Berita Viral
Pria Lulusan S3 Tak Menyesal jadi Tukang Fotokopi, Isi Rekening Buat Teman Kaget, Damai Tanpa Utang
Inilah kisah pria lulusan S3 jadi tukang fotokopi. Meski demikian, pria itu tak menyesali keputusannya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah pria lulusan S3 jadi tukang fotokopi.
Meski demikian, pria itu tak menyesali keputusannya.
Isi rekeningnya bahkan membuat temannya iri.
Padahal temannya itu seorang pengusaha.
Kisah pria itu dibagikan sang teman bernama Mohd Yazid Ismail di Facebook.
Ia menceritakan temannya yang mempunyai gelar PhD (gelar doktor filsafat) di bidang teknik dan lulus pada tahun 2018.
Namun temannya tersebut hanya bekerja sebagai tukang fotokopi.
“Setelah menyelesaikan PhD hingga saat ini, dia hanya bekerja di toko fotokopi. Gajinya kurang dari RM3.000 (Rp 10 juta). Dia bekerja dengan orang, bukan bisnisnya sendiri,” tulis pengusaha tersebut, melansir dari TribunnewsMaker.
Berbagi cerita, Mohd Yazid bercerita bahwa temannya sudah mengetahui cara mencari nafkah di toko mesin fotokopi.
Namun dalam kurun waktu tersebut, ia juga mencoba peruntungan di tempat lain, sesuai dengan kualifikasi PhD-nya.
Baca juga: Sosok Azhyra Wanita Lulusan S2 Pilih Jualan Sapi dan Kambing di Kampung, Balas Nyinyiran: Ada Porsi
“Katanya dia tidak mendapat panggilan kerja di tempat lain yang sesuai dengan kualifikasinya. Dia sudah pergi wawancara,” ujarnya.
Ceritanya lagi, pengalaman kerja temannya memang mengundang simpati.
"Saya baru tahu nasibnya. Ingat dia bekerja sebagai dosen. Kasihan sekali," imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa sahabatnya digambarkan memiliki kepribadian 'introvert', tidak banyak bicara, dan terlalu berhati-hati dalam setiap perkataan saat berbicara.
Berkomentar lebih lanjut, dia bertemu temannya minggu lalu untuk menangani investasi unit dana perwalian.
"Dulu dia investasi tunai, sekarang uangnya jadi dua kali lipat. Dia mau top up (menambah) investasinya," ucapnya seraya berkata menambahkan bahwa temannya sudah menikah.
Dalam pertemuan tersebut, temannya juga memperbarui nomor telepon di sistem yang dioperasikan oleh unit trust manajemen perusahaan.
Tak hanya itu, data keuangan temannya juga ikut terupdate dan saat itulah ia menyadari sesuatu yang tidak terduga.
Baca juga: Curhat Wanita Lulusan S2 Jadi Ibu Rumah Tangga, Suami Tak Restui Jadi Dosen, Allah Punya Kendali
“Data keuangan juga harus diupdate di sistem, dia centang semuanya ‘Tidak’. Tidak ada KPR, KPR, KPR, semua hilang.
"Awalnya saya kasihan sama dia. Tapi kemudian saya kasihan juga sama diri saya sendiri. Baguslah dia tidak punya pinjaman sama sekali, hidup damai tanpa hutang," ujarnya.
Melalui kolom komentar, rata-rata netizen membagikan pandangannya, termasuk tidak mengukur kesuksesan seseorang melalui karya dan rezeki yang merupakan anugerah Tuhan kepada hamba-Nya.
“Belum tentu kita akan bekerja di bidang yang kita pelajari. Kita belajar karena ingin ilmu. Mungkin rezeki di dalam
bidang lainnya. Ibaratnya saya belajar teknik, tapi sekarang saya berbisnis di pinggir jalan. Rezeki ada dimana-mana, yang penting kita ikhtiar.
“Hidup tanpa utang itu mudah, apalagi utang ke bank. Bebas dari sistem.
"Iya betul, hidup lebih tenang dan mudah tanpa pinjaman bank. Sekarang targetku hanya melunasi pinjaman secepatnya," ujar salah satu komentar warganet.
Sebelumnya juga viral wanita lulusan S2 jualan sapi dan kambing di kampung halamannya.
Wanita itu diketahui bernama Azhyra Rana.
Kisah Azhyra Rana menjadi viral di media sosial setelah dibagikan akun Twitter (X) @worksfess.
Dalam unggahannya itu, akun tersebut menyinggung bahwa wanita lulusan S2 tersebut bisa sukses meski memilih pulang kampung hingga memilih jualan sapi.
Namun, pengunggah itu juga mempertanyakan apakah sulit mendapatkan pekerjaan di tahun 2024.
Azhyra Rana sendiri merupakan lulusan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia dan lulusan S2 di Universitas Pandjadjaran Bandung.
Ia juga lulusan S1 dan S2 Manajemen Bisnis.
“Work! dia lulusan S1 UPI & S2 Unpad yang pada akhirnya kembali ke kampung halaman jualan sapi, btw emg sesulit itukah mendapatkan pekerjaan di 2024,” tulis dalam unggahan (X) @worksfess.
Baca juga: Dulu Wanita Lulusan S2 Disebut Tak Pantas Nikahi Sopir, Kini 2 Tahun Berselang Gaji Malah Sebaliknya
Sontak unggahan kisah wanita tersebut menuai komentar dan pujian dari warganet.
Tak sedikit pula warganet yang memuji aksi wanita lulusan S2 memilih jualan sapi dan kambing meski pendidikan tinggi.
Sejumlah warganet membela bahwa tidak ada yang salah dengan keputusan wanita tersebut untuk jualan sapi dan kambing meski lulusan S2.
“Dengan modal S1 dan S2 manajemen bisnis sudah betul usaha jualan sapi dan kambing. Dari situ ilmunya bisa terpakai dan usahanya bisa berkembang. Kuliahkan memang sejatinya mencari ilmu bukan ijazah,” papar seorang warganet.
Warganet lain juga membela bahwa tidak harus setelah lulus kuliah untuk bekerja namun juga bisa berwirausaha.
“Masih banyak yang berpikiran kalau udah selesai kuliah musti dapetin kerjaan di perusahaan punya orang ya, padahal bisa aja mbaknya passionnya emang di wirausaha. Ilmu jurusan dia juga kepake kalau mau bikin usaha sendiri kok,” tambah warganet lainnya.
Namun ada juga warganet menyayangkan dan nyinyir dengan keputusan wanita tersebut.
“Aki-aki gak lulus SD juga banyak yang bisa ngelola pertenakan dan menjual ternaknya,” tulis seorang netizen.
Baca juga: Sebelum Jadi ODGJ, Enuh Lulusan ITB Rajin Kerja, Sosok Pendiam Tapi Suka Mengajar, Lihat Prestasinya
Menanggapi komentar nyinyir netizen tersebut, wanita tersebut mengungkap kisah perjuangannya hingga memilih berwirausaha daripada bekerja di perusahaan.
Dalam unggahannya ia menjelaskan mulanya ia pun bercita-cita bekerja kantoran.
Namun setelah dicoba ia merasa tidak cocok.
Karena pertimbangan itu, ia memilih menerapkan ilmu-ilmunya lulusan S1 dan S2 manajemen bisnis untuk berwirausaha.
“Aku coba merambah di dunia bisnis, ternyata aku suka, walaupun gak semua indah, ada naik turunnya, tapi aku sangat menikmati semua proses,” tulisnya.
Lalu, ia mengungkap bisnis atau berjualan sudah menjadi kecintaannya.
Ia mengaku bukan sekadar jualan, ia ingin punya bisnis yang lebih berkembang dan profesional pun membutuhkan ilmu.
Kebetulan ia pun lulusan S2 manajemen bisnis yang merasa perlu menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya selama ini.
Karena hal itu ia merasa tidak terbebani meski lulusan S2 untuk jualan sapi dan kambing.
Ia bahkan mengungkap dirinya bisa lulus 2 pun karena hasil jualan dan menanbung dari bisnis yang dia jalankan selama ini.
“Maka dari itu aku coba daftar S2, hasil aku jualan dan menabung, dengan harapan ilmunya bisa diterapin ke bisnisku, aku yakin ilmu gaakan sia-sia kok,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan memang tidak semua teori bisnis bisa diterapkan saat praktinya.
Namun, ia belajar bisa mengurangi risiko kegagalan.
Selain menjalankan bisnis, wanita lulusan S2 tersebut menjelaskan ilmunya masih bisa bermanfaat dengan berbagi lewat menjadi speakers entrepreneurs.
“Terus ilmunya buat apa? buat aku sharing, jadi speaker. Aku senang bgt kalau ada orang yang punya ambisi sama di bisnis Aku sharing kegagalan apa yang jangan sampai dilakukan,” paparnya.
Lalu, ia memberikan pesan bijak bahwa setiap orang berhak memilih jalannya masing-masing sesuai kemampuan.
“Mau bisnis, mau kantoran, mau pendidikan SMA, Sarjana dll, semua ada porsinya masing-masing kok, yang penting kamu bahagia menjalaninya,” ujar pesannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
pria lulusan S3 jadi tukang fotokopi
berita viral
Mohd Yazid Ismail
Malaysia
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Jualan Kopi Murah Rp500, Pasutri Tak Masalah Cuma Dapat Untung Rp30 Ribu Sehari: Sama-sama Menikmati |
![]() |
---|
Fakta-fakta Viral Menu MBG Isi Kacang Rebus dan Roti, Siswa Pernah Dapat Salak Busuk |
![]() |
---|
Kisah Ridho Terpaksa Berhenti Kuliah karena Tak Punya Biaya, Kerja Paruh Waktu Tak Bisa Mencukupi |
![]() |
---|
Sosok Ida Yulidina, Istri Menkeu Purbaya Pernah Jadi Model Majalah, Gaya Hidupnya Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Apa Itu Nepo Baby? Disorot Mendagri Tito Karnavian saat Bahas Gaya Hidup Pejabat: Jangan Flexing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.