Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tinggalkan Kasur, Ratusan Warga di Madura Lebih Pilih Tidur di Pasir, Ada yang Sampai Melahirkan

Warga desa di Sumenep, Madura, punya kebiasaan unik tidur di pasir ketimbang kasur.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/daeengg
Warga desa di Sumenep, Madura, punya kebiasaan unik tidur di pasir 

Kampung tersebut dijuluki sebagai Kampung Tajir lantaran warga beramai-ramai membangun rumah mewah baru.

Rumah tersebut terlihat sangat mewah dan bernuansa modern.

Ya, rumah-rumah di kampung tersebut tampak megah bak istana dengan desain kontemporer menjulang tinggi.

Sebanyak 15 rumah mewah berjajar, rata-rata dipagari tembok setinggi tiga meter dengan pintu gerbang baja di bagian depannya.

Mereka membangun rumah tersebut mengombinasikan gaya modern-klasik dengan menambahkan dua pilar besar di bagian depan rumahnya.

Bak ketiban durian runtuh, kampung warga desa di Sumenep, Madura, tersebut mendadak dikenal sebagai Kampung Tajir.

Ternyata bukan tanpa alasan mereka menjadi warga kampung yang dikenal tajir.

Hal itu karena ada kisah di balik pemilik rumah yang mengadu nasib ke Jakarta.

Lantas seperti apa cerita selengkapnya?

Penampakan salah satu rumah di Kampung Tajir di Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, yang menjulang bak istana
Penampakan salah satu rumah di Kampung Tajir di Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, yang menjulang bak istana (via Kompas.com)

Rumah yang dibangun Ati (46) di kampung Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, merupakan buah dari jerih payahnya.

Ia mengaku bisa membangun rumah mewah tersebut berkat usahanya buka warung kelontong di Jakarta.

"Saya sudah 20 tahun (buka warung kelontong) di Jakarta, dan alhamdulillah bisa bangun (rumah) ini," kata Ati kepada Kompas.com, Senin (6/2/2023).

Ati dan sang suami mengadu nasib ke Jakarta sekitar tahun 2003 silam.

Ia mengaku bingung lantaran di kampung halamannya tidak ada lapangan pekerjaan yang menjanjikan.

Awalnya Ati bersama suaminya mengelola warung kelontong milik orang lain.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved