Hikmah Ramadan 2025
Pemburu Lailatul Qadar : Ciri-Ciri dan Keberkahannya
Malam yang penuh ke muliaan atau malam dimana Allah menurunkan segala bentuk pengampunan terhadap manusia sebagai wujud penghambaan
Berdasar hadits diatas memberikan penjelasan tentang ciri-ciri khusus yang dapat dirasakan dan diamati pada lailatul qadar. Ciri-ciri yang sesuai dengan hadits diatas, sebagai berikut.
Pertama, Malam yang cerah dan terang. Rasulullah SAW menggambarkan Lailatul Qadar sebagai malam yang sangat terang, seolah-olah ada cahaya bulan yang menyinari seluruh malam tersebut. Walaupun tidak ada bulan yang tampak dengan jelas seperti bulan purnama, suasana malam tersebut tetap terang benderang. Cahaya yang dimaksud bukanlah cahaya biasa, tetapi cahaya yang memberikan ketenangan dan kenyamanan. Malam tersebut tidak gelap atau suram, melainkan dipenuhi dengan sinar yang membawa kedamaian, seolah alam semesta turut memberikan penghormatan pada malam yang mulia itu.
Kedua, Suasana tenang dan tenteram. Selain terang, Lailatul Qadar juga diwarnai dengan ketenangan yang luar biasa. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malam tersebut terasa sangat damai, tidak ada kegelisahan atau kekhawatiran yang mengganggu jiwa. Suasana hati orang yang menjalani ibadah pada malam itu akan merasakan kedamaian yang mendalam, seolah-olah segala kesulitan atau kecemasan terangkat, memberikan ruang untuk fokus sepenuhnya pada ibadah kepada Allah SWT.
Ketiga, Cuaca yang tidak terlalu dingin atau panas. Lailatul Qadar juga ditandai dengan cuaca yang sejuk dan nyaman, tidak terlalu panas atau dingin. Cuaca yang ideal ini membuat umat Islam dapat beribadah dengan khusyuk tanpa merasa terganggu oleh kondisi fisik, seperti rasa panas atau dingin yang berlebihan. Ini juga menambah kenyamanan dan kelancaran dalam beribadah, terutama saat melaksanakan ibadah seperti shalat malam (tahajud) atau dzikir.
Keempat, Bintang tidak muncul sampai pagi. Salah satu tanda unik yang disebutkan dalam hadis adalah bahwa pada Lailatul Qadar, bintang-bintang tidak akan terlihat di langit hingga pagi hari. Ini menunjukkan bahwa langit malam tersebut tampak berbeda dari malam-malam biasa. Dalam kebanyakan malam, langit dipenuhi dengan bintang yang bersinar terang, namun pada Lailatul Qadar, langit menjadi tampak lebih sepi dan hening, tidak ada gemerlap bintang yang biasa terlihat. Hal ini memberikan kesan bahwa malam tersebut memiliki suasana yang berbeda dan khusus, yang memberi tanda bahwa malam itu adalah malam yang penuh keberkahan.
Kelima, Matahari terbit dengan cahaya yang lembut. Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setelah Lailatul Qadar berakhir, matahari akan terbit pada pagi hari dengan sangat indah, tetapi tidak dengan sinar yang kuat atau menyilaukan seperti biasanya. Sinar matahari pada pagi hari setelah Lailatul Qadar akan terasa lembut, mirip dengan cahaya bulan purnama. Hal ini menjadi tanda bahwa malam tersebut memang luar biasa, berbeda dengan malam-malam lainnya, dan membawa keberkahan yang tampak hingga matahari terbit.
Keenam, Setan tidak boleh keluar pada hari itu. Salah satu ciri yang sangat mencolok dari Lailatul Qadar adalah bahwa setan tidak dapat mengganggu umat Islam pada hari itu. Setan tidak dapat mengeluarkan gangguan atau godaan pada malam atau hari tersebut.
Ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat suci dan penuh dengan ketenangan spiritual, di mana umat Islam dapat fokus sepenuhnya pada ibadah tanpa adanya gangguan dari kekuatan jahat. Ini juga mencerminkan keberkahan malam tersebut, di mana Allah SWT menghalangi segala bentuk gangguan dari setan untuk memberi ruang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah dengan tenang.
Secara keseluruhan, tanda-tanda ini menggambarkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Keadaan alam yang tenang, cuaca yang nyaman, serta tanda-tanda langit dan matahari yang berbeda memberikan petunjuk kepada umat Islam bahwa malam tersebut adalah malam yang sangat mulia.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dengan harapan dapat meraih keutamaan malam yang lebih baik daripada seribu bulan ini.
Tetapi peru diketahui bahwa lailatul qadar juga merupakan salah satu bentuk kasyf nabawi, atau yang berarti pengalaman spiritual atau pencerahan yang diberikan oleh Nabi saw.
Oleh sebab itu, agar dapat merasakan syahdunya lailatul qadar, seseorang harus menjalani riyadhoh atau latihan spiritual yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan istiqomah. Selain itu, riyadhoh harus dilakukan dengan niat dalam hati yang tulus, ikhlas agar mendapatkan ridho dari Allah swt. Proses ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan keistiqomahan serta pengabdian yang konsisten agar dapat merasakannya. Dengan begitu, orang yang tidak memiliki hal tersebut, akan merasakan lailatul qadar sama seperti malam-malam pada umumnya.
Meskipun tanda-tanda kesyahduan ibadah lailatul qadar tidak bisa dirasakan oleh semua orang, tetapi ketenangan dan kedamaian pada malam itu, masih dapat dirasakan oleh seluruh orang.
Adapun orang-orang yang berburu Lailatul Qadar adalah mereka yang penuh dengan keikhlasan dan keimanan yang mendalam, serta berusaha meraih keberkahan dari malam tersebut.
Mereka berlomba-lomba menghidupkan malam tersebut dengan taqarrub ila Allah, mulai dari berdo’a, berdzikir, sholat malam untuk mengharapkan Rahmat-Nya dan memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat. Dijelaskan oleh Nabi saw melalui riwayat Abu Hurairah bahwa dengan melakukan sholat sunnah pada Lailatul Qadar dengan keimanan yang tulus dapat meleburkan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.