Berita Viral
Kisah Adhit Dirumahkan TVRI Imbas Efisiensi, Pamit Kerja Hari Terakhir ke Istri & Anak: Pasrah
Adhit yang mengenakan seragam berlogo TVRI memeluk sang istri dengan penuh haru saat pamit.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Momen haru seorang ayah berpamitan dengan keluarganya karena hari terakhir bekerja di TVRI Yogyakarta, viral di media sosial.
Sosok dalam video adalah Yusuf Adhitya Putratama, warga Purwosari, Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik, Adhit (sapaan akrab) terlihat berpamitan dengan istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Kakak Ipar Sekdes Kohod sempat Cegah Penyidik Sita Komputer, Kabur saat Dimintai KTP
Tampak Adhit yang mengenakan baju berlogo TVRI memeluk sang istri dengan penuh haru.
"Disyukuri, pasti ada keindahan, tenang saja," ucap Adhit dalam video yang dikutip pada Senin (10/2/2025).
Tak hanya dengan keluarganya, Adhit juga berpamitan dengan rekan-rekannya di kantor TVRI Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Magelang.
Bahkan ia menyempatkan diri bertemu dengan penjaga kantin dan beberapa kolega lainnya.
Kabar mengenai pemutusan kerja ini diterima Adhit beberapa hari sebelum Hari Pers Nasional.
Ia mendapatkan pesan undangan dari kantornya yang berkaitan dengan kebijakan baru pemerintah.
Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa keputusan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
"Saat itu hati saya 'mak deg', ada apa ini? Apalagi terkait efisiensi, sebagai pekerja paling bawah, saya langsung berpikir, apakah saya akan diberhentikan?" katanya saat ditemui di rumahnya.
Tiga hari sebelum Hari Pers Nasional, tepatnya pada Kamis (6/2/2025), Adhit berangkat kerja mengenakan seragam kebanggaannya berwarna biru.
Ia sudah mengetahui bahwa hari itu akan menjadi hari terakhirnya bekerja di TVRI Yogyakarta, karena pemangkasan anggaran.
"Semuanya kontributor dirumahkan, tidak tahu sampai kapan, pasrah saja," ucapnya.

Keputusan tersebut juga mengejutkan istrinya.
Namun dengan tenang, Adhit mencoba menenangkan sang istri dan meyakinkannya bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Tuhan.
"Saat berpamitan dengan istri, dia kaget dan sedih. Tapi diberi pemahaman tentang rencana Tuhan ke depan," katanya, melansir Kompas.com.
Adhit sendiri masih menjalani tugasnya sebagai jurnalis, seminggu sebelum diberhentikan.
Salah satu liputan yang paling berkesan baginya adalah saat melaporkan insiden belasan wisatawan yang terseret ombak di Pantai Drini.
Dalam kondisi minim sinyal, ia tetap berusaha mengirimkan laporan ke kantor dengan cepat.
Momen tersebut menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan selama tujuh tahun bekerja di lembaga penyiaran milik negara tersebut.
Setelah tak lagi bekerja sebagai jurnalis di TVRI, Adhit punya rencana.
Ia akan mengembangkan usaha kuliner dan media sosial yang sebelumnya sudah menjadi cadangan pemasukan bagi keluarganya.
"Semoga ke depan bisa berkembang dan bisa untuk sekolah anak-anak. Yang terpenting, Allah pasti memberikan ganti lebih baik," ujar bapak dua anak ini penuh harap.
Baca juga: Prabowo Tolak Siswa SD Minta Tanda Tangan di Seragam, Akhirnya di Sepatu: di Baju Enggak Boleh
Pihak TVRI pun buka suara atas kontributor daerah yang dirumahkan.
TVRI mengaku tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada aparatur sipil negara (ASN), baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Mana bisa ASN di-PHK? Yang ada, pemakaian jasa kontributor di TVRI Daerah disetop dulu," kata Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI), Iman Brotoseno, seperti dikutip dari Antara via Kompas.com, Senin (10/2/2025) sore.
Ia lantas menjelaskan bahwa kebijakan pemberhentian pemakaian jasa kontributor tersebut merupakan kebijakan TVRI Daerah, bukan LPP TVRI atau TVRI Pusat.
Iman menjelaskan, kontributor merupakan honorer atau pekerja lepas yang baru dibayar menggunakan anggaran TVRI Daerah bila berita hasil produksi mereka ditayangkan.
"Dan kontributor bukan PPNPN atau pegawai pendukung non-pegawai negeri, bukan juga ASN, makanya tergantung daerah untuk mengurangi kontributor atau tetap memakai sebagian," jelasnya.
Baca juga: Viral Pembeli Tertipu Dapat Tewel, Penjual Durian Pasar Masjid Cheng Ho Pastikan Buahnya Berkualitas
Dia menjelaskan bahwa tidak ada kru produksi TVRI yang di-PHK.
Akan tetapi, lanjut dia, beberapa satpam, petugas kebersihan, dan pengemudi, yang merupakan pekerja alih daya atau outsource, terdampak PHK.
Dia menekankan bahwa TVRI patuh terhadap kebijakan efisiensi dari pemerintah, dan akan menerapkannya.
Namun, kata dia, TVRI tetap berusaha agar fungsi pelayanan publik tetap terjaga dengan menjaga ketersediaan tayangan.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan efisiensi anggaran pemerintah sebesar Rp306,69 triliun pada APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 demi menjaga stabilitas fiskal dan mendukung pelayanan publik yang lebih optimal.
Target tersebut tertuang dalam dokumen salinan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025 yang dilansir di Jakarta, Kamis (23/1).
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Pak RT Laporkan Ketua RW Gara-gara Tiang Provider, Emosi Disebut Terima Uang Kompensasi Rp6 Juta |
![]() |
---|
Sosok Valentina Gomez, Caleg AS Kampanye Bakar Al Quran, Viral di Media Sosial: Ini Korek Api |
![]() |
---|
Bantu Ambil Layangan Nyangkut di Pohon, Bocah 11 Tahun Malah Ditendang Sekdes |
![]() |
---|
Sosok Yuda Heru, Dokter Hewan Produksi Sekretom Ilegal untuk Manusia, Dosen UGM Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Sering Bolos Ngajar, Guru SD Ternyata Jahit Baju di Rumah, Ortu Ngeluh Siswa Telantar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.