Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Magetan Perangi Gangguan Pendengaran, Dinkes Gandeng Unair untuk Skrining Dini dan Edukasi

Puskesmas dan Dinas Kesehatan berupaya menekan angka kasus gangguan pendengaran, yang dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Magetan.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/FEBRIANTO RAMADANI
SCREENING TELINGA - Salah satu tenaga kesehatan Puskesmas Kawedanan (baju batik), mempraktekkan kompetensi Screening Telinga, di Desa/Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Sabtu siang (19/7/2025).Puskesmas dan Dinas Kesehatan berupaya menekan angka kasus gangguan pendengaran, yang dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Magetan dengan melibatkan Unair. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Puskesmas dan Dinas Kesehatan berupaya menekan angka kasus gangguan pendengaran, yang dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Magetan.

Data Terakhir Dinas Kesehatan setempat menunjukan, ditemukan sebanyak 1024 kasus gangguan pendengaran untuk jenis Otitis Media, Serumen Prop 570 kasus, lalu Tuli Ototoksik 369 kasus, dan Tuli akibat Suara Bising 34 kasus.

Salah satu langkah yang dilakukan yakni melibatkan Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Bedah Kepala Leher (BKL), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Sabtu siang (19/7/2025).

Dokter Spesialis THT-KL sekaligus Perwakilan Departemen THT BKL Fakultas Kedokteran Unair, Rosa Falerina, dr., Sp. T.H.T. B.K.L.,Subsp.N.O (K), mengatakan, gangguan pendengaran harus dilakukan screening baik pada bayi baru lahir, anak anak, dewasa muda, hingga lanjut usia.

Baca juga: Hasil Pantauan Polisi Magetan pada Distribusi Elpiji 3 Kg, Singgung Soal Stok LPG

“Kami juga memberikan edukasi tentang alat untuk pemeriksaannya seperti Otoacoustic Emission atau disingkat OAE, kepada para peserta yang juga merupakan tenaga medis,” ujar dr Rosa, ditemui usai acara di Desa/Kecamatan Kawedanan.

Dirinya memaparkan, melalui OAE bisa dilakukan pada bayi baru lahir usia 2 hari. Hasilnya dalam waktu 5 sampai 10 menit bisa mengetahui fungsi daripada rumah siput si bayi. 

“Sebelum usia 3 bulan diharapkan sudah terdiagnosa apabila ada gangguan pendengaran. Jangan sampai menunggu merasakan sakit,” paparnya.

Di tempat yang sama,Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Magetan Retnowati Hadirini menilai, kegiatan ini dapat memberikan akselerasi, terkait dengan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), di seluruh puskesmas.

“Insya Allah menambah kualitas PKG Kabupaten Magetan, khususnya Tenaga Kesehatan Puskesmas Kawedanan semakin bagus,” tuturnya.

Ia menambahkan,dengan peningkatan kemampuan PKG yang dilakukan oleh para nakes, maka dapat mendeteksi dini ditemukan suatu penyakit. 

“Hasilnya pasien tidak sampai jatuh pada kondisi komplikasi, yang menyebabkan kematian ataupun kecacatan,” imbuhnya.

Baca juga: Diduga Sopir Microsleep, Truk Pick Up Tabrak Pohon di Magetan, Satu Korban Tewas di TKP

Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Kawedanan dr. Renny Kurniawaty, mengungkapkan, acara ini melibatkan Perhimpunan Dokter Spesialis THT Kepala dan Leher (Perhati-KL), dengan sasaran seluruh 70 pegawai medis dan non medis Puskesmas Kawedanan.

“Pengabdian masyarakat Departemen THT BKL dan Departemen Anestesi FK Unair, juga menyasar 150 siswa dan 30 guru di SDIT Badrusalam,” ungkapnya.

Dirinya berharap, kualitas pelayanan Puskesmas Kawedanan semakin meningkatkan, baik dari tenaga kesehatan maupun staff non medis.

“Kegiatannya Seminar Online dan Workshop soal pendengaran, dan bantuan hidup dasar, guna meningkatkan kompetensi petugas screening pendengaran bayi baru lahir sampai lansia,” tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved