Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Imlek 2025

Melongok Kesenian Wayang Potehi, Masih Gelar Pertunjukan Rutin di Klenteng Tertua di Surabaya

Pertunjukan wayang potehi digelar di Klenteng Hong Tiek Hian Surabaya. Sang dalang dari klenteng yang terletak di Jalan Dukuh ini rutin memainkan

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/NURIKA ANISA
Pertunjukan wayang potehi digelar di Klenteng Hong Tiek Hian Surabaya. Sang dalang dari klenteng yang terletak di Jalan Dukuh ini rutin memainkan seni pertunjukan wayang tradisional asal Tiongkok tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pertunjukan wayang potehi digelar di Klenteng Hong Tiek Hian Surabaya.

Sang dalang dari klenteng yang terletak di Jalan Dukuh ini rutin memainkan seni pertunjukan wayang tradisional asal Tiongkok tersebut.

Gelaran ini disebut satu-satunya pertunjukan wayang potehi yang setiap hari digelar di klenteng.

“(Wayang potehi) satu-satunya di Indonesia yang setiap hari main di klenteng. Kalau di klenteng lain juga main tapi enggak setiap hari, ada bulan-bulan tertentu,” ujar Dalang Wayang Potehi Klenteng Hong Tiek Hian Surabaya Eddy Sutrisna ditemui TribunJatim, Jumat (24/1/2025).

Baca juga: Ditinggal Nonton Wayang, Rumah Warga Bojonegoro Ludes Terbakar, Sisakan Puing

Eddy menyebut, minimnya pertunjukan wayang digelar satu kali dalam sehari.

Jadwalnya pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB kemudian dilanjutkan pada 13.00 WIB hingga jelang sore hari.

“Yang wajib satu hari satu kali, mestinya pagi. Pas sebelum pandemi sebenarnya tiga kali (pertunjukan), pagi, siang, sore,” ujarnya.

Eddy menyebut, wayang potehi ini sudah dimainkan turun temurun sejak 1960an.

Setiap cerita dari seni tradisional ini berkelanjutan (series) berkisah cikal bakal Dinasti Tang.

Baca juga: Reog Ponorogo Tampil di Wayang Jogja Night Carnival, Pukau Penonton yang Hadir

Sehingga, menurut Eddy, butuh beberapa hari menyelesaikan kisah tersebut.

“Setiap hari berseri jadi nyambung,” ujarnya.

Kesenian tradisional ini dimainkan secara lincah dari balik panggung pertunjukan.

Lantunan musik juga mengiring kisah yang diceritakan.

Menjelang Imlek, grup wayang potehi Lima Merpati di Klenteng Dukuh ini justru kebanjiran tanggapan.

Para dalang diminta untuk memainkan wayang di pusat perbelanjaan di Surabaya hingga pertunjukan luar kota.

Sementara saat Imlek, pertunjukan wayang potehi di Klenteng Dukuh diliburkan dan diganti bermain musik tradisional Tiongkok. 

“Tahun ini tanggal 29 Imlek, kami malah libur, tapi untuk mengisi kekosongan main musik tradisional pakai seruling,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved