Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Dosen ITB yang Viral Ubah Tanah Jadi Logam Hanya dalam 2 Menit, sempat Gelar Orasi Ilmiah

Seorang dosen ubah tanah jadi logam tengah menjadi sorotan hingga viral di media sosial.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Kolase Tribunnews
Sosok Prof Zulfiadi dosen viral ubah tanah jadi logam. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang dosen ubah tanah jadi logam tengah menjadi sorotan hingga viral di media sosial.

Ide brilian sang dosen ini viral setelah diunggah salah satunya oleh akun Instagram @material.raaaqil pada 2 Oktober 2024.

Alat yang diciptakan sang dosen bak mirip alat di film Iron Man.

Lantas siapakah sosok tersebut.

Ia adalah Prof Zulfiadi Zulhan.

Prof Zulfiadi merupakan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) juga ikut viral.

Prof Zulfiadi menciptakan reaktor plasma hidrogen yang bisa mengubah tanah menjadi logam hanya butuh 2 menit saja.

Pada awal rekaman terlihat, Prof Zulfiadi sedang memperagakan penggunaan reaktor plasma hidrogen ciptaannya.

Ia menaruh bongkahan tanah berwarna coklat ke dalam reaktor plasma hidrogen.

Reaktor kemudian dihidupkan untuk menyinari tanah tersebut.

Setelah 2 menit, alat mirip di film Iron Man itu dibuka.

Tampak bongkahan tanah menjadi logam berwarna keperakan.

Tangkapan video viral dosen ubah tanah jadi logam viral di media sosial.
Tangkapan video viral dosen ubah tanah jadi logam viral di media sosial. (Kolase Tribunnews)

"Ini seperti tanah, kita masukkan ke dalam reaktor. Kemudian diproses dalam waktu kurang dari 2 menit menjadi logam," kata Zulfiadi Zulhan, dikutip dari Tribunnews via Tribun Jateng pada Rabu (6/11/2024).

Diketahui Prof Zulfiadi lahir di Aceh Utara pada 28 Januari 1973.

Ia kini berusia telah berusia 51 tahun. Demikian dikutip dari itbpress.id. 

Zulfiadi Zulhan menghabiskan masa kecil di tanah kelahirannya.

Memasuki usia dewasa, ia merantau untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

Dirinya pernah mencicipi pendidikan di Jerman.

Baca juga: Sosok Bos Pisang Goreng Beri Gaji Karyawannya Rp7,2 Juta dan Ada Gaji Ke-13: Lihat Mereka Menggoreng

Berikut riwayat pendidikan selengkapnya:

- SD Negeri Meunasah Dayah, Peusangan, Bireuen, Aceh (1979-1985)

- SMP Negeri 1, Matangglumpang Dua, Bireuen, Aceh (1985-1988)

- SMA Negeri 1, Bireuen, Aceh (1988-1991)

  - Sarjana, Teknik Pertambangan, Opsi Metalurgi, Institut Teknologi Bandung (1991-1996)

- Magister, Rekayasa Pertambangan, Rekayasa Korosi, Institut Teknologi Bandung (1997-2000)

- Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulgangausländischer Studienbewerer (DSH), Goethe Institut, Jakarta dan Mannheim, Jerman (2001-2002)

- Doktor, Institut für Eisenhüttenkunde (Institute for Ferrous Metallurgy), RWTH Aachen University, Jerman (2002-2006).

- Insinyur, Program Profesi Insinyur, Institut Teknologi Bandung (2020-2021).

Sosok Prof Zulfiadi dosen viral ubah tanah jadi logam.
Sosok Prof Zulfiadi dosen viral ubah tanah jadi logam. (Kolase Tribunnews)

Karier Dosen
 
Zulfiadi Zulhan sudah menjadi dosen sejak 1998 silam.

Selain jadi pengajar, dia juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pirometalurgi dan Ketua Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi.

Dirinya juga dipercaya sebagai Anggota Senat Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) dan Anggota Senat Akademik ITB

Informasi tambahan, sejak 1 Agustus 2023 Zulfiadi Zulhan sudah menjadi Guru Besar dengan golongan kepangkatan Pembina (IV/a).

Kegiatan Penelitian:

 - Desulfurisasi lelehan baja dengan injeksi bubuk dalam Ruhrstahl Heraeus (RH Degasser), Technometal GmbH, Jerman, 2012

- Pemisahan arsen dan antimon dalam konsentrat timah melalui proses pemanggangan oksidasi-reduksi dan klorinasi, PT Timah, 2014

- Pengembangan teknologi pengolahan dan peleburan pasir besi serta bijih besi laterit menjadi produk besi spon atau pig iron/hot metal sebagai bahan baku pembuatan baja di Indonesia, Insentif Riset Nasional, 2014 Pemisahan besi logam dan oksida dari pelet/briket pasir besi menggunakan reduktor bed batubara pada temperatur 1400 C: pengujian laboratorium dan aplikasi di industri.

Penelitian kompetitif nasional, Skema Ipteks, 2015-2016

- Studi simulasi pengembusan oksigen di ladle, PT Antam, 2017

 - Studi reduksi bijih nikel laterit dengan reduktor batubara dan penambahan katalis, PT Antam, 2017

- Studi defosforisasi HC-feronikel pada kondisi reduktif menggunakan tanur induksi, PT Antam, 2018

- Pemanfaatan terak tembaga sebagai bahan baku pembuatan paduan ferro- manganese-silicon. P3MI - ITB, 2019

- Studi ekstraksi logam magnesium dan ferroalloy dari slag feronikel, MINDID, 2019

- Penggunaan konsentrat pasir besi dalam pengembangan produksi besi dan baja: karakterisasi dan percobaan skala laboratorium, PT Krakatau Steel, 2021

Baca juga: Sosok dan Harta Nina Agustina, Cabup Indramayu Ngamuk Ngaku Anak Eks Kapolri, Punya 25 Bidang Tanah

Jauh sebelum videonya viral, Zulfiadi Zulhan juga menggelar orasi ilmiah terkait reaktor plasma hidrogen ciptaan dirinya dan tim pada Sabtu (12/10/2024). 

Orasi tersebut bertajuk “Reaktor Plasma Hidrogen untuk Produksi Logam yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”.

Zulfiadi Zulhan menjelaskan logam yang ada di muka bumi berasal dari meteor. 

Logam tersebut kemudian bereaksi dengan air dan oksigen sehingga berkarat dan menjadi bijih.

Keberadaan bijih akan dipetakan oleh kegiatan eksplorasi teknik geologi dan teknik geofisika. 

Selanjutnya, proses penambangan bijih dilakukan oleh teknik pertambangan.

Hingga akhirnya sampai di pabrik pengolahan yang menjadi tanggung jawab teknik metalurgi.

Bijih yang sudah masuk ke pabrik pengolahan akan melalui berbagai proses hingga akhirnya menjadi logam.

Penampakan reaktor plasma hidrogen pertama di Indonesia ada di Teknik Metalurgi ITB.
Penampakan reaktor plasma hidrogen pertama di Indonesia ada di Teknik Metalurgi ITB. (Tribunnews)

Proses tersebut yaitu kominusi, konsentrasi, ekstraksi, dan pemurnian. 

Tidak hanya mengolah logam, teknik metalurgi juga berperan dalam mendaur ulang logam yang sudah tidak terpakai menjadi logam baru lagi.

Zulfiadi menyoroti kenaikan temperatur muka bumi yang sudah mencapai angka 1,58 derajat.. 

Salah satu kontributornya adalah industri pengolahan logam menggunakan blast furnace yang menghasilkan emisi CO cukup banyak. 

Masalah ini harus segera diatasi sebelum menyebabkan risiko kekeringan, gelombang panas, juga curah hujan yang tidak teratur.

Dalam upaya memproduksi logam yang tidak meninggalkan jejak karbon, Prof Zulfiadi mengenalkan reaktor plasma hidrogen yang memanfaatkan hidrogen sebagai reduktornya. 

Sampai saat ini, telah dilakukan berbagai percobaan dalam skala laboratorium untuk memproduksi logam menggunakan reaktor plasma hidrogen.

“Reaktor plasma hidrogen menggunakan green hidrogen dan sumber listrik EBT merupakan alternatif produksi logam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mari kita realisasikan pengolahan logam yang greener, cleaner, faster, smarter bersama,” tuturnya, dikutip dari itb.ac.id.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved