Berita Viral
Alasan Suami di Sulsel Pukul Istri Pakai Barbel, Dosen Unismuh: Ada Korelasi Tekanan Ekonomi & KDRT
Kekerasan dilakukan seorang suami di Maros, Zainal Abidin hingga mengakibatkan istrinya Sri Qihidayanti meninggal dunia, Sabtu (12/4/2025).
TRIBUNJATIM.COM - Kasus suami pukul istri pakai barbel terjadi di Sulawesi Selatan.
Pemicunya yakni tekanan ekonomi dan KDRT.
Pelaku diketahui bernama Zainal Abidin.
Zainal Abidin (37) nekat menghabisi nyawa sang istri, Sri Qihidayanti (42), menggunakan barbel.
Pelaku nekat melakukan aksi keji tersebut karena merasa tertekan dan frustrasi.
Ia emosi saat disuruh istrinya bekerja.
Tak pelak kasus pembunuhan yang dilakukan seorang suami terhadap istrinya sendiri ini menggegerkan warga.
Tepatnya di Dusun Carangki Utara, Desa Lekopancing, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (12/4/2025).
Baca juga: Maksud Oknum TNI Kirim Rp1 Juta Usai Bunuh Juwita, Orangtua Ikutan, Keluarga Korban Bakal Kembalikan
Program Ngobrol Virtual Tribun Timur menghadirkan bintang tamu Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar, Hadi Saputra, Selasa (15/4/2025).
Bersama Host Annisa Husnizhan, Hadi membahas terkait korelasi kondisi ekonomi dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Tema ini diangkat seusai kasus kekerasan yang dilakukan seorang suami di Maros, Zainal Abidin hingga mengakibatkan istrinya Sri Qihidayanti meninggal dunia, Sabtu (12/4/2025).
Hadi mengatakan relasi antara kekerasan dan kondisi ekonomi memang sudah tervalidasi dalam sejumlah riset.
Salah satunya dilakukan Komnas Perempuan pada awal masa Covid-19.
Baca juga: Nenek Gamma Kesal Pukul Aipda Robig di Sidang Perdana, Belum Terima Kematian Cucu, Terdakwa Melotot

Ketika banyak perusahaan bangkrut, melakukan PHK, dan angka pengangguran melonjak.
“Hasilnya, ditemukan korelasi antara tekanan ekonomi dan meningkatnya angka kekerasan dalam rumah tangga,” katanya.
LBH APIK Jakarta juga mencatat, sekitar 22 persen perempuan mengalami kekerasan pertama kali dalam rumah tangga justru pada masa pandemi.
“Ini menunjukkan bahwa rumah tangga yang sebelumnya baik-baik saja bisa berubah ketika tekanan ekonomi datang. Suami yang sebelumnya penuh perhatian, dalam situasi tekanan berat, bisa berubah menjadi pelaku kekerasan,” terangnya.
Ia mengatakan masalah ekonomi tidak hanya menciptakan ketegangan, tetapi juga memperkuat struktur sosial patriarki yang telah mengakar kuat.
“Kekerasan yang terjadi bukan semata-mata karena masalah pribadi, melainkan sebagai kompensasi atas kegagalan memenuhi tuntutan ekonomi yang diharapkan. Sayangnya, ketika perempuan tidak memiliki kemandirian ekonomi, mereka cenderung terjebak dalam siklus kekerasan,” tambahnya.
“Dalam kasus di Maros, misalnya, pelaku disebut sebagai buruh lepas. Ketidakstabilan ekonomi ini kemungkinan menimbulkan ketegangan ketika peran tradisional sebagai pencari nafkah utama terganggu. Gugatan istri pada posisi ini menjadi semacam penghinaan simbolik yang memicu kekerasan,” bebernya.
Baca juga: Nasib Guru Riniani Pukul Siswa SMA hingga Pingsan, Baru 1 Tahun Ngajar, Keluarga Murid Tak Terima
Ia pun mengimbau agar pemerintah segera mengambil langkah strategis guna mengurangi dampak krisis ekonomi yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.
Ia juga menyebutkan jika ada bantuan sosial baiknya harus dilengkapi dengan program pemberdayaan ekonomi yang nyata, terutama bagi perempuan, agar mereka memiliki kemandirian.
Menututnya, semacam ini sangat diperlukan untuk menciptakan stabilitas rumah tangga dan menekan angka KDRT.
“Salah satu solusi struktural adalah pemberdayaan ekonomi perempuan. Banyak riset menunjukkan, program-program seperti PKH, bansos tunai, dan UMKM lebih efektif jika ditangani oleh ibu-ibu, karena mereka lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya menekankan pentingnya peran lembaga sosial dan penyuluhan di tingkat masyarakat untuk membangun kesadaran dan mengubah paradigma relasi gender yang cenderung timpang.
“Kita perlu merombak pola pikir, mulai dari pendidikan, media, hingga institusi keagamaan, sehingga peran dan hak perempuan dipandang sebagai bagian integral dari kemajuan bersama,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
TribunJatim.com
viral di media sosial
suami pukul istri pakai barbel
Tribun Jatim
kekerasan dalam rumah tangga
KDRT
TribunEvergreen
kondisi ekonomi
berita viral
jatim.tribunnews.com
Makan Bareng di Mobil, Bidan dan Kekasihnya Ditemukan Meninggal di dalam Mobil |
![]() |
---|
Sosok Rheza Mahasiswa Meninggal saat Demo, Ayah: Katanya Kena Gas Air Mata, Tapi Tubuh Penuh Luka |
![]() |
---|
Andhika Pratama Kritik Anggota DPR dari Kalangan Artis: Stop Beri Reaksi Konyol |
![]() |
---|
Tangis Lilis Baru Jual Rumah Tapi Ditinggal Suami, Malah Nekat Bakar Kediaman Pak RT |
![]() |
---|
Bella Sofhie Mundur dari DPRD Kabupaten Buru, Sosoknya Sempat Didemo karena 11 Bulan Tidak ke Kantor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.