Berita Viral
Respon Anies Baswedan saat Namanya Masuk dalam Bursa Calon Ketua Umum PPP
Anies Baswedan pernah bertemu dengan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy alias Rommy.
TRIBUNJATIM.COM - Nama Anies Baswedan kini diisukan masuk dalam bursa kandidat calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sebelumnya juga Anies Baswedan pernah bertemu dengan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy alias Rommy.
Sejumlah nama tokoh besar memang santer disebut dalam bursa caketum PPP menjelang Muktamar PPP pada September 2025 mendatang.
Pertemuan Anies dengan Rommy kini dikaitkan dengan pembicaraan soal posisi Ketua Umum PPP.
Baca juga: Hubungan Jokowi dengan Anies dan Ahok Terungkap, Tapi Tak Hadir di Pertemuan Mantan Gubernur Jakarta

Juru bicara Anies, Sahrin Hamid, menjelaskan pertemuan itu tidak fokus membahas isu calon Ketua Umum PPP.
"Tidak secara khusus (membahas ketua umum PPP)," saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (1/6/2025).
Hanya saja menurut Sahrin, hubungan antara Anies dan Romahurmuziy telah terjalin sejak lama.
Keduanya adalah sahabat lama sejak masa SMA dan memiliki hubungan keluarga yang akrab.
"Pak Anies dan Gus Rommy itu teman sejak SMA dan orang tua mereka juga berteman. Jadi tentunya bisa bertemu dalam berbagai kesempatan," jelasnya.
Selain Rommy, Sahrin menyebut Anies juga memiliki hubungan baik dengan sejumlah tokoh Partai Persatuan Pembangunan lainnya.
"Tentunya Mas Anies berhubungan baik dengan banyak tokoh PPP," katanya.
Sementara itu pada kesempatan terpisah, Anies Baswedan enggan berkomentar banyak terkait namanya yang masuk bursa Calon Ketua Umum PPP.
"Memang masuk? enggak," kata Anies dikonfirmasi usai menyantap soto Yugisah di Mataram, Minggu (1/6/2025).
Terkait namanya yang masuk dalam bursa Caketum, Anies enggan berkomentar banyak.
"Enggak lah, kita makan soto dulu yang enak sekarang ya," kata Anies sambil tersenyum.
Anies mengatakan, kedatangannya ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan terkait agenda politik apapun.
Anies datang ke Lombok dalam rangka menghadiri pernikahan anak dari sahabatnya yang mengajar di Universitas Negeri Mataram (Unram).
Selain itu, Anies juga menyempatkan diri berjalan-jalan di Car Free Day di Jalan Udayana Mataram.
Anies juga menyempatkan menyantap soto legendaris Yugisah, yang sudah berdiri sejak tahun 70an.
Kehadiran Anies di Jalan Udayana Mataram ini disambut baik masyarakat yang antusias ingin bersalaman dan swafoto.
Selain Anies, tokoh-tokoh lain yang masuk dalam bursa tersebut antara lain Sandiaga Uno, Saifullah Yusuf, Dudung Abdurachman, Agus Suparmanto, dan Andi Amran Sulaiman.
Kehadiran nama-nama tersebut menjadi sorotan publik, mengingat peran strategis PPP dalam peta politik nasional pasca-Pemilu 2024.
Namun, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Anies Baswedan terkait kesediaannya maju dalam bursa ketua umum PPP.
Wakil Ketua DPW PPP DKI Jakarta, Belly Bilalusalam mengatakan dua nama itu kerap menjadi perbincangan positif dari kader partai berlambang Ka'bah itu.
Nama Jokowi juga masuk bursa Ketum PPP
Nama Presiden ke-7 Joko Widodo kini masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia dan (PSI) Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bahkan, Jokowi berpeluang untuk melawan anaknya sendiri, Kaesang Pangarep di Pemilu Raya PSI.
Hal ini membuat Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menyoroti soal langkah kedua partai tersebut.
Menurutnya, munculnya nama Jokowi, mencerminkan ada sejumlah persoalan serius di internal kedua partai.
Baca juga: Teman Masa SMA Ungkap Momen Langka Jokowi, 40 Tahun Tak Pernah Mengalami: Tersinggung

“Munculnya nama Jokowi di dua partai itu mengindikasikan tiga hal,” kata Jamiluddin kepada wartawan, Kamis (29/5/2025).
Pertama, menurut Jamiluddin, baik PPP maupun PSI tampak tidak memiliki kader internal yang mumpuni untuk diusung sebagai ketua umum.
Hal ini menunjukkan gagalnya proses kaderisasi yang seharusnya menjadi fungsi utama partai politik.
“Ini menyiratkan kaderisasi di dua partai ini tak berjalan, bahkan gagal. Padahal, kaderisasi penting agar regenerasi kepemimpinan berjalan mulus dan tidak terjadi kekosongan antar generasi,” ucapnya.
Kedua, ia menilai bahwa PPP dan PSI tampaknya masih menempatkan Jokowi layaknya "dewa penyelamat" yang dianggap mampu membawa partai ke Senayan pada Pemilu 2029.
Namun, anggapan ini menurutnya sangat spekulatif.
“Sejak tidak lagi menjabat sebagai presiden, reputasi dan citra Jokowi terus menurun. Banyak kasus yang membuat kepercayaan publik terhadapnya menurun drastis, mulai dari isu legalitas ijazah hingga dugaan KKN di lingkaran keluarganya,” katanya.
Jamiluddin memperingatkan bahwa menjadikan Jokowi sebagai ketua umum justru bisa menjadi langkah yang penuh risiko bagi kedua partai tersebut.
“Keinginan PPP dan PSI menjadikan Jokowi ketua umum ibarat berjudi. Jika perhitungannya meleset, dua partai ini bisa tetap jadi partai gurem,” ujarnya.
Ketiga, khusus untuk PSI, Jamiluddin menganggap ada keanehan tersendiri.
Sebagai partai yang selama ini mengusung semangat kaum muda, ia menilai aneh bila PSI justru menginginkan Jokowi—yang secara usia jauh dari kategori muda—menjadi ketua umum.
“Ironis jika partai orang muda dipimpin oleh manula. Hal ini menunjukkan PSI inkonsisten dan pragmatis. Idealisme partai digadaikan begitu saja,” ujarnya.
Sebab itu, Jamiluddin mengimbau agar PPP dan PSI melakukan kajian matang terhadap kelayakan Jokowi sebagai ketua umum.
“Jangan sampai perhitungan politik yang keliru justru membuat kedua partai ini makin terpuruk dalam peta politik nasional,” tandasnya.
Jokowi Diharapkan Daftar Jadi Calon Ketum PSI
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman merespons soal peluang Jokowi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PSI yang baru.
Andy meminta doa agar hal itu terwujud.
Untuk diketahui, PSI belakangan dikaitkan dengan Jokowi.
PSI juga disebut-sebut sebagai partai super terbuka, sebagaimana istilah yang pernah disampaikan Jokowi.
"Kemudian apakah Pak Jokowi akan menjadi calon (Ketua Umum PSI), kita doakan," kata Andy dalam konferensi pers di Basecamp DPP PSI, Jakarta, Rabu (13/5/2025).
Selain itu, Andy menyebut bahwa Kaesang Pangarep sebagai ketua umum petahana bisa mencalonkan lagi sebagai ketua umum PSI.
Jokowi Masuk Bursa Caketum PPP
Ketua Mahkamah Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ade Irfan Pulungan mengatakan, nama Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi masuk dalam bursa ketua umum partai berlambang Ka'bah itu.
Menurut Irfan, wacana tersebut berkembang secara alami di kalangan internal partai, mengingat kedekatan PPP dengan Jokowi selama dua periode masa kepemimpinannya.
"Muncul beberapa nama yang sudah beredar, dan juga muncul karena teman-teman PPP itu 10 tahun Pemerintahan Pak Jokowi, banyak lakukan komunikasi, berdialog, diskusi, ya muncul lah nama beliau (Jokowi)," kata Irfan kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).
Irfan menjelaskan bahwa kedekatan PPP dengan Jokowi sudah terjalin sejak awal pemerintahan.
Meski pada Pilpres 2014 PPP tidak mendukungnya, Jokowi tetap memberikan ruang bagi partai berlambang Ka'bah itu untuk bergabung dalam kabinet.
"Walaupun pada periode 2014, PPP dalam Pilpres tidak mendukung beliau. Tetapi tetap PPP dihargai, dihormati, masuk dalam kabinetnya, 2019 mendukung," ujar Irfan.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
Sosok Pengusaha Jual Ratusan NMax Bodong Tanpa STNK Rp15 Juta, Langsung Ludes 2 Hari |
![]() |
---|
Penjelasan Eks TKN Prabowo Soal Wapres Gibran Pernah Gunakan Pin One Piece: Jelas Beda Jauh Momentum |
![]() |
---|
Alasan Mbah Saiun Nikahi Gadis Bengkulu, Ibunda Bantah karena Hutang: Tidak Ada karena Dipaksa |
![]() |
---|
Isi Tas Penumpang yang Teriak Bawa Bom di Pesawat, Sejak Berangkat Kerap Tanya Bagasi |
![]() |
---|
6 Fakta Gerombolan Siswa SMK Siram Air Keras ke Murid Lain, Belinya Patungan Buat Tawuran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.