Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Dokter Diani Kartini yang Viral usai Protes Masalah Dugaan Kebijakan Jilbab di RS Medistra

Sosok dokter Diani Kartini, dokter yang viral setelah protes soal kebijakan pemakaian jilbab di RS Medistra, Jakarta Selatan.

|
Editor: Torik Aqua
Kolase Tribun
Sosok dokter Diani Kartini, viral karena memprotes dugaan kebijakan penggunaan jilbab di RS Medistra 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok dokter Diani Kartini, dokter yang viral setelah protes soal kebijakan pemakaian jilbab di RS Medistra, Jakarta Selatan.

Dokter Diani Kartini melayangkan protes melalui surat yang ditujukan kepada manajemen RS Medistra.

Diketahui, dokter Diani Kartini mengaku mendapatkan diskriminasi saat tes wawancara.

Diskriminasi itu juga dialami oleh asisten dan kerabatnya.

Baca juga: Pasrah Orangtua Paskibraka Putri IKN Tahu Anaknya Disuruh Lepas Jilbab, Padahal Bantah Setuju

Keduanya mendapatkan pertanyaan apakah bersedia membuka hijab jika diterima di RS Medistra, Jakarta Selatan.

Buntutnya, dokter Diani Kartini memutuskan keluar RS Medistra pada Sabtu (31/8/2024).

Sementara itu, RS Medistra sudah melakukan klarifikasi.

Manajemen membantah pihaknya melarang penggunaan jilbab.

RS Medistra menyebut ada kesalahpahaman terkait masalah ini dan sudah meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Terlepas dari berita di atas, siapa sosok dari dokter Diani Kartini?

Profil lengkap

Dokter Diani Kartini kini berstatus sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ia memiliki titel lengkap Dr. dr. Diani Kartini, SpB(K)Onk.

Dikutip dari fk.ui.ac.id, ia memiliki keahlian di bidang bedah onkologi

Bedah onkologi sendiri adalah tindakan pembedahan untuk menangani kanker atau tumor ganas.

Dirangkum dari pddikti.kemdikbud.go.id, dokter Diani Kartini menempuh pendidikan S1 di Universitas Sebelas Maret (2000).

Ia melanjutkan pendidikan spesialisnya (Sp-1) di Universitas Gadjah Mada pada 2006.

Sedangkan gelar Doktor (Dr) dia raih di Universitas Indonesia tahun (2019).

Untuk kehidupan pribadi, dokter Diani Kartini kerap membagikannya lewat akun Instagram @diani_kartini.

Ia sudah memiliki 1.544 pengikut.

Dokter Diani Kartini sering mengunggah saat dirinya beraktivitas sebagai dosen maupun dokter.

Sesekali ia juga membagikan foto kucing kesayangannya bernama Cuplis.

Berikut daftar penelitian dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dimiliki dokter Diani Kartini:

1. Ekspresi FGF2 terhadap metastasi tumor primer ke KGB aksila pada karsinoma payudara stadium dini (2017)

2. Pengaruh Melatonin terhadap sensitivitas karsinoma sel skuamosa rongga mulut stadium lanjut lokal yang diberi kemoterapi neoadjuvant : kajian terhadap ekspresi HIF-1, CD44, CD133, dan miRNA- 210 (2017)

3. Circulating tumor cell dan lymhosit T regulator pada core biopsy kanker payudara (2015)

4. Nilai diagnostik pemeriksaan mutasi BRAF dari specimen FNAB dengan menggunakan teknik immunohistokimia pada karsinoma papiler tiroid preoperative (2015)

Publikasi karya ilmiah dan jurnal

1. Linking Clinical Characteristics to Post-Mandibular Reconstruction Function Using Free Fibular Flaps-Tulisan ilmiah (2021).

2. Linking Clinical Characteristics to Post-Mandibular Reconstruction Function Using Free Fibular Flaps-Tulisan ilmiah (2022).

3. Accuracy of Triple Diagnostic Test in Patients with Thyroid Nodule at Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital-Jurnal nasional terakreditasi (2017).

4. Triple Diagnostic Accuracy on Early Stage Breast Cancer at dr. Cipto Mangunkusumo and Persahabatan General Hospital-Jurnal nasional terakreditasi (2018).

5. Association between Obesity and Hormone Receptor Characteristics of Primary Breast Cancer at Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, in 2017-Jurnal nasional terakreditasi (2019).

6. The Role of Melatonin in Improving Hypoxia in Malignant Tumor: A Mini-Review-Jurnal nasional terakreditasi (2019).

7. Triple Diagnostic Accuracy on Early Stage Breast Cancer at dr. Cipto Mangunkusumo and Persahabatan General Hospital-Jurnal nasional terakreditasi (2020).

8. Filtration effectiveness of N95 medical mask exposed to repeated ultraviolet germicidal irradiation room Jurnal nasional terakreditasi (2023).

9. Free Flap Evaluation Following Reconstruction of Locally Advanced Squamous Cell Carcinoma of the Tongue-Jurnal nasional terakreditasi (2023).

10. Hubungan antara keterlambatan diagnosis dengan stadium pada penderita karsinoma kolorektal di RS Dr. Sardjito Jogjakarta 2005-Jurnal nasional (2006).

Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

1. Pengaruh melatonin terhadap respon klinis sel skuamosa rongga mulut stadium lanjut lokal yang diberi kemoterapi neoadjuvan: Kajian terhadap ekspresi HIF-1a,CD44,CD133 dan MiRNA-210. Hak cipta nasional (2019).

2. Buku Obrolan Ubi, Sereh dan Kayu Manis dari Bale-Bale. Hak cipta nasional (2023).

Kronologi surat protes dokter Diani Kartini

Terkait viralnya surat protes menyangkut berpakaian Rumah Sakit Medistra, Dr. dr. Diani Kartini, SpB, Subsp.Onk(K) mengiyakan surat tersebut.

Dalam surat itu, Diani Kartini  meminta penjelasan dari RS Medistra terkait persoalan jilbab untuk perawat dan dokter. 

Surat itu viral di media sosial X, bahkan beberapa akun X turut mengunggah surat tersebut.

Saat dikonfirmasi, dia mengaku tak mengetahui kelanjutan surat tersebut.

Diani Kartini telah mengundurkan diri dari RS Medistra.

“Dan saya juga langsung keluar tidak bekerja di Medistra lagi setelah peristiwa itu, tepatnya kemarin, Sabtu 31 Agustus 2024,” ujar dia, seperti dikutip dari Republika.

Diani Kartini mengatakan mengatahui  ada kebijakan larangan berhijab diberlakukan untuk perawat dan dokter umum, sementara untuk dokter spesialis dan subspesialias bebas mengenakan hijab. 

Diskriminasi ini yang Diani  tentang keras, “Ini saya yang tidak setuju, mengapa ada perbedaan?” 

Ia sebenarnya sempat menanyakan kebijakan tersebut ke pihak manajemen yang mengesankan jawabannya boleh. 

Namun demikian, ternyata saat ada wawancara penerimaan dokter umum beberapa waktu lalu masih ada pertanyaan tentang membuka hijab. 

“Itu kan wawancara yang tidak bermutu,” kata dia.

Dokter Diani Kartini menyayangkan hal tersebut, karena menurutnya RS Medistra adalah rumah sakit umum yang tidak terkait dengan golongan tertentu.

Sementara itu, hingga berita ini dituliskan, pihak Rs Medistra hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi.

Klasrifikasi RS Medistra

RS Medistra Jakarta megklarifikasi terkait surat yang dilayangkan  Diani Kartini mengenai pembatasan hijab untuk dikenakan oleh dokter dan perawat Muslimah di lingkungan RS.

Direktur RS Medistra Dr. Agung Budisatria, MM, FISQua mengklaim pihaknya terbuka bagi siapa saja yang ingin bekerja di RS Medistra tanpa diskriminasi apapun termasuk bagi pelamar yang mengenakan hijab.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Senin (2/9/2024).

Ia mengatakan, akan melakukan penelusuran untuk mendalami proses rekrutmen yang diungkap oleh dokter Dr. dr. Diani Kartini.

Pihaknya berupaya melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.

“Hal tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen. RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi Masyarakat,” jelas dia.

Isi Surat Lengkap Diani Kartini

Selamat Siang Para Direksi yang terhormat. Saya Ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra

Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra.

Kebetulan keduanya menggunakan hijab. Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara, menanyakan terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan Apakah bersedia membuka hijab jika diterima.

Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. 

Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu?

Salah satu RS di Jakarta selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis, dan subspesialias menggunakan hijab.

Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja kalau RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien. 

Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya ada rasis. 

Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan sub spesialis di RS Medistra

Terimakasih Atas perhatiannya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved