Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Kepsek SMAN 1 Cianjur Dicopot Dedi Mulyadi, Susul Siti Fauziah, Dedi Mulyadi: Harus Pendalaman

Sosok Kepsek SMAN 1 Cianjur yang dicopot Dedi Mulyadi, kini susul Siti Fauziah Kepsek SMAN 6 yang telah dicopot.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar.ID
DICOPOT DEDI MULYADI - Sosok Kepala Sekolah SMAN 1 Cianjur Agam Supriyanta, Selasa (25/2/2025). Sang Kepsek dicopot imbas nekat tetap melakukan study tour. 

Menurutnya, penerapan makna study tour bisa dilakukan di berbagai tempat di Depok, tanpa membebani finansial orang tua murid. 

Meski dilarang Dedi, tapi pihak sekolah tetap memberangkatkan 347 siswanya dalam rangka Kunjungan Objek Belajar (KOB) selama delapan hari hingga Senin (24/2/2025).

Baca juga: Sosok Nisya Ahmad yang Kalah di Pileg 2024, Adik Raffi Ahmad Semringah Dilantik Jadi DPRD Jawa Barat

Terbaru, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi heran siswa bayar Rp 450 ribu untuk buku kenangan.

Dedi Mulyadi menyampaikan hal itu dalam obrolannya dengan salah seorang guru yang dikutip dari akun Instagramnya @dedimulyadi71, Sabtu (1/3/2025).

Dalam obrolan tersebut, sang guru mengatakan ada kebiasaan di siswa untuk membuat buku kenanganan sekolah.

Biayanya Rp 150.000-450.000 per anak.

Kepala sekolah dan guru pun sudah menyarankan untuk mengubahnya ke bentuk digital disimpan dalam Google Drive atau platform lain.

“Tapi kalau yang sekarang sepertinya tanggung, Pak,” ujar guru tersebut ke Dedi Mulyadi.

Mendengar itu Dedi tampak heran.

Sebab semua kenangan anak bungsunya, Ni Hyang juga disimpan dalam bentuk digital, bukan berbentuk cetak yang rentan hilang atau rusak.

Ia berharap sekolah-sekolah bisa mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mencari solusi yang lebih efisien bagi para siswa dan orangtua.

“Kita bisa simpan semua kenangan di akun Google Drive masing-masing. Kalau bentuk album fisik kan suka hilang,” kata Dedi, melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Dedi Mulyadi Heran Guru Dede Ajari Murid Setrika, Sindir Sekolah yang Suruh Murid Bayar Tiket Renang

Selain itu, ia juga menyoroti maraknya kegiatan wisuda di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Menurutnya, wisuda seharusnya lebih cocok untuk lulusan perguruan tinggi, seperti sarjana atau diploma.

“Saya melarang sekolah mengadakan wisuda untuk jenjang TK, SD, dan SMP. Buat saya, wisuda itu lebih cocok untuk S1 atau D3. Lebih baik kelulusan diselenggarakan sederhana di sekolah, seperti zaman dulu,” tegasnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved