Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

28 Tahun Lalu Jadi Pegawai BUMN, Nasib Pria ini Kini Kerja Tukang Sapu Jalanan, Beri Pesan Bijak

Inilah kisah mantan pegawai BUMN jadi tukang sapu jalanan viral di media sosial. Ia memberi pesan bijak.

KOMPAS.com/Azwa Safrina
Inilah kisah mantan pegawai BUMN jadi tukang sapu jalanan viral di media sosial. Ia memberi pesan bijak. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah mantan pegawai BUMN jadi tukang sapu jalanan.

Ia memberi pesan agar segala perbuatan harus dipikirkan matang-matang.

Ia menceritakan dulunya saat menjadi pegawai BUMN kerap bolos bekerja.

Adapun sosok mantan pegawai BUMN jadi tukang sapu jalanan itu adalah Budi Santoso (51).

Budi menjalani pekerjaannya membersihkan area Taman Mayangkara, Surabaya, Jawa Timur.

Jika sekitar 28 tahun yang lalu memakai baju berjas dengan identitas pegawai badan usaha milik negara (BUMN).

Baca juga: 70 Tahun Cari Supiah Istrinya, Mbah Amad Mantan Tentara Nangis di Makam, Keluarga: Hanya Bisa Pasrah

Kini dia memakai baju oranye dengan memegang sapu membersihkan pinggiran jalan Kota Surabaya.

Sembari duduk di bawah pohon keres, Budi menceritakan bagaimana kehidupannya bisa berakhir menjadi tukang sapu jalanan.

Budi mengatakan, saat lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) pada 1993, dia langsung diterima di sebuah perusahaan besar.

Kemudian, pada 1997, Budi resmi diangkat sebagai pegawai BUMN.

Saat itu, dia masih sangat muda dan dipenuhi oleh ambisi serta keegoisan.

Sering kali, Budi memberontak dan tidak mau mengikuti aturan-aturan yang ada.

Budi Santoso seorang sapu jalanan di Kota Surabaya, Sabtu (25/1/2025).
Budi Santoso seorang sapu jalanan di Kota Surabaya, Sabtu (25/1/2025). (KOMPAS.com/Azwa Safrina)

"Karena kalau BUMN kan banyak aturan yang mengikat, misal jam 07.00 harus masuk, jam sekian makan siang, jam sekian pulang, tanggal sekian libur. Nah, di situ saya berontak," ucap Budi kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).

Setelah sekitar empat tahun Budi bertahan dengan pangkat II a, akhirnya dia terkena non-job dan ditempatkan di pendidikan perusahaan selama satu tahun.

"Di situ pokoknya datang jam 07.00 WIB, terus duduk di sini nanti datang seperti guru pembimbing, guru kerohanian, guru kesehatan, kami dengarkan. Selama satu tahun saya seperti itu, jenuh banget. Ada sekitar 12 orang," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved