Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hikmah Ramadan 2025

Puasa: Momentum Tepat untuk Edukasi Anak

Lebih dari sekadar ibadah individu, Ramadan juga menjadi kesempatan bagi para orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak mereka.

Editor: Dwi Prastika
Istimewa
HIKMAH RAMADAN - Dr KH M Syukron Djazilan, Pengurus Komisi Hubungan Ulama Umara MUI Jatim, menulis artikel berjudul "Puasa: Momentum Tepat untuk Edukasi Anak," yang ditayangkan pada Sabtu (8/3/2025). 

Oleh: Dr KH M Syukron Djazilan, M.Ag., M.Pd, Pengurus Komisi Hubungan Ulama Umara MUI Jatim

TRIBUNJATIM.COM - Setiap tahun, umat Islam dengan penuh sukacita menyambut bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT.

Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh, menahan diri dari makan, minum, serta segala hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Selain sebagai kewajiban ibadah, Ramadan juga menjadi kesempatan istimewa untuk memperbanyak amal kebaikan, seperti membaca Al Quran, bersedekah, berdzikir, bersholawat, dan memperbanyak istighfar.

Salah satu keistimewaan bulan Ramadan adalah adanya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Pada malam ini, Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dan mengabulkan doa mereka.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan doa, mendekatkan diri kepada Allah melalui salat malam, membaca Al Quran, serta berbagi dengan sesama.

Pemahaman yang baik tentang keutamaan bulan Ramadan akan membantu umat Islam dalam memaksimalkan ibadah serta memanfaatkan setiap momen di bulan suci ini dengan sebaik-baiknya.

Lebih dari sekadar ibadah individu, Ramadan juga menjadi kesempatan bagi para orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak mereka.

Edukasi sejak dini tentang puasa sangat penting, mengingat masih banyak masyarakat muslim yang belum memahami esensi ibadah ini.

Dengan membiasakan anak-anak menjalankan puasa sejak kecil, mereka akan lebih siap untuk menunaikan kewajiban ini ketika sudah baligh.

Pendidikan ini mencakup aspek moral, spiritual, kejujuran, sosial, kesehatan, serta disiplin dalam menjalankan ibadah.

Dalam perspektif tasawuf, puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi sarana penempaan diri, penyucian hati, dan pengendalian hawa nafsu.

Puasa membantu seseorang dalam mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana dijelaskan oleh cendekiawan Al Quran, Muhammad Quraish Shihab.

Dalam tafsirnya atas Surat Al-Baqarah ayat 183, beliau menyebutkan bahwa kewajiban puasa tidak disebutkan secara eksplisit siapa yang mewajibkannya, sebagai isyarat bahwa seandainya bukan Allah yang mewajibkan, manusia yang sadar akan manfaatnyapun akan tetap melaksanakannya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved