKW bernama Masiroh sempat diadakan tahlil selama beberapa tahun.

Ibu dari Masiroh, Sopiyah (56) sempat mengira anaknya meninggal.

Ternyata kondisinya kini masih hidup.

Baca juga: Kisah Eks TKW Jadi Istri Kedua Majikan Pengusaha, Kini Kaya Urus 3 Toko, Akur Sama Istri Pertama


Masiroh (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu ini sekarang berada di Kota Aleppo, Suriah.

Ia sebelumnya dianggap sudah meninggal karena hilang kontak selama kurang lebih 19 tahun di Suriah.

Apalagi negara Suriah sendiri, diketahui merupakan negara konflik, perang saudara terjadi di negara timur tengah tersebut.

Konflik perang yang terjadi di Suriah inilah yang membuat keluarga sempat mengira Masiroh sudah meninggal dunia.

Bahkan setiap acara tahlilan yang digelar keluarga dalam beberapa tahun terakhir ini, nama Masiroh selalu disebut untuk diantarkan doa.

Sopiyah menceritakan, berbagai hal rupanya dialami oleh anaknya selama hilang di negara tersebut.

Masiroh menceritakan semua itu lewat sambungan telepon usai keberadaannya berhasil diketahui seminggu yang lalu.

"Anak saya itu awalnya berangkat tahun 2005," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (5/2/2024).

Di Suriah, menurut keterangan Masiroh, ia sempat pindah-pindah majikan.

Pengalaman menakutkan dialami saat bekerja di majikan pertama.

Lanjut Sopiyah, anaknya tersebut diperlakukan kasar oleh majikan.

"Katanya tuh sampai mau disiram air keras, tapi alhamdulillahnya belum," ujar dia.

Dari majikan yang pertama itu, Masiroh diketahui kabur. 

Masih di negara yang sama, ia kembali bekerja menjadi asisten rumah tangga (ART) di majikan yang kedua.

Di majikan yang kedua, diakui Masiroh, ia diperlakukan baik oleh majikannya.

Namun, lanjut dia, saat itu suasana di Suriah kacau balau karena perang.

Masiroh lalu dilepas oleh majikan keduanya tersebut.

Saat terjadi perang terjadi, Masiroh diketahui tidak memiliki arah tujuan.

Ia juga kehilangan paspor miliknya sehingga tidak bisa pulang ke Indonesia.

Beruntung, saat itu, menantu dari majikan keduanya mau merawat Masiroh.

Ia diambil lalu diajak bekerja menjadi ART.

Menurut pengakuan Masiroh, lanjut Sopiyah, anaknya diperlakukan dengan baik layaknya ART pada umumnya oleh majikan ketiganya ini.

"Mungkin karena kasian saat itu. Jadi diambil sama menantu majikan keduanya itu," ujar dia.

Sopiyah mengatakan, sampai saat ini, Masiroh masih bekerja di rumah majikan ketiganya tersebut.

Namun, di sisi lain, Sopiyah juga mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan anak tersebut, ia mengaku sangat rindu.

Hal yang sama juga diungkap oleh Masiroh. Sopiyah pun berharap kepada pemerintah bisa membantu kepulangan Masiroh ke tanah air.

Masiroh sendiri mengaku terkendala pulang ke tanah air karena biaya dan paspor miliknya yang hilang saat perang.

Di sisi lain, majikan tempatnya bekerja juga, kata Sopiyah, belum memberikan izin Masiroh untuk pulang.

"Rindu pengen ketemu, udah lama gak ketemu, tolong bantu pulangin pak," ujar dia.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id 

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved