Anak Artis Minta Bantuan Damkar karena Jari Mendadak Bengkak, Panik Cincin Tak Bisa Lepas

TRIBUNJATIM.COM - Anak komedian sekaligus anggota DPR RI Eko Patrio, Nayla Ayu Adrevi Putri Purnomo menceritakan kejadian yang membuatnya memanggil petugas pemadan kebakaran.

Insiden ini dialami Nayla putri Eko Patrio saat berada di Jepang.

Jari Nayla tiba-tiba membengkak hingga cincin yang melingkar di jarinya tak bisa dilepas.

Melalui sebuah kesempatan, Nayla menceritakan hal tersebut saat menjadi bintang tamu di acara stasiun televisi swasta.

Dalam momen tersebut, gadis kelahiran Jakarta 12 November 2004 tersebut tampak mengungkap kejadian pahit yang ia alami.

Dalam kepanikan itu, Nayla meminta bantuan petugas pemadam kebakaran atau Damkar Jepang setelah ketiga cincin yang ia pakai tak bisa ia lepaskan lantaran jarinya tiba-tiba membengkak.

Baca juga: Kuli Proyek Kehilangan Gaji dan HP Lapor ke Damkar, Lega Bisa Pulang ke Rumah usai Diongkosi Petugas

Diungkap oleh Nayla, jika kejadian itu ia alami di hari ketiga saat dirinya liburan di Jepang.

Hal ini bermula ketika Nayla membeli cincin di Osaka, Jepang.

Esok harinya ia pindah ke Tokyo, semua berjalan dengan sangat baik hingga akhirnya ia terbangun di jam 3 pagi waktu setempat.

"Antara pergantian malam itu tiba-tiba cincinnya nggak mau copot. Jam 3 pagi aku ke toilet, tangan sudah bengkak semua. Tiga cincin itu nggak bisa keluar. Aku coba pakai sabun, lotion, dililit benang pun nggak bisa," ungkap Nayla dilansir dari Rumpi No Secret, via Tribun Jateng pada Jumat (4/7/2025).

Nayla yang pada saat itu panik mencoba tetap berpikir untuk bisa menemukan solusinya.

Ia sempat menduga jika jarinya yang tiba-tiba bengkak tersebut lantaran ia mengkonsumsi daging secara berlebihan.

Diduga, hal itu bisa memicu naiknya kadar sodium dalam tubuhnya.

Namun, hingga saat ini ia masih belum menemukan penyebabnya secara pasti.

Lebih dari satu jam Nayla mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri hingga akhirnya ia teringat oleh Damkar di Indonesia.

Ia kemudian menghubungi Damkar di Jepang untuk bisa membantunya.

"Aku research, ternyata Damkar di Jepang juga bisa bantu. Walau videonya pakai bahasa Jepang, aku paham intinya. Aku telepon tour guide jam 4 pagi, minta tolong buat reservasi ke Damkar terdekat," cerita Nayla.

Tak salah pilih solusi, Damkar di kawasan Ginza Jepang akhirnya merespon aduanya dengan sangat cepat.

Bahkan Eko Patrio tampak mengunggah momen Damkar Jepang membantu sang anak pada 22 Juni 2025 lalu.

Nayla terlihat sudah berada di kantor Damkar dengan menggunakan kursi roda.

Tampak 4 petugas telah mencoba melepas ketiga cincin Nayla dengan sangat hati-hati.

Kejadian serupa juga terjadi di Tulungagung, Jawa Timur.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Tulungagung telah 19 membantu warga yang kesulitan melepas cincin.

Petugas Damkar harus memotong cincin karena sudah terlalu sempit sehingga tidak bisa dilepas secara normal.

Pertolongan karena cincin sempit ini bukan hanya pada orang dewasa, namun ada juga anak-anak.

Menurut Kasi Operasional Dinas Damkarmat Tulungagung, Bambang Pidekso, mayoritas jenis cincin yang dipotong adalah jenis emas

“Ada juga cincin yang bahannya dari model atau perak. Tapi yang paling banyak jenis emas,” ujar Bambang.

Dia menambahkan, rata-rata cincin itu terlalu lama dipakai dan tidak pernah dilepas.

Tanpa disadari, ukuran jari semakin besar sehingga pada akhirnya cincin tidak bisa dilepas.

Mereka baru sadar setelah jari yang dilingkari cincin itu terasa sakit.

“Mungkin orangnya lebih gemuk, sehingga ukuran jarinya juga jadi lebih besar. Bahkan ada yang sampai bengkak karena cincinnya terlalu ketat,” ungkap Bambang.

Ada juga warga yang sudah ke rumah sakit karena kesakitan jarinya bengkak.

Oleh rumah sakit kemudian disarankan ke Damkar untuk melepaskan cincinnya.

Baca juga: Istri Depresi KDRT Lapor Damkar, Sang Suami Akhirnya Ditangkap Polisi, Persembunyian Terkuak

Untuk cincin yang masih ada sedikit celah, petugas Damkar akan memasukkan gunting untuk memotongnya.

Namun juga terlalu ketat, petugas Damkar menggunakan alat pemotong mini dengan daya listrik.

“Asal gunting bisa masuk, pasti bisa dipotong. Tapi kalau terlalu sempit, dimasuki plat tipis baru cincinnya dipotong,” jelas Bambang.

Setelah cincin terhasil dipotong, petugas Damkar akan melonggarkan kedua ujungnya sehingga bisa dikeluarkan dari jari.

Upaya ini cukup sulit jika cincin terbuat dari monel karena lebih keras.

Upaya ini lebih ringan jika cincin terbuat dari emas, karena lebih lunak.

“Kalau cincin emas lebih gampang, tapi kan akhirnya rusak karena harus dipotong,” sambung Bambang.

Untuk cincin emas akhirnya harus diperbaiki di perajin emas, atau dijual karena sudah terpotong.

Meski tidak terlalu menurunkan harga jual, setidaknya pemiliknya harus mengeluarkan biaya ekstra.

Bambang menyarankan, warga yang menggunakan cincin agar sering-sering melepasnya.

Jika sudah terasa sesak, mungkin karena bertambahnya berat tubuh, lebih baik dijual atau ditukar dengan yang ukurannya yang lebih pas.

“Mungkin terlalu sayang sama cincinnya sehingga tidak pernah dilepas,” tandas Bambang.