Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bowo Tahan Tangis Lihat Istri dan 2 Anaknya Ketakutan Terkepung Air Bah dan Longsor di Tulungagung

Bowo menahan tangis lihat istri dan dua anaknya ketakutan karena terkepung air bah dan material longsor yang menerjang rumah mereka di Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
LONGSOR - Bagian belakang rumah Suyitno (41) alias Bowo di Dukuh Klatak, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, rusak parah diterjang longsor tanggul Jalur Lintas Selatan (JLS), Kamis (5/6/2025). Longsor ini merusak 5 rumah dan menutup akses ke Pantai Klatak. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Akibat diterjang banjir dan longsor dari Jalur Lintas Selatan (JLS), Kamis (5/6/2025) dini hari, rumah Suyitno (41) alias Bowo di Dukuh Klatak, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, rusak parah.

Bagaian belakang rumah jebol diterjang air, tanah merah dan bebatuan.

Material longsor ini menembus hingga pintu depan, menghancurkan apa saja yang ada di dalamnya.

Bowo kehilangan seluruh surat berharga termasuk buku nikah, seluruh perabot elektronik, perabot rumah tangga dan seluruh baju.

"Ini tadi saya mencari baju yang terbawa air, untungnya dapat. Kalau gak dapat baju, gak bisa ganti nanti," ucapnya saat ditemui Kamis (5/6/2025) siang.

Saat kejadian, Bowo sedang ada di laut menguras perahu yang ada di Pantai Klatak.

Ayah dua anak itu pulang sekitar pukul 00.00 WIB, Kamis dini hari.

Sebelum sampai rumah, Bowo melihat air laksana bah datang dari arah belakang, menyembur dari dalam rumah ke jalan.

Bowo langsung teringat istrinya, Jayanah (39) dan dua anaknya K (15) serta E (8).

"Saat itu saya berteriak kencang, khawatir sama istri dan dua anak saya. Bagaimana nasibnya," kenang Bowo.

Dalam kepanikan, Bowo melihat istri dan dua anaknya sudah ada di depan rumah.

Baca juga: Tangis Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Dapat Bantuan Rp50 Juta, Dedi Mulyadi Seka Air Mata

Mereka menangis ketakutan karena terkepung air bah dan material longsor.

Ketiganya pun menjadi tenang setelah melihat Bowo tiba dan berusaha menyelamatkan mereka.

"Sebenarnya saya mau nangis melihat mereka, tapi saya tahan. Saya tidak mau mereka panik jika saya ikut menangis," ucapnya.

Bowo sempat kesulitan menjangkau keluarganya karena meterial longsor berupa bebatuan ukuran besar, bukan kerikil.

Banyak di antaranya berukuran kepala orang dewasa, sehingga berbahaya jika mengenai kaki.

Material longsor tertumpuk di jalan depan rumah Bowo yang merupakan akses satu-satunya ke Pantai Klatak.

Bebatuan dan tanah yang terdorong arus banjir juga merusak rumah Suyaji di seberang rumah Bowo.

Rumah berdinding papan ini kebetulan sedang ditinggal pemiliknya saat kejadian.

"Pemiliknya sedang ada hajatan ke Trenggalek, jadi rumahnya kosong. Tapi kesehariannya juga dihuni," jelas Bowo.

Total ada lima rumah warga yang rusak, yang paling parah rumah milik Bowo.

Longsor ini berasal dari tebing Jalur Lintas Selatan (JLS) yang tepat berada di belakang rumah Bowo.

Tebing ini dibuat dari tailing proses pembukaan JLS.

Sementara K, anak Bowo, bercerita, saat itu dirinya sudah tidur dan dibangunkan oleh ibunya.

Saat K mulai bangun, di dalam rumah sudah ada genangan air semata kaki.

Namun tiba-tiba tembok belakang jebol, dan air bah masuk.

"Adik saya bawa keluar bersama ibu. Pintunya juga susah dibuka karena sudah kemasukan material," katanya.

Setelah mereka keluar, air bah mengalir dengan deras menghanyutkan semua benda.

Kini Bowo dibantu sejumlah warga berhasil membersihkan lumpur.

Namun mereka kesulitan menyingkirkan bebatuan yang memenuhi bagian belakang rumah.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved