Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Lansia Tak Dapat Bansos & Ibu Hamil Dicoret dari PKH, Pegawai Kelurahan Disebut yang Menikmati

Lansia yang renta disingkirkan, justru bantuan sosial diduga dinikmati oleh mereka yang tak berhak.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
BANSOS SALAH SASARAN - Ilustrasi berita warga mengeluhkan tak lagi menerima bantuan sosial (bansos) pemerintah seperti KIS dan Program Keluarga Harapan (PKH). 

TRIBUNJATIM.COM - Kacaunya penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Banyumas yang tak tepat sasaran menjadi sorotan publik.

Keprihatinan diungkap warga RT 03/RW 09, Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Sabtu (21/6/2025).

Ia menyorot sebuah ironi yang menyakitkan.

KELUHAN SOAL BANSOS - Foto ilustrasi untuk berita sejumlah warga asal Desa Balaradin, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengeluhkan tak lagi menerima bantuan sosial (Bansos) pemerintah dalam Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan pangan non tunai (BPNT) meski masih terdaftar.
Ilustrasi berita warga mengeluhkan tak lagi menerima bantuan sosial (bansos) pemerintah seperti KIS dan Program Keluarga Harapan (PKH) (Kompas.com)

Pasalnya, lansia yang renta disingkirkan, justru bantuan diduga dinikmati oleh mereka yang tak berhak.

Laporan warga tersebut menguliti dugaan carut marut dalam proses pemutakhiran data penerima bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Warga lanjut usia yang sudah tidak produktif dan tak lagi bisa mencari nafkah, namanya justru terlempar dari daftar penerima.

"Di tempat kami, banyak manula yang sudah tidak bisa bekerja malah dicoret dari daftar bantuan," ungkap pelapor.

Kondisi ini terasa semakin janggal ketika dibandingkan dengan fakta di lapangan.

Menurutnya, ada penerima lain yang usianya jauh lebih muda, masih produktif, dan dinilai lebih mampu secara ekonomi.

Namun, anehnya nama mereka tetap aman dalam daftar penerima bantuan.

Puncak dari kejanggalan ini adalah sebuah tudingan serius yang dialamatkan kepada aparatur pemerintah tingkat bawah.

Pelapor menyebut, ada indikasi kuat salah satu penerima bantuan justru merupakan seorang pegawai kelurahan setempat.

"Termasuk ada pegawai kelurahan yang mendapat bantuan," tegasnya.

Temuan ini sontak menimbulkan keraguan besar terhadap integritas dan akurasi proses verifikasi data yang selama ini dijalankan.

Baca juga: Pemilik Warung Rugi Ratusan Juta usai Bantu Ambilkan Daun Pisang, Pelaku Bawa Receh Rp200 Ribu

Atas dasar serangkaian kejanggalan tersebut, warga memohon dengan sangat agar pihak berwenang segera melakukan peninjauan kembali.

Warga memohon agar ada audit menyeluruh terhadap data penerima di wilayah mereka.

Harapannya, bantuan dapat kembali ke tujuan mulianya, yakni menopang hidup mereka yang paling membutuhkan.

Keluhan serupa dilaporkan seorang ibu hamil.

Di saat perutnya semakin membesar, seorang ibu hamil di Kabupaten Banyumas justru harus menelan pil pahit.

Namanya tiba-tiba dicoret dari daftar penerima PKH, bantuan sosial yang selama ini menjadi salah satu penopang hidup keluarganya.

Melalui sebuah aduan publik pada Rabu (18/6/2025), ia menyuarakan protesnya yang berlandaskan rasa keadilan.

Kekecewaannya memuncak saat ia membandingkan nasibnya dengan para penerima bantuan lain di lingkungannya yang ia nilai jauh lebih sejahtera.

"Berbanding terbalik dengan yang lain, rumahnya bagus-bagus, emas pada pakai, punya tanah, punya sawah, tapi mereka masih menerima," tulisnya dalam aduan tersebut.

Ia pun memaparkan kondisinya yang menurutnya sangat layak dibantu.

Saat ini, ia tidak hanya sedang mengandung, tetapi juga masih menanggung dua anak kecil yang membutuhkan biaya sekolah dan bahkan belum memiliki rumah sendiri.

"Padahal saya lagi hamil dan mempunyai dua anak lagi, rumah saja saya belum punya, anak masih kecil-kecil dan masih membutuhkan biaya buat sekolah," ratapnya.

Penghentian bantuan yang tiba-tiba ini menimbulkan pertanyaan besar tentang akurasi data dan proses verifikasi penerima bansos di lapangan.

Merasa diperlakukan tidak adil, sang ibu memberanikan diri untuk bersuara dan memohon perhatian dari pemerintah daerah.

"Apakah adil...????? Mohon bantuannya pemerintah Banyumas," tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, keluhan yang menyentuh rasa keadilan publik ini tercatat belum mendapatkan tanggapan resmi dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Banyumas.

Baca juga: Anisyah Akhirnya Terima SK PPPK di Usia 56, sempat Berkali-kali Gagal Tes CPNS: Sisa 1 Tahun

Keluhan juga disampaikan seorang warga pekerja serabutan yang tak pernah dapat bansos padahal sangat miskin.

Warga di Kebumen, Jawa Tengah, ini sudah lama menantikan bantuan sosial dari pemerintah seperti PKH atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

Dalam aduannya pada Jumat (27/6/2025) malam, warga tersebut menceritakan kondisi keluarganya.

Sang suami yang berusia 48 tahun hanya bekerja serabutan di desa.

Ia mengaku, keluarganya belum pernah sekalipun menerima bantuan sosial.

Padahal, petugas survei sudah sering datang ke rumahnya.

"Terakhir kemarin disurvei katanya dari PKH, tapi sampai sekarang belum ada kabar," tulisnya, melansir dari Tribun Banyumas.

Karena terus menunggu tanpa kepastian, ia pun bertanya, "Bagaimana caranya agar bisa mendapatkan bantuan PKH atau BPNT?"

Pertanyaan warga ini dijawab langsung oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Kebumen.

Setelah melakukan pengecekan data, Dinsos P3A memberikan sebuah kabar penting.

"Hasil pengecekan masuk Desil 1," tulis Dinsos P3A dalam jawaban resminya.

Perlu diketahui, Desil 1 adalah kategori yang menunjukkan tingkat kesejahteraan paling rendah.

Artinya, keluarga ini tergolong sangat miskin dan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Warga Sambut Atlet Muaythai Peraih Emas Pakai Gerobak, Prabowo Disindir Soal Rolex untuk Pemain Bola

Meskipun sudah dipastikan sangat layak menerima bantuan, Dinsos P3A belum bisa memberikan tanggal pasti kapan bantuan tersebut akan cair.

Alasannya, pencairan saat ini masih difokuskan untuk para penerima lama.

"Saat ini yang sudah cair adalah penerima existing yang sudah memiliki rekening bansos," jelas Dinsos.

Bagi para calon penerima baru yang sudah masuk data Desil 1 seperti keluarga ini, Dinsos P3A meminta untuk kembali bersabar.

"Mohon untuk ditunggu nggih Pak/Bu," tutup pernyataan tersebut.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved