Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dokter di Situbondo Mengundurkan Diri

Datangi RSUD dr Abdoer Rahem, DPRD Situbondo Minta Klarifikasi Soal Mundurnya Dokter Spesialis

Buntut pengunduran tiga dokter spesialis di RSUD dr Abdoer Rahem (RSAR) Situbondo, menjadi perhatian serius Komisi IV DPRD SItubondo.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/IZI HARTONO
Anggota Komisi IV DPRD Situbondo usai bertemu dan klarifikasi dengan pihak RSUD dr Abdoer Rahem, Jumat (9/8/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Izi Hartono

TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Buntut pengunduran tiga dokter spesialis di RSUD dr Abdoer Rahem (RSAR) Situbondo, menjadi perhatian serius Komisi IV DPRD SItubondo.

Wakil rakyat ini mendatangi RSAR Situbondo,  tidak lain untuk meminta klarifikasi dan penjelasan pengunduran diri dokter spesialis tersebut, Jumat (9/8/2024).

Kedatangan anggota Komisi IV DPRD Situbondo ini, mereka ditemui Kepala Tata Usaha (KTU ) RSAR di ruang pertemuan VIP Resto rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu.

Anggota Komusi IV DPRD Situbondo, H Tolak Atin mengatakan, pihaknya bersama pimpnan dan anggota yang lain mendatangi RSAR untuk mengklarifikasi mundurnya dokter spesialis itu.

Politisi PKB ini menjelaskan, berdasarkan keterangan pihak rumah sakit,  pengunduran dokter spesialis anestesi itu karena ingib mengurangi prakteknya di rumah sakit dan akan fokus kepada anaknya.

Baca juga: Dinkes Situbondo Tunggu Surat Pemberitahuan Direktur RSUD dr Abdoer Rahem Soal Dokter Mundur

Selain itu, kata H Totak, salah seorang dokter yakni dr Yongki resign karena telah menjadi dokter tetap di RS Elisabhet Situbondo.

"Saya tidak pada posisi cukup atau tidak, tetapi masalah ini harus dianalisis menjadi introspeksi terhadap manajemen rumah sakit,"ujarnya.

Terkait kesejahteraan, lanjutnya, itu menjadi konsep pihak rumah sakit untuk berbenah agar tak ada dokter-dokter yang kemudian tidak nyaman di rumah sakit.

"Makanya perlu diberikan kenyamanan di rumah sakit untuk berpraktek, sehingga mereka juga bisa bertimbal balik untuk melakukan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," harapnya.

Sebenarnya, kata H Tolak Atin, pihaknya bukan mencari kesalahan, akan tetapi bisa mencari solusi dan permasalahan yang ada bisa diselesaikan.

"Intinya dari beberapa permasalahan yang menjadi pengaduan dari pihak nakes seperti potongan iuran BPJS yang kemudian dipotong kembali sudah aturan dari perpres dan sudah ada pengembalian klaim dari pihak BPJS," bebernya.

Dijelaskan, pihaknya juga mengklarifikasi beberapa temuan yang sudah ditemukan oleh pihak BPJS, sehingga menjadi kekurangan.

Bahkan, H Tolak Atin mencontohkan di bulan Januari dan Pebruari jasa pelayanan dan jasa medis masih cukup besar, karena ditahun sebelumnya ada klaim yang dibayarkan di bulan itu. Sedangkan di bulan April dan Mei pasein yang masuk membludak dan menumpuk.

Baca juga: BREAKING NEWS: Dokter Spesialis di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo Ramai-Ramai Mengundurkan Diri 

"Kenapa jasa pelayanan itu tidak ada, karena tidak ada klaim tambahan yang masuk," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved