Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Ramadan Kurang 8 Hari, Bagaimana Hukum Jika Tak Mengganti Utang Puasa Sebelumnya? ini Penjelasannya

Ramadan sebentar lagi, bagi yang memiliki utang puasa tahun sebelumnya hendaknya untuk segera melunasinya.

Unsplash via kompas.tv
Ramadan sebentar lagi, bagi yang memiliki utang puasa tahun sebelumnya hendaknya untuk segera melunasinya. 

Qadha puasa Ramadan yang dilakukan pada bulan Ramadan menjadi tidak sah karena Ramadan adalah bulan yang sudah dikhususkan untuk puasa, sehingga tidak boleh ada puasa lain yang dilakukan pada bulan itu selain puasa Ramadan.

Adapun puasa Ramadan-nya menjadi tidak sah dalam hal itu karena cacat di niat.

Namun, Imam Hambali berpendapat bahwa qadha puasa Ramadan pada bulan Ramadan masih boleh dilakukan.

Yang sah adalah puasa Ramadan-nya. Artinya tetap punya utang puasa dari Ramadan sebelumnya. Ini karena di mazhab Hambali, niat puasa tidak wajib dalam rukun puasa Ramadan.

Imam Malik dan Safii menyatakan utang puasa juga tidak boleh dibarengkan dengan puasa nazar.

Contoh puasa nazar adalah semisal berjanji setiap hari terakhir pada bulan Rajab akan berpuasa.

Adapun Imam Hambali dan Hanafi masih membolehkan utang puasa dijalankan di hari yang sebenarnya sudah dinazarkan untuk puasa. 

Catatannya, Imam Hanafi menyebut puasa sebagai qadha puasa Ramadan yang dilakukan pada hari yang menjadi nazar puasa tetap sah qadha puasa Ramadan-nya.

Baca juga: Arti Kata Mokel, Bahasa Gaul Populer Bulan Ramadan, Jika Dilakukan Ganjarannya Jadi Penghuni Neraka

Namun, karena yang bersangkutan sudah membuat nazar puasa pada hari itu, puasa nazar-nya wajib diganti ke hari lain sekalipun tidak lagi tepat sesuai nazarnya. 

Membayar utang puasa Ramadan dianjurkan untuk disegerakan setiap kali Ramadan usai.

Bahkan, dianjurkan untuk melakukannya secara berurutan hari, bila utang puasanya lebih dari satu hari. 

Meski demikian, menyegerakan membayar utang puasa sifatnya tidak wajib. Ini hanya menjadi wajib ketika Ramadan berikutnya sudah menjelang.

Namun, Imam Syafii berpendapat menyegerakan membayar utang puasa adalah wajib untuk puasa yang batalnya dilakukan dengan sengaja tanpa alasan yang memperkenankannya. 

Sebaliknya, menurut Imam Hanafi, prinsip yang harus dipegang hanyalah membayar utang puasa Ramadan hukumnya wajib tetapi waktu pelaksanaannya sangat luas dan tidak terikat.

Bahkan, sekalipun Ramadan berikutnya sudah tiba dan utang puasa Ramadan belum lunas, ini bukanlah dosa sepanjang utang puasa itu tetap dilunasi.

Ilustrasi Ramadan 2024.
Ilustrasi Ramadan 2024. (Unsplash via kompas.tv)
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved