Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Kini Sakit, Mbah Carli Pilu Tak Dapat Royalti Padahal Lagu Ciptaannya Terkenal, Cuma Dibayar Beras

Kini Sakit, Mbah Carli Pilu Tak Dapat Royalti Padahal Lagu Ciptaannya Terkenal, Dulu Dibayar Beras

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
Mbah Carli, pencipta lagu terkenal yang tak dapat royalti 

"Dia sendiri yang jual, bawa sepeda ke orangnya (penyanyi) terus dijual. Nih mau enggak lagu ini."

"Kalau penyanyinya mau langsung dibayar. Tapi bapak tuh enggak keras, enggak selalu menekan (harga), harus segini, sedikasihnya," kenang Dasini.

Pasalnya lagu ciptaanya dibayar dengan cara cicil seharga cabai.

Ada juga orang yang membayar lagu ciptaan Carli dengan beras.

"Heh, tuku lagu kaya tuku sabrang (cabai), terasi, dicicil. Saya anaknya banyak, masa bayarnya nyicil."

"Nah, orang itu, enggak tahu sampai berapa nyicilnya, tiba-tiba hilang aja orangnya. Pernah juga lagunya dibayar pakai beras," beber Dasini.

Catatan beberapa lagu tarling ciptaan Carly yang dijual ke Dian Record tahun 1996, ditemukan di tumpukan miliknya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang.
Catatan beberapa lagu tarling ciptaan Mbah Carli yang dijual ke Dian Record tahun 1996, ditemukan di tumpukan miliknya di Desa Benda, Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu, pada Rabu (9/10/2024) siang. (Kompas.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Lebih lanjut Dasini mengungkap, kepribadian Carli yang polos dan jujur justru kerap dimanfaatkan orang.

Carli kerap ditipu dan dijanjikan bohong oleh banyak orang.

Awalnya bilang kerja sama, minta bikin lagu, setelah dikasihkan, uangnya tak kunjung datang.

Setelah lagunya tenar, nama Carli sebagai penciptanya dicoret dari lagu tersebut.

Pasangan yang dikaruniai lima orang anak ini juga tidak mengenal royalti.

Keduanya hanya mengetahui lagu ciptaanya telah dijual dengan bayaran seadanya.

Kini Carli yang piawai mencipta lagu dengan bergitar, jatuh sakit sejak beberapa tahun lalu.

Usia yang senja membuat fisiknya melemah dan hanya bisa terbaring di kasur.

Untuk memenuhi kebutuhan harianya, Dasini yang tinggal bersama dua orang anaknya, menjadi tukang pijit rumahan dan paraji (tukang urut ibu melahirkan) di kampung-kampung.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved