Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nestapa Kakek Murni Makan Nasi Basi Karena Dagangannya Tak Laku, Tidur di Gubuk Banner Bekas

Inilah kisah seorang kakek yang berjuang hidup sendiri bernama Murni yang sehari-hari berjualan mainan

Editor: Torik Aqua
Instagram
kisah hidup kakek Murni makan nasi basi karena dagangan tidak laku 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah seorang kakek yang berjuang hidup sendiri.

Kakek bernama Murni tersebut sehari-hari berjualan mainan untuk menghidupi dirinya sendiri.

Akun Instagram @ahmadpeduli mengunggah kisah kakek Murni pada Selasa (9/4/2024), yang kemudian kisah tersebut viral di media sosial.

Pengunggah tersebut mengatakan bahwa sudah seminggu ini dagangan kakek Murni tidak laku terjual.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Mudik 500km Pakai Mobil Listrik Habis 300ribu - Nasib Ibu 2 Anaknya Tewas H-2 Eid

Kakek Murni diketahui tinggal di kosan yang sempit.

Tak hanya sempit, tempat tinggalnya itu kerap bocor saat hujan datang.

Hanya ada kasur tipis dan usang menjadi alas tidurnya.

Rumahnya pun terlihat banyak banner bekas untuk menutupi beberapa bagian.

Tak memiliki penghasilan karena dagangannya tidak laku, Kakek Murni sampai harus memakan nasi basi.

Ia merendam nasi basi selama dua hari untuk dimakan.

Dalam video unggahan itu pun Kakek Murni memakan nasi basi langsung dari panci yang berisi air.

Meski makan nasi basi yang direndam, Kakek Murni tampak lahap.

Namun matanya tampaknya tidak berbohong, matanya mulai memerah seperi seolah ingin menangis.

"Namanya bapak murni.sehari hari beliau jualan mainan.melihat bapanya sampai nangis udah 1 minggu lebih beliau jualan gak ada yg laku sama sekali,beliau tinggal di kosan sempit dan sering kehujanan bocor,udah beberapa hari ini beliau cuma makan nasi basi yg di rendamnya selama 2 hari. Dan di tambah lagi kaki bapanya bermasalah sering sakit karena jatuh keserempat motor sampai tulang kaki bengkok.bapak murni berjualan mainan untuk membiayai kehidupan sehari harinya," tulis pengunggah, dikutip Tribunjabar.id, Rabu (10/4/2024).

Unggahan itu pun menuai beragam reaksi dari warganet.

Warganet ikut pilu dengan apa yang terjadi pada Kakek Murni.

Bahkan, tak sedikit yang ingin donasi untuk kakek penjual mainan tersebut.

@sn***.
Tolong ayahnya siapapun ini diurusin, krn rasanya ga punya Ayah itu sakit sekali.

@pri***.
Mohon maaf hanya bisa bantu sedikit semoga bapak murni sehat selalu amin.

@mit***.
Kakek jualan deket kantor , dan slalu kami @sugiiikkk @safira.damayanti @desak_tisna @etsukaa_ bantu kakek .. sehat selalu kakek.

Di kolom komentar, pengunggah pun menuliskan alamat Kakek Murni.

"Alamat kakek : jalan pemuda ciung winara, Denpasar," tulisnya.

Sementara itu, kisah pilu seorang kakek juga terjadi di Lumajang, Jawa Timur.

Menapaki usia 71 tahun, Jumadi, warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pasrah tinggal di sebuah bangunan tak layak yang berada di pekarangan kebun kelapa.

Kata Jumadi, bangunan tersebut merupakan bekas produksi memasak nira dari kelapa.

Sudah 7 tahun lamanya dirinya mendiami bangunan tersebut bersama dengan anaknya yang bernama Rehan (7).

Potret Jumadi dengan tempat tinggalnya jadi bukti masih saja terdapat hunian tak layak huni yang dimiliki oleh warga Kabupaten Lumajang di masa kini, Senin (1/4/2024).

Bangunan berukuran 2×3 meter itu terlihat begitu tidak layak untuk ditinggali.

Angin dapat silih berganti menembus dari berbagai sisi.

Tak ayal setiap hari, tubuh ringkih Jumadi harus menahan dinginnya malam.

Pelindung bangunan yang bisa melindungi Jumadi dari sinar matahari dan hujan hanya genteng.

Itupun kondisinya tidak bagus-bagus amat, tidak seperti rumah layak pada umumnya.

Guna berlindung dari hujan, Jumadi masih harus memasang kain terpal tatkala hujan turun dengan deras.

Baca juga: Rindu Bertemu Anak & Cucu, Kakek Nekat Naik Sepeda Puluhan Kilo sampai Kelelahan: Jangan Maksain

Jumadi mengaku sudah tidak punya pilihan selain menempati bangunan tersebut sebagai tempat tinggalnya sehari-hari.

"Untuk buang air tidak bisa di rumah, harus pergi ke sungai. Mandi, cuci piring juga di sungai," beber Jumadi sembari menceritakan kondisinya sehari-hari, Senin (1/4/2024).

Pria tua tersebut mengkiaskan sebuah cerita panjang hingga akhirnya dirinya bisa menempati bangunan yang ia pijak saat ini menjadi tempat tinggalnya.

Ia bercerita jika dirinya dulu memiliki istri bernama Sunarsih, warga Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Dari pernikahan keduanya itu, Jumadi dikaruniai anak bernama Rehan yang tinggal bersama dirinya.

Tak lama setelah Rehan lahir, Jumadi dan istri memutuskan berpisah. Namun dirinya tak bercerita secara gamblang mengenai hal tersebut.

Kemudian Jumadi kembali ke Lumajang dengan Rehan putranya.

Sebelum pernikahan keduanya, Jumadi sudah pernah menikah dan dikaruniai 3 orang anak.

Anak-anak Jumadi dari pernikahan pertama diceritakan Jumadi tinggal tak jauh dari dusun tempat tinggalnya kini.

Namun karena kesibukan, anak Jumadi tak sering menjenguknya.

"Jarang untuk menyambangi ke sini, mungkin juga sedang sibuk (kerja)," katanya dengan suara senjanya.

Di usia yang tak lagi produktif, Jumadi tak bisa berbuat banyak untuk mencari nafkah.

Ia masih bisa bersyukur lantaran tak jarang tetangganya datang membantu untuk sekadar memberi makanan.

Jumadi diketahui merupakan keluarga penerima manfaat bantuan sosial dari pemerintah di lingkungan tersebut.

Dia berharap anaknya dapat mencapai kesuksesan di masa depan.

"Rehan dapat sekolah gratis, setiap hari dijemput dan diantar pulang sama gurunya. Kalau sekarang yang penting bisa makan, kalau Rehan pinginnya bisa sekolah terus biar sukses," harapnya.

Sementara itu, Kemenag Lumajang telah melihat kondisi Jumadi dan siap memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah kakek berusia senja itu.

Penyelanggara Zawa Kemenag Lumajang, Hidayatullah menyampaikan turut berempati dengan kondisi tempat tinggal Jumadi.

"Kita dari Kemenag siap untuk membantu merehabilitasi rumah bapak Jumadi. Namun kami masih menunggu koordinasi dengan pihak desa dan badan amil zakat. Tadi beliau mengutarakan bersedia jika direlokasi ke tempat yang lebih layak," beber Hidayatullah.


Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved